webnovel

Petunjuk Baru

Di sebuah taman di dekat danau yang jernih, tampak di sekitar tempat itu sangat sejuk dan damai. Banyak dari mereka duduk di sana untuk bersantai, ada yang berduaan mengobrol bercanda, ada juga dari mereka yang duduk sendirian.

Cuaca hari itu memang sejuk sangat pas untuk bersantai, ditemani dengan pemandangan hijau yang membentang luas. Burung burung berterbangan menambah suasana semakin damai.

Terlihat satu kursi di bawah pohon yang rindang ada yang sedang duduk, dengan headphone di kepalanya dia menikmati musik di siang itu. Ya dia adalah Calvin, dia pergi dari rumah menuju danau itu untuk menenangkan diri. Sambil menghisap pelan rokok di tangannya, tatapan matanya kosong, dia seperti sangat memikirkan hal itu. Perasaan dia sangat berkecamuk mengenai apa yang terjadi dengan Fay, walaupun itu belum terbukti apakah itu Fay sahabat masa kecilnya atau bukan.

Tiba tiba ada tangan yang meraih pundak Calvin membuat dia kaget terbangun dari lamunanya. Dia langsung menoleh ke arah wanita itu, wanita itu juga kaget karena dia merasa kalau dia mengganggu Calvin. Kemudian Calvin melepas headphonenya dan tersenyum kaku.

"Maafkan aku, apakah aku mengganggumu?"

"Oh tentu tidak, aku hanya kaget."

"Tadi aku mencoba memanggilmu tapi kelihatanya kamu tidak dengar, jadi aku memutuskan untuk menghampirimu."

"Ya volume musiku memang cukup keras jadi aku tidak mendengarnya."

"Boleh aku meminta tolong."

"Tentu saja, apa itu?"

"Aku hanya ingin berfoto tapi aku sendirian jadi aku minta tolong untuk di fotokan."

"Baiklah, mana kameranya."

Wanita itu kemudian memberikan kameranya, Calvin meminta berjalan ke arah dekat danau biar lebih bagus. Akhirnya Calvin menjadi fotografer dadakan siang itu, wanita itu cukup pandai dalam berpose ketika berfoto, sedangkan Calvin sendiri memang pandai dalam pengambilan foto yang bagus.

"Mau gantian?"

"Tidak usah, aku sudah punya banyak foto di rumah," senyum Calvin

"Kamu sendirian di sini?"

"Ya aku hanya ingin bersantai sejenak, di sini terlihat damai."

Kemudian mereka duduk bersama, awalnya Calvin terlihat kaku namun karena wanita itu tampak asik akhirnya Calvin pun terlihat santai kembali.

"Kamu kuliah atau kerja?" Tanya Calvin

"Aku kuliah di universitas X sudah semester 4, sungguh membosankan."

"Bagaimana bisa, bukankah itu menyenangkan?"

"Hahaa... bagian mana yang terlihat menyenangkan?"

"Entahlah aku sendiri juga tidak tau," jawab Calvin tersenyum

"Kamu sendiri bagaimana?

"Aku cuma karyawan supermarket, tidak lebih dari itu."

"Tapi kamu menghasilkan uang kamu sendiri, tidak kebanyakan seperti orang lain yang bisanya cuma menghabiskan uang orang tuanya."

"Betul" jawab Calvin pendek.

"Sekarang sedang libur?"

"Meliburkan diri lebih tepatnya hahaaa..."

"Bagaimana bisa, potong gaji dong?"

"Tempat kerjaku kan berada di luar kota ini, semalam aku pulang kerumah secara mendadak jadi ya sudah lebih baik sekarang tidak masuk kerja."

"Begitu ya, tadi sepertinya kamu terlihat melamun apakah ada masalah?"

"Yahh namanya juga hidup, kalau ada masalah kan hidup akan lebih berwarna," Calvin tersenyum.

"Aku sendiri sering datang ke tempat ini ketika pikiranku sedang kacau, entah kenapa kalau di tempat ini rasanya sedikit melepas beban dalam hidupku. Setelah pulang dari sini aku kadang merasa lebih baik dari sebelumnnya."

"Betul, dulu waktu aku masih sekolah hampir setiap pulang sekolah mampir ke sini dulu. Duduk sendirian sambil mendengarkan musik, aku akan merasakan hal yang damai. Terkadang juga aku sampai ketiduran disini hahaa..."

"Serius? Hahaaa..."

"Terkadang sampai sore aku ketiduran lalu ada orang lewat yang membangunkanku," kata Calvin.

Mereka berdua mengobrol dan bercanda seperti sudah akrab sekali, padahal mereka baru bertemu hari itu. Mereka membicarakan hal-hal lucu yang pernah terjadi di kehidupan masing masing. Tawa Calvin pun pecah saat itu, dia yang awalnya muram sekarang sudah lebih baik lagi. Setelah hampir 2 jam mereka bersama wanita itupun berpamit untuk pergi.

"Aku ada kelas habis ini, jadi aku pergi dulu ya."

"Perlu aku antar?"

"Tidak terima kasih, aku membawa motorku sendiri kok."

"Oke baiklah, terima kasih untuk waktunya ya," kata Calvin tersenyum.

"Jangan melamun lagi," ledek wanita itu.

"Hahaaa tidak lah."

Wanita itu pun pergi meninggalkannya, Calvin terus memperhatikan wanita itu sampai dia tidak terlihat lagi. Kemudian dia beranjak dari tempat itu dan bersiap untuk pulang ke rumah.

"Oya siapa nama wanita yang tadi ya," gumam Calvin.

