webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Gelang Hitam

Zoya hendak kembali beebicara, tetapi Dara mendahuluinya. "Udahlah, Zoy. Mending lo kedepan aja. Guru-guru gak bakalan belain lo, yang ada mereka bakalan belain para murid kesayangannya ini."

Zoya melirik ke arah gadis dengan name tag 'Fatimah Andara'. Zoya mendengus lalu berjalan ke tengah lapangan, dimana semua murid yang tidak disiplin dikumpulkan.

Azka menatap Zoya, barisan mereka yang bersebelahan membuat Azka mendengar apa yang Zoya dan anak OSIS tadi bicarakan. Azka menatap dasi yang dikenakannya, satu ide terlintas di benaknya. Azka melepas dasi yang sudah terpasang rapih, lalu memasukkannya ke dalam kantung celana. "Woy, Sukiman. Gue gak bawa dasi, nih. Berati gue harus baris ke depan, 'kan?"

Elvino dan Davian menatap Azka tak percaya, padahal tadinya Azka memakai atribut lengkap.

"Az, lo jangan gila deh. Dasi lo 'kan--"

Davian tak melanjutkan ucapannya kala tangan Azka menutup mulutnya. Entah apa yang cowok itu lakukan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com