webnovel

KEPASTIAN

SELAMAT MEMBACA

Jangan lupa Vote + Comment

.........

Sandra bergegas kembali ke rumah. Ia sangat khawatir dengan keadaan orangtuanya. Setelah sampai, Sandra terkejut karena rumahnya sudah dikepung banyak wartawan.

"Ada apa ini? Bisakah kalian pergi dari sini," pinta Sandra sedikit panik.

"Wah, apa aku salah liat? Diakan Sandra yang hilang itu," ujar salah satu reporter di sana.

Kemudian reporter yang lain, langsung menghampiri Sandra dan meminta Sandra menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Namun Sandra menutupi kasus penculikannya.

"Dengarkan saya! Saya tidak diculik, dan saya baik-baik saja. Kalian bisa pulang," ungkap Sandra, dan beranjak ke dalam rumah untuk menemui orangtuanya.

*.*.*.*.

Vino hanya terdiam dan memasang raut iba melihat Nesha yang menangis tanpa mengatakan sepatah kata.

"Vin... gu—gue tau gue salah, tapi ini bukan sepenuhnya salah gue... kan?" akhirnya Nesha memberanikan diri berbicara.

"Iya iya, gue ngerti!" ujar Vino masih dengan kepura-puraannya mengetahui masalah Nesha.

"Terus gue harus gimana? Nyokap sama bokap gue udah ngusir gue, mereka kecewa banget," tutur Nesha dengan tangis yang menjadi-jadi.

"Apa yang udah Nesha perbuat, sampe-sampe dia diusir?" pikir Vino semakin penasaran.

"Terus... lu ngapain di sini?"

"Ini tempat tinggal sementara gue, apartemen Irwan"

"Nes... lain kali kalo ada masalah, cerita ke gue! Jangan dipendem sendiri. Kita kan temen," jelas Vino.

Nesha merasakan tubuhnya lemes. Ia ingin memuntahkan sesuatu yang mengganggu perutnya. Nesha mual dan berlari ke-wastefel yang ada di toilet.

Vino terkejut dan reflek mengikuti Nesha.

"Lu kenapa Nes? Lu lagi sakit? Yuk kita ke dokter."

"Vin... ini wajar buat cewe yang lagi hamil," tutur Nesha tenang, dengan membasuh area sekitar mulut dan wajahnya.

Vino membulatkan mata dengan sempurna, dia tidak menduga kenyataan akan sepahit ini.

"Ya Allah... " Vino meremas dahinya, terlihat begitu terpukul dengan kenyataan bahwa wanita yang ia sukai sedang mengandung anak orang lain.

"Berapa usia kandungan lu?" tanya Vino dengan posisi berdiri, tangannya melipat lalu badannya bersandar ke pintu.

"3 bulan," jawab Nesha spontan.

"Yaudah, mending lu istirahat! Kalo ada apa-apa kabarin gua ya."

Vino hanya berpura-pura tau apa masalah Nesha, namun saat mengetahui kebenaran masalahnya, ia juga harus berpura-pura tegar di depan Nesha.

Vino tidak bisa menenangkan diri, pikirannya sangat kacau. Sekarang ia hanya akan menemui Irwan dan melayangkan pukulan padanya.

.*.*.*.*.

Kyla sudah memikirkan rencana yang tepat untuk menjauhkan Hana dari kehidupan Rezza.

Kyla akan berusaha membuat Rezza mencintai Bella maupun sebaliknya. Jika rencana itu sudah tewujud...

"Aku tinggal menonton, sambil menikmati secangkir kopi," ucap Kyla.

"Malam ini... adalah awal dari rencana ku, biarkan orang yang menilai," lanjut Kyla dengan senyum mengembang.

*_*_*_*

Malam pun tiba. Di sebuah rumah megah, tengah berlangsung acara peresmian kerjasama antar perusahaan. Banyak awak media di sana yang tak sabar mengajukan berbagai pertanyaan.

Rezza telah sampai di kosan Bella. Bella datang dengan berjalan anggun namun sedikit canggung. Kali ini Bella benar-benar berdandan, karena ia tidak mau terlihat kusut di mata ayah Rezza.