Calvin pun bergegas menuju tempat parkir motornya, dengan cepat dia pulang menuju rumah. Di tengah jalan dia melihat kedai makanan yang sering dia kunjungi, Calvin memutuskan untuk mampir ke tempat itu. Dia memesan beberapa makanan untuk di bawa pulang kerumah. Dia juga sedikit mengkhawatirkan Parker dan Viola yang dia tinggal tanpa pamit itu.

Di saat dia keluar dari kedai itu dia berpapasan dengan wanita berponi yang akan masuk ke dalam. Calvin tampak tertarik dan menoleh ke arah wanita itu, dia memperhatikan sebentar dan langsung bergegas pergi dengan motornya. Diperjalanan pulang Calvin memikirkan wanita berponi tadi, dan dia baru sadar kalau wanita itu sangat mirip dengan Fay dari Killer Kraken dengan cepat dia berputar balik kembali ke kedai itu. Sampai disana dia langsung masuk namun si wanita berponi itu sudah pergi. Dia tampak kecewa, kenapa tadi tidak langsung menegurnya.

***

Viola bolak balik melirik jam di dinding, dia merasa gelisah di ruangan itu. Hampir 5 jam sejak Calvin pergi namun masih belum kembali.

"Bagaimana kak, apakah dia baik baik saja?"

"Tenanglah dia pasti akan kembali."

"Aku takut dia melakukan hal yang bodoh."

"Yah ada kemungkinan seperti itu juga."

Mereka bertiga masih sibuk di ruangan kerja itu untuk menganalisa semua data yang masuk dari semua divisi, tapi masih belum ada perkembangan sama sekali. Mereka terus terhubung dengan markas besar untuk berdiskusi lebih jauh mengenai apa yang mereka dapat. Tiba tiba pintu terbuka,

"Kraaakkk!"

Semuanya kompak menoleh ke arah pintu, ternyata itu Calvin dia sudah kembali dengan membawa banyak makanan. Viola langsung menghampirinya dan memeluknya dengan erat membuat Calvin kebingungan. Parker dan komandan Jane hanya tersenyum.

"Ada apa ini? Aku susah bernafas," Tanya Calvin kebingungan.

"Bodoh, kamu menutupi banyak hal dari kami," kata Viola.

"Aku tidak bermaksud seperti itu."

"Kita mengalami banyak hal di beberapa tahun terkahir, tapi kamu masih belum menceritakan semuanya."

"Hahaaaa itu hanya akan membuat kalian bersedih kalau aku bercerita. Ini lebih baik kita makan dulu, aku mampir ke kedai makanan favoritku dulu semasa sekolah."

"Dengan senang hati," sahut Parker.

Komandan Jane tersenyum melihat itu, dia benar benar merasa senang kalau ternyata adiknya di kelilingi oleh orang yang menyayanginya. Dia juga terlihat sudah menjadi laki laki dewasa berbeda sekali dengan dia yang dulu sebelum meninggalkan rumah.

"Apa ada laporan yang penting selama aku pergi?"

"Belum ada, pergerakan semua divisi belum memberikan hasil yang bagus."

"Di kedai makanan tadi aku berpapasan dengan Fay, namun aku baru menyadarinya setelah pergi dari kedai itu. Ketika aku berbalik untuk memastikannya dia sudah tidak ada," jelas Calvin.

"Apakah benar itu Fay?"

"Dia sama persis dengan foto yang kita punya, dia terlalu cantik sehingga membuyarkan kosentrasiku hahaaa," Calvin pun tertawa.

Viola tampak lega melihat Calvin sudah tertawa seperti biasanya, dia benar benar kembali ketika sudah merasa lebih baik.

"Ini menguatkan fakta kalau dia benar benar Fay sahabat kecilmu vin, kalian berdua kan paling sering ke kedai makanan itu bersama, makanan favorit kalian saja sama. Apakah dia melihatmu dengan jelas Calvin?" Tanya komandan Jane.

"Harusnya dia sangat jelas melihatku, tapi tatapan dia seperti tidak mengenalku."

"Apa mungkin karena sudah hampir 15 tahun tidak bertemu sehingga kalian tidak mengenali satu sama lain?" Sahut Viola.

"Masuk akal."

"Menurutku itu tidak mungkin, kami mempunyai ikatan yang cukup kuat dari kecil. Tidak mungkin melupakan semudah itu," kata Calvin.

"Kalau dia benar benar Fay sahabat kecilmu, ada kemungkinan dia selamat dari kecelakaan itu. Kita sendiri waktu itu tidak bisa memastikan siapa saja yang meninggal, atau dia mengalami cedera yang cukup parah sehingga membuat dia tidak bisa menghubungi kita dan membutuhkan waktu bertahun tahun untuk pulih," jelas komandan Jane

"Aku memikirkan kalau dia mengalami cedera otak kemudian ingatannya hilang," sahut Viola

Semua melihat ke arah viola

"Bisa jadi."

"Yah ada kemungkinan itu."

"Seseorang mungkin bisa kehilangan ingatan mereka, namun rasa di masa lalu itu tidak akan pernah hilang. Contoh kecilnya dia yang sering datang ke kedai makanan itu sejak kecil, dia melakukan kebiasaan yang sama untuk kembali ke sana walaupun tidak mempunyai ingatan tentang itu tapi rasa pada tempat itu masih ada," jelas Viola.

"Sebuah petunjuk baru," kata Calvin.

"Baiklah sudah di putuskan kedai itu akan kita intai."

"Parker cepat retas kamera cctv yang berada di kedai itu, aku akan bergegas menuju kesana untuk mengintai langsung di tempat itu. Kalian perhatikan dari layar monitor," kata Calvin.

Calvin bergegas keluar ruangan dan menuju ke kedai makanan itu kembali.