Lizzy membulatkan matanya. "Hamil? Aku hamil?"
"Iya, kau hamil. Aku tak tahu secara pasti tetapi yang jelas ada janin di dalam perutmu." Wanita itu menggigit bibirnya, entah harus senang atau sedih. Kedatangan bayi ini terlalu cepat sama seperti kedatangan bayi pertama yang tak pernah dia ketahui hingga Lizzy keguguran.
"Kau terlihat gugup, apa ada suatu masalah?" tanya Riska menangkap ada kecemasan dari riak wajah Lizzy yang tak sedap.
"Tidak terima kasih, aku pergi dulu." pamit Lizzy tergesa-gesa.
"Tunggu sebentar.." ucap Riska sambil menahan tangan Lizzy yang hendak berjalan meninggalkannya. "Katakan padanya tentang hal ini." Lizzy memasang wajah innocent.
"Pada siapa?"
"Tentu saja pada kekasihmu. Putuskan apa yang terbaik dan jangan coba-coba mengambil tetapan sendiri." Lizzy mendengus dan hanya mengangguk paham lalu keluar dari.
"Direktur bagaimana dengan hasilnya?" tanya Yunita melihat Lizzy keluar dengan terburu-buru.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com