webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Playboy

Bu Evi menyingkir sedikit, memberi Naya jalan untuk lewat. Wanita itu menatap Naya yang berjalan menuju pintu.

"Kamu mau kemana?"

Tanpa menoleh Naya menjawab, "Saya mau keluar, Bu. Seperti kata ibu, kalau nggak suka sama pelajaran ibu, kita boleh keluar."

Semua teman-temannya menatap Naya tercengang. Senakal-nakalnya murid laki-laki di kelas ini saja tidak berani mengatakan itu pada top five killer teachers di sekolah ini. Namun, Naya melakukannya.

Sebelum benar-benar menghilang di balik pintu, Naya melangkah mundur sekali. Ia menengok ke arah teman-temannya dan juga kemudian kepada bu Evi. "Kalian kan nggak suka sama pelajarannya, nggak mau ikutan keluar bareng gue?"

"Mau! Gue mau ikut, Nay," sahut Yuno memecah keheningan beberapa saat yang lalu.

"Yakin?"

Seketika Yuno tersadar dengan ucapannya dan ia langsung gelagapan di tempat duduknya. Ia menepuk bibirnya pelan.

"Begitu, Yuno?" Bu Evi bertanya kepadanya dengan senyumnya yang mematikan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com