Arya terus menatap ke arah Kinayah, tatapannya begitu lekat seakan-akan sedang meneliti Kinayah yang masih diam terpaku, dan belum beranjak dari duduknya.
"Kamu…" ucap Arya sembari ia mengerutkan keningnya.
"Ya?" hanya satu kata yang keluar dari mulut Kinayah, sambil dia meremas jari jemarinya dengan gelisah.
"Kamu yang terakhir, kan?" tanya Arya.
"Hah? Maksudnya…" tiba-tiba saja Kinayah tampak tidak bisa berpikir dengan perkataan Arya barusan.
"Maksudku, kamu kandidat terakhir yang akan wawancara, kan?" tanya Arya dan memperjelas.
"Oh… iya, benar… benar, pak," ucap Kinayah yang tergagap.
"Wah… kau sampai segugup ini. Tenang saja, didalam nanti wawancaranya tidak akan menyeramkan," ucap Arya karena sempat melihat Kinayah yang meremas jari jemarinya.
"Aku akan ke kamar kecil sebentar, dan tunggu aku sekitar sepuluh menit lagi. Kamu tidak keberatan, kan?" tanya Arya yang amat ramah.
"Tentu saja, tidak," jawab Kinayah segera.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com