webnovel

Up to You

Di IT and Design Division

"Bagaimana ya membuat agar kedua lengkungan ini bisa presisi, atau coba aku tarik garis tengahnya dulu." gumam Naura, dimana gadis ini baru menggunakan software untuk Design Graphis yaitu Sketch, sebuah fitur pembuat prototipe. Dipilihnya software ini, karena Naura bisa berkolaborasi dengan desainer lain secara online, selama proses perancangan. Program ini juga memiliki fitur tata letak cerdas, di mana komponen akan secara otomatis mengubah ukuran berdasarkan keperluan desainer.

Beberapa saat gadis itu berkutat dengan rancangan tersebut, sebuah head phone menutup telinganya, sehingga Naura sama sekali tidak terganggu dengan komunikasi antar kubik yang ada di sekitarnya. Tangan mungilnya bergerak lincah menggunakan pen tool, dengan lebih banyak menekan mode path dan mode shape untuk menyeleksi dan memotong gambar, kemudian mengisi warna pada gambar yang Naura buat. Tidak lama kemudian, desain grafis yang dibuat gadis itu sudah mendekati apa yang diinginkannya. Naura tersenyum puas mengagumi hasil kerjanya hari ini.

Tanpa Naura sadari, sejak dari tadi petugas pantry tampak berdiri di samping kubiknya. Melihat staf yang akan dia kirimkan meal and drink sedang fokus, laki-laki itu tidak berani mengganggu konsentrasinya. Petugas itu hanya berdiri sambil mencari cara untuk memberi tahu gadis itu. Untungnya Irwan sedang berdiri karena memberikan print out pada Alana di belakang kubiknya.

"Mau ketemu siapa mas Agus..?" melihat petugas pantry berdiri di samping Naura, Irwan langsung menanyakan kepentingannya.

"Miss Naura... Tuan.." dengan tersenyum malu, petugas pantry menjawab pertanyaan Agus.

"Sampai besok mas Agus berdiri di situ, tidak akan ada respon dari gadis itu. Sebentar saya panggilkan..." Irwan langsung berdiri dan keluar dari kubiknya. Sebelum sampai di samping Naura, Irwan tersenyum melihat apa yang dibawa petugas pantry. Petugas itu membawa paper bag, yang dilirik Irwan berisi makanan dan minuman.

"Delivery dari siapa nih.. mas?" melihat paper bag tersebut, Irwan langsung konfirmasi pada petugas tersebut.

"Tadi saya mengambil di ruang CEO Tuan... Ada di lantai sembilan, ruang kerjanya. Saya hanya menjalankan perintah, diminta untuk mengantarkan ke kubik Miss Naura. Tapi melihat miss Naura sedang fokus, saya tidak berani untuk memberikannya." dengan senyum malu, petugas pantry menjelaskan pada Irwan.

Mendengar jawaban petugas tersebut, kening Irwan berkerut. Laki-laki itu berpikir, dimana relate Naura bisa mendapat delivery food and beverage dari CEO. Tidak mau banyak berpikir, Irwan langsung masuk ke kubik gadis itu. Tanpa permisi, laki-laki itu melepaskan head phone yang terpasang di telinga kanan dan kiri gadis itu.

"Heh..., ada apa Ir..?? Main lepas saja..." melihat Irwan melepaskan head phonenya, Naura langsung memukul lengan laki-laki itu.

"Tuh..., ada mungkin satu jam menunggumu sambil berdiri." Irwan langsung menunjuk ke arah Agus yang tersenyum dan menganggukkan kepala pada gadis itu.

"Oh..., ada apa mas Agus.., apa mas Agus ada perlu denganku?" Naura langsung bertanya pada petugas pantry tersebut.

"Mau mengantarkan paper bag ini Miss.., tadi saya diminta CEO untuk memberikannya pada Miss. Tapi melihat Miss sibuk, saya tidak berani mengganggu. Untungnya Tuan Irwan melihat saya, ini Miss." dengan hati-hati, Agus meletakkan paper bag di meja kerja gadis itu. Sudah mendengar penjelasan dari Agus, Naura tidak bertanya lagi.

"Mungkin kalau bukan kiriman kak Johan.., pasti dari kak Alex." pikir Naura.

