webnovel

Mendadak Kaya

Setelah bertemu dengan Om Juna dan

juga Bapak Arvin, Dean hanya bisa

termenung. Entahlah, dia memikirkan

kehidupannya yang seakan sekarang

sedang menertawakan dirinya. Dean

duduk terdiam di balik kemudi, sesekali

mengacak rambutnya, berharap ini cuma

mimpi meskipun takdir ini tentunya

sangat baik dan merubah hidupnya. Tapi

ini terlalu mendadak, apa tidak bisa

semesta memberikannya aba-aba terlebih

dahulu?

Dean memukul kepalanya sendiri ke stir

mobil, menenggelamkan kepalanya sambil

mengacak-acak rambutnya.

Dia? Penerus tunggal perusahaan

pertambangan batu bara dan minyak

terbesar?

Dean menatap berkas yang diberikan oleh

Om Juna dan juga Bapak Arvin. Seolah

masih tidak percaya dengan apa yang

sekarang dia pegang. Belum lagi beberapa

platinum card serta black card yang ada di

tangannya sekarang.

Kalau benar ini mimpi, tolong jangan buat

Dean melambung tinggi dan berakhir

dihempaskan secara kejam ke kerak bumi.

Mereka akhirnya berkumpul di kafe Beye.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com