webnovel

Aku Tadi Mencari Pakaian Dulu

Setelah Alesia berganti pakaian Alesia bergegas menuju ruang tamu saat Alesia sampai di ruang tamu Ridwan dan Coki tidak ada di sana saat Alesia hendak pergi ke kamarnya karena berfikir Coki sudah pulang tapi Alesia melihat beberapa orang membawa barang di letakkan di ruang tamu jadi Alesia tahu bahwa Coki belum pulang lalu Alesia melangkah ke arah ruang makan di sana ada Ridwan, Coki, dan Airin lalu Alesia duduk di samping Coki

"Kamu darimana aja sayang" tanya Coki sambil tersenyum menatap Alesia

"Aku tadi mencari pakaian dulu soalnya jadi lama" jawab Alesia tersenyum ke arah Coki lalu Alesia melihat tatapan Ridwan yang tajam ke dirinya

"Bukankah kamu punya banyak pakaian Alesia mana mungkin kamu lama karena mencari pakaian dulu" tegas Ridwan sambil melantangkan suaranya dan Alesia terlonjak kaget

"Pah mungkin Alesia tiduran sebentar di kamar makanya lama" jelas Airin sambil menatap wajah Alesia

"Sayang kamu mau makan aku ambilin yah" ucap Coki sambil menyiapkan piring dan memasukkan lauk pauk di piring Alesia saat Coki sibuk menyiapkan makanan buat makan Alesia tanpa Coki sadari Ridwan melangkah ke Alesia lalu menamparnya

PLAK

"Alesia kamu bikin malu mama dan papa kamu di tawarin Coki untuk membeli pakaian atau dress yang kamu suka malah kamu memanfaatkan kebaikan Coki dengan cara kamu membeli semua pakaian atau dress yang ada di mall" Ridwan menampar Alesia dan Ridwan berteriak kencang membentak Alesia dan Alesia langung meneteskan air mata mendengar bentakan Ridwan ke Alesia lalu Coki yang melihat Alesia menangis langsung memeluk Alesia dan mengusap ngusap punggung Alesia

"Maafin Alesia pah" ucap Alesia tulus sambil tetap meneteskan air mata di dekapan Coki

"Papa ngga habis pikir sama kamu Alesia kamu keterlaluan seperti ini papa dan mama ngga pernah mengajari kamu matre seperti ini kamu bikin malu papa dan mama ingat Coki itu rekan bisnis papa sekaligus anak teman papa" bentak Ridwan sambil tetap berdiri di samping Alesia yang masih menangis

"Om ngga papa koq Coki juga senang kalau Alesia meminta Coki membelikan sesuatu artinya Alesia ngga canggung ke Coki dan menganggap Coki pacar lagian kalau Coki jadi menikah dengan Alesia juga Coki akan membelikan pakaian atau dress yang Alesia suka" jawab Coki sambil tersenyum ke arah Ridwan dan tangannya masih menepuk nepuk punggung Alesia saat Ridwan akan menjawab istrinya langsung menjawabnya

"Pah ini sudah terlanjur walau kita marah ke Alesia ngga akan mengembalikan waktu yang terbuang dan kita ngga bisa mengulang waktunya kembali ingat pah walau kita marah tetap semua belanjaan Alesia tidak bisa di kembalikan lagi ke mall tersebut" jelas Airin sambil mendekati Ridwan dan Airin langsung memeluk lengan Ridwan untuk meredam emosinya

"Sayang ngga usah nangis" ucap Coki sambil tetap memeluk Alesia dan mengusap ngusap punggung Alesia

"Alesia karena kamu sudah menghabiskan banyak uang Coki untuk membelikan pakaian atau dress yang kamu suka padahal Coki masih status pacar kamu dan belum jadi suami kamu tapi Coki menuruti permintaan kamu untuk membeli semua pakaian atau dress yang ada di mall jadi kamu jangan mengecewakan Coki dan ingat setelah menikah kamu harus menjadi istri yang baik buat Coki kamu paham kan Alesia" jelas Ridwan memperingatkan Alesia lalu Alesia masih menganggukkan kepalanya sambil masih tetap meneteskan air mata di dada Coki

"Sayang sudah jangan menangis terus nanti jas aku basah karena kebanyakan menampung air mata kamu" canda Coki sambil terkekeh lalu mencium rambut Alesia yang masih ada di pelukan Coki