"Terima kasih ya mas Agus.., jika ketemu dengan yang meminta bantuan mas Agus, sampaikan ucapan terima kasih saya." agar petugas pantry segera melanjutkan aktivitasnya, Naura tidak banyak pertama. Gadis itu langsung menyampaikan ucapan terima kasih.

"Baik Miss..., permisi. Mari Tuan Irwan.." Agus langsung membalikkan badan, meninggalkan Naura dan Irwan di dalam kubik.

"Na..., Na..., kiriman dari mana nih?? Ini bukan image saja kan, karena gosip yang beredar di lantai bawah? Terus kamu membuat drama, dengan mengirimkan delivery untukmu sendiri, dan meminta Agus untuk mengantarkannya dengan dalih kiriman dari CEO. Aku saja sampai sekarang belum tahu, wajah CEO kita seperti apa, yang kutahu hanya wakil CEO saja." tanpa melihat bagaimana perasaan Naura, Irwan langsung nyerocos ngalir ngidul.

"Up to you..., aku tidak peduli dengan omongan orang." dengan lincah, tangan Naura masuk ke paper bag, dan mengeluarkan paper cup berisi hot Cappucino. Selain hot cappucino, ternyata juga ada lima paper cup lain yang berisi minuman panas. Selain minuman, beberapa food grade paper juga ada di dalamnya, dan setelah dilakukan unboxing, ternyata terisi beberapa sandwich tuna. Tanpa banyak bicara Naura langsung mengambil sandwich dan memakannya langsung di depan Irwan.

"Na..., tega banget sih.. Boleh minta ga..?" dengan tatapan puppy eyes, Irwan merayu gadis itu.

"Hmmm..., tadi ngeledek dipikir aku buat drama. Sekarang pingin kan...," sambil tertawa, Naura memberikan paper bag, dan meminta Irwan untuk membagi ke teman-temannya yang lain.

************

Ruang CEO

Alexander tersenyum melihat sikap Naura yang tanpa banyak bertanya, menerima paper bag dari pertugas pantry. Bahkan tanpa ada kecurigaan sedikitpun, gadis itu langsung melakukan unboxing dan memakannya. Melihat Naura yang sedang menikmati meal dan drink yang dikirimkannya, di sudut hati laki-laki itu merasa hangat.

"Naura.., kamu berhasil memenjara hatiku. Bagaimanapun caranya, kamu harus berhasil aku miliki." Alexander bergumam sendiri. Mata Alexander tidak beranjak dari rekaman CCTV yang ada di screen laptopnya.

Beberapa saat, Alexander mengambil ponselnya, kemudian melakukan panggilan keluar.

"Ya Tuan Muda.." ternyata Johan yang sedang dipanggil oleh Alexander.

"Untuk undangan gala dinner di Marriot.., atur agar aku bisa mengajak Naura. Make over gadis itu, dan jika kamu tidak berhasil mengajaknya, batalkan saja acaranya. Aku tidak akan menghadirinya." tanpa mendengarkan komentar dari Johan terlebih dulu, Alexander memaksakan kehendaknya pada laki-laki itu. Jika sudah seperti itu, tidak ada jawaban lain dari Johan, selain mengatakan kesanggupannya tanpa mengatakan hal lain.

"Siap Tuan Muda..., secepatnya akan saya kondisikan. Apakah masih ada hal lain?" Johan menanyakan keperluan lain.

"Gunakan Bentley State Limousine untuk acara besok.., dan jauhkan kamera sejak kita masuk. Aku tidak mau membuat gadis itu merasa tidak nyaman. Juga bungkam mulut-mulut di lantai satu, aku dengar mereka sudah memojokkan gadis itu tanpa peduli perasaanya." Alexander menambahkan tugas lain untuk segera diselesaikan laki-laki itu.

"Hmm.., iya Tuan Muda." ucap Johan. Tanpa mendengarkan jawaban dari Johan, Alexander langsung mengakhiri panggilan telpon.

Laki-laki itu kembali mengamati Naura menggunakan kamera CCTV yang terkoneksi langsung dengan laptop yang ada di depannya. Kesibukan di sela-sela jam pekerjaan, saat ini diisi dengan memantau aktivitas yang dilakukan oleh Naura. Gadis itu betul-betul sudah menawan hati CEO perusahaan Andromega.

*************