Bella menggunakan dress dengan lengan panjang berwarna hitam, yang menampilkan belahan gaun bagian kaki sampai atas dengkul, menambah kesan seksi, dipadu juga dengan sepatu hag berwarna gold.

Rezza terus memperhatikan Bella dari atas sampai ujung kaki.

"Tidak kalah menarik!" tutur Rezza pelan, agak melamun melihat penampilan Bella.

"Hei, kenapa?" sergah Bella dengan mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah Rezza.

"Eh, ayo masuk!" tukas Rezza mempersilahkan Bella duduk di kursi depan, samping kursi kemudi mobilnya.

Setelah sampai di depan rumah megah itu, Bella terkejut dan menatap Rezza sambil memiringkan kepalanya.

"Apa ini? Kenapa kita ke sini?"

"Loh, emang kenapa? Kan acaranya di sini," jawab Rezza biasa aja.

"Gue mau balik, sumpah ini gak lucu!"

"Bell, sebenarnya acara ini gak akan berjalan kalo gak ada lo," Rezza mencekal tangan Bella, kemudian ia menjelaskan kenapa ia mengajak Bella datang ke acara itu.

Bella terdiam, ini hal yang sulit baginya. Bella tersenyum pada Rezza, akhirnya iapun mengerti dan mau menemui ayahnya. Rezza dan Bella masuk dengan bergandeng tangan, bak sepasang pengantin. Semua wartawan yang ada di sana pun tak henti-hentinya menyorotkan kamera pada mereka. Bahkan ada yang mempertanyakan, sebenarnya apa hubungan Rezza dan Bella. Inilah saat yang tepat untuk menyebar gosip tentang hubungan mereka.

Kyla sudah memperkirakan semuanya. Maka dari itu, ia membiarkan Bella bertemu Setyo, agar awak media menyebar gosip tentang hubungan Rezza dan Bella.

Dengan tak disangka-sangka Hana yang sudah hadir di sana pun, langsung menghampiri Rezza dan melepas gandengan tangan Bella, lalu menggantikan dengan tangannya.

Bella sedikit terkejut begitupun dengan Rezza, kemudian Bella berjalan berpisah ke tempat Setyo berdiri.

"A—ayah," panggil Bella pelan.

Setyo menoleh dan terharu lalu ia menunjukkan jempol pada Bella.

Setyo menitihkan air matanya dan melontarkan kata maaf pada putrinya itu.

Bella merasakan kebenciannya hilang saat berhadapan dengan ayahnya, Bella memeluk Setyo untuk melepas kerinduan

terdalam.

"Jangan pergi lagi nak, Ayah rindu!" ujar Setyo, membalas pelukan Bella.

Istri baru Setyo tidak ikut serta dalam acara perpanjang kerjasama itu. Ia hanya menyaksikan lewat tayangan live di tv. Jika ia datang, ditakutkan Bella akan semakin membenci ayahnya.

Saat acaranya sudah selesai. Semuanya sudah pulang. Bella berbaikan dengan ayahnya dan kembali tinggal di rumah megah itu.

Di kediaman Aryo. Hana berdebat dengan Aryo.

"Ternyata... kamu memperalat Aless untuk kepentinganmu. Diam-diam kamu menyuruh Aless mendekati anak itu, untuk mendapatkan kerjasama dengan Setyo? Apa aku benar?"

"Tutup mulutmu!" Aryo memperingatkan Hana.

"Kalau tidak, apa? Argh... aku sudah menikah dengan orang yang salah!" imbuh Hana dengan emosi kemudian berjalan cepat menuju kamarnya.

"Ya Allah..." Aryo meremas dahinya, dan duduk pasrah di sofa ruang tamu.

Rezza yang mendengarkan pertengkaran itu di kamarnya, juga pasrah dengan keadaan. Ia melihat bayang-bayang kehancuran hubungan orangtuanya.

Mbok yang menyaksikan perdebatan itupun, merasa kasihan dengan Rezza.

Adnan merekam pertengkaran Hana dalam video yang ia kirim pada Kyla.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA

Hay... Arigatou ya udah baca+vote, maaf kalau ada ketypoan.