webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Our Happy Day

Dila mengangkat sebelah alisnya. Gadis itu memang tak suka banyak bicara bahkan sangat irit mengeluarkan kata-katanya. Ia lebih suka menggunakan body language.

"Bokap gue nikah lagi. Istrinya muda, cantik, dan cuma beda tujuh tahun dengan abang gue."

"Lo udah pernah ceritain itu, Nay." Dila kembali berchattingan dengan pacar barunya kemarin.

Naya mengetuk-ngetuk meja. "Lo ada kenalan dukun nggak?"

Inessa tiba-tiba menyahut dari belakang. Cewek bertubuh paling kecil itu segera pindah ke meja depan Naya.

"Lo mau apa ke dukun? Hayo ngaku?" Inessa menatapnya penuh selidik.

"Mau nyantet lo, biar gak bisa ngomong lagi." Mata gadis itu menyorot dengan tajam.

Inessa memanyunkan bibirnya. "Yaudah kalau nggak mau bagi tau. Eh, btw kalian ikut nonton futsal nanti nggak?"

"Gak!" Keduanya menjawabnya kompak.

"Kenapa? Banyak cogan, lho. Ada Rifqi, Daniel, Darren, sama–"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com