"Ya ampun ... Sayang. Kenapa kamu menangis? Apa aku ada salah kata padamu? Atau ada hal lain yang membuat hatimu terluka?" Tanya Lion setelah mengintip wajah Nana yang membelakanginya. Lalu, ia menjadi panik saat melihat air mata mengalir dari sudut mata Nana.
Nana mengatur nafas nya yang berat, lalu mengumpulkan dirinya untuk bisa tenang dan menjawab pertanyaan Lion.
"Kenapa kamu mengatakan hal tadi? Entah kenapa aku mendengarnya seolah kau akan meninggal kan ku jauh sekali." Jawab Nana dengan suara yang bergetar.
Ia benar-benar takut dan sangat khawatir akan takdir yang begitu kejam bisa saja menghampiri nya. Di tinggalkan oleh yang di cintai semasa remaja mungkin tak begitu sakit, tapi bagaimana jadinya jika yang meninggalkan adalah kekasih hati belahan jantung. Mungkinkan ia bisa bernafas bebas kala ia tak ada?.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com