"Kenapa, Ra? Bikin kaget aja!"
Laura ikut duduk bersama Nayla. "Lo tadi ngedumel apaan sih?"
"Oh, itu tadi Kak Zayn tadi ngajak gue kenalan. Sayang ya, Kak Zayn nggak tajir. Kalo dia tajir, pasti jantung gue udah dag dig dug," jawab Nayla.
Jujur, Laura merasa muak dengan orang yang selalu menganggap Zayn orang miskin. Kenapa sih mereka selalu mementingkan uang?
Tanpa basa-basi, Laura pergi meninggalkan Nayla. Yang ditinggal pergi hanya menatap punggung Laura bingung. "Aneh ih si Laura."
Laura terus berjalan menyusiri koridor. Namun pemandangan tidak enak kembali ia lihat. Ya, ia melihat Zayn yang sedang bersama Amira. Kakak kelasnya yang dikenal sangat sombong. Mentang-mentang sudah kelas 12, ia dengan enaknya menyuruh-nyuruh adik kelasnya. Untung
saja ia tidak menjadi korban.
Karena penasaran dengan apa yang mereka bicarakan, Laura pun mendekat namun dengan mengendap-ngendap.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com