webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Penyusup

"Zel, aku mau melanjutkan pembahasan kemarin malam mengenai ketua geng motor," ucap Avin dengan menatap manik mata zelsa lekat.

Perasaan Zelsa mulai tidak tenang, ia teringat dengan orang yang mengirimkan pesan sebelum pindah rumah, ia juga teringat saat ia hampir di culik ketika di rest area. Dengan sebisa mungkin ia harus terlihat tenang di hadapan suaminya. Ke empat teman Avin pun mendadak menatap ke arah Zelsa dan Avin dengan tatapan yang penuh arti.

"Mas, apa benar kamu ketua geng motor?" celetuk Zelsa yang membuat Avin dan ke empat temannya melebarkan bola matanya dan menjatuhkan rahangnya.

"Kali ini aku gak akan merahasiakan apapun dari kamu Zel, tapi aku mohon jangan kamu bocorin ke siapapun termasuk orang tua kita sampai waktunya tiba," ucap Avin dengan tatapan memohon pada istrinya, tanpa di duga Zelsa mengangguk samar tanpa banyak bertanya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com