webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Ayah Jahat

"Gak ngerti, si abang yang ngerti," jawab Ema lemas.

"Ya udah, bawa hp Dirga ke sini. Gue yang undur deh. Lagian kalau panas Dirga masih kek gini, yang ada ga diizinin buat masuk juga ke dalam pesawat."

"Ntar si abang marah." Ema takut Dirga marah kalau dia membatalkan secara sepihak, tanpa diskusi sama Dirga terlebih dahulu.

"Gak akan marah. Ambil gih," suruh Satria dengan santai.

"Ya udah bentar. Tapi nanti gue harus bilang bunda sama Abi soal pengunduran ini."

Ema masuk lagi ke kamar Dirga, mau ambil HP abangnya itu diam-diam. Dirga masih memejamkan matanya. Sepertinya dia beneran pusing.

Untung saja Dirga gak sadar saat hp nya diambil oleh Ema di atas meja.

"Nih bang, udah gue buka juga kuncinya." Ema memberikan hp Dirga agar Satria bisa undur waktu penerbangan.

"Jadi hari Senin aja gimana? Atau gak Selasa?" tanya Dirga.

"Senin"

"Oke Senin ya. Dah nih, udah gue bayar juga."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com