"Alesia hentikan tangisan kamu itu kasihan Coki panik kalau lihat kamu masih menangis" ucap Airin sambil tetap memeluk lengan Ridwan lalu Alesia keluar dari pelukan Coki dengan di banjiri air mata

"Maafkan Alesia mah pah" ucap Alesia tulus menatap Airin dan Ridwan bergantian sambil mengusap air mata yang masih menetes di pipinya

"Alesia harusnya kamu ngga minta maaf ke mama dan papa tapi kamu harusnya minta maaf ke Coki karena sudah mau menuruti semua permintaan kamu" jelas Airin panjang lebar sambil menatap Alesia dengan rasa iba

"Alesia papa maafkan kamu tapi kalau kamu merepotkan Coki dan memanfaatkan Coki lagi papa ngga segan segan mengeluarkan kamu dari kampus" tegas Ridwan sambil masih sedikit membentak tanda bahwa dia masih marah

"Coki aku minta maaf" ucap Alesia sambil menatap Coki lalu Coki menangkup wajah Alesia

"Sayang kamu ngga salah kamu membeli semua itu karena aku yang minta ke kamu" jawab Coki sambil tersenyum manis ke arah Alesia lalu Coki mengusap air mata yang menetes di pipinya dan Coki mengecup kening Alesia

"Makasih Coki" gumam Alesia singkat dan tersenyum tipis melihat bahwa Coki tidak marah kepadanya

"Sama sama sayang" ucap Coki lalu mengacak ngacak rambut Alesia dan membubuhkan kecupan di rambut Alesia

Wiliam dan Marsha membawa belanjaan mereka hendak menuju pulang ke rumah mereka ke parkiran mobil setelah melihat mobilnya mereka membuka pintu mobilnya dan langsung masuk lalu Wiliam menyetir dengan kecepatan sedang Wiliam fokus menyetir sementara Marsha melihat ke luar jendela

"Marsha tadi kamu beli apa aja" tanya Wiliam sambil melirik Marsha

"Beli makanan banyak kak buat persediaan" jawab Marsha sambil tersenyum ke arah Wiliam

"Bilang buat persediaan paling juga cuma sebentar sudah habis karena kamu sering makan" goda Wiliam sambil terkekeh

"Mungkin makanannya terlalu enak jadi aku cepat menghabiskannya" balas Marsha ikut terkekeh sambil membuka camilan

"Marsha bagaimana kuliah kamu" tanya Wiliam ke Marsha yang sedang memakan camilan

"Baik koq kak aku juga betah sama kuliah aku yang baru kalau kakak" gumam Marsha sambil menatap Wiliam

"Kakak juga senang kuliah di situ apalagi ada seseorang yang buat kakak jatuh cinta alias gebetan kakak" jelas Wiliam sambil terkekeh menatap Marsha

"Emang siapa nama gebetan kakak rumahnya dia dimana kak apa dia satu jurusan sama aku atau satu jurusan sama kakak" cerocos Marsha sambil menghentikan makan camilan

"Satu satu dong pertanyaannya Marsha" balas Wiliam singkat sambil memicingkan mata ke Marsha

"Maaf kak Marsha terlalu bersemangat" gumam Marsha cengengesan menatap Wiliam dan melanjutkan makan camilan

"Namanya Laura dan kayaknya kakak menaruh hati dari awal ketemu" jelas Wiliam fokus menyetir menghadap depan sambil tersenyum

"Hatinya di taruh dimana kak apa di kantin atau di aula" goda Marsha sambil terkekeh

"Marsha kakak serius bukan lagi becanda" ucap Wiliam sambil menoyor kepala Marsha

"Ih kakak" bentak Marsha sambil memegang kepala yang habis di toyor Wiliam

"Apa masih kepengin kakak toyor lagi Marsha manggil kakak'' goda Wiliam ke Marsha sementara Marsha hanya memutar bola mata malasnya

Setelah menelpon Alesia hati Laura merasa sangat iba mengingat semua yang di alami Alesia hampir di perkosa padahal orang tua Alesia tahu laki laki yang di ketahui pacarnya Alesia berani mesra mesraan sama Alesia di depan mereka tapi kenapa mereka malah masih menyetujui hubungan mereka

"Alesia kasihan sekali nasib lo melihat dari cerita lo ke gue bahwa laki laki yang orang tua lo tahu pacarnya lo sangat agresif banget sampai berani cium vagina lo, pegang vagina lo, cium payudara lo yang masih di bungkus pakaian atau BH, menjilat payudara lo yang masih di bungkus pakaian dan BH gue juga yakin kalau dia berani menