webnovel

Bag 7

"Kamu pulang sana! Aku aduin ke Pipi kamu ya!" Keenan menunjuk wajah Karamel dengan tatapan mata yang masih tajam.

Karamel mengalihkan pandangan ke arah Keenan. Air mukanya seketika berubah. Ia tersenyum lebar. Kedua tangannya bergelantung manja di lengan Keenan yang duduk di sampingnya, karena Karamel memang sengaja menempatkan diri di kursi itu.

"Aku udah izin kok sama Mimi, dan Pipi gak akan bisa marahin aku." Mata Karamel mengerjap lucu.

Hal itu membuat Keenan semakin geram. Mimi dari gadis itu memang selalu memanjakannya, dan sang Pipi sepertinya terlalu takut pada istrinya.

"Lepas! Apaan sih kamu!" Keenan berusaha melepaskan pegangan tangan Karamel.

Namun pegangan Karamel terlalu ketat. Mungkin juga karena pria ini tak menyingkirkan tangan itu dengan kasar.

Sekesal apa pun ia pada Karamel, Keenan tak pernah berlaku kasar secara fisik pada gadis ini. Sudah Keenan katakan, ia menyayangi Karamel seperti adiknya sendiri.

"Kamu bisa pergi gak sih dari sini?!"

"Enggak."

"Santan!"

"Apa, Abang Keen Sayang~"

"Jangan bikin aku geli ya!"

"Aku gak ngelitikin Abang loh—"

"Maksud aku bukan itu! Sana deh kamu pergi! Ganggu kencan orang aja kamu tuh!"

"Abang seenaknya aja ya kencan sama cewek lain! Abang harus inget aku tuh calon masa depan Bang Keen~!"

"Sumpah jangan bikin aku merinding ya, Santan Kara!"

Luciana hanya mampu memperhatikan dua orang itu yang saling beradu ucapan tanpa henti. Ini bukan hal baru baginya. Bahkan ia seperti tak terlihat jika mereka berdua sudah seperti ini.

Tak lama, Luciana terbatuk. Mencoba menyadarkan Keenan atas keberadaannya.

Keenan segera menoleh ke arah sang pacar. Matanya membelalak.

"Eh, Sayang… kita pindah restoran aja yuk—"

"Aku ikut!"

"Enggak ada ya, Bocah resek!" Keenan mendelik. Ia segera menolak saat Karamel mengucapkan hal itu.

"Kee, udah makan di sini aja. Biarin aja Kara ikut makan sama kita."

"Tapi—"

"Aku gak apa-apa kok." Luciana tersenyum, lalu menatap Karamel yang sudah menatapnya sebal. "Aku kan harus mendekatkan diri sama adik kamu."

"Aku bukan adiknya Abang Keeeeen!!!" pekik Karamel tak terima.

Hal itu justru membuat Luciana tertawa. Sementara Keenan menatap bangga pacarnya itu.

Luciana memang paling bisa mengatasi keposesifan Karamel atas dirinya.

"Ya udah. Aku ikutin kata kamu, Sayang. Kamu memang harus mendekatkan diri sama adik aku."

"Siapa yang Abang maksud 'adik'?!"

Keenan tertawa lepas saat melihat wajah kesal Karamel yang menatapnya tak terima.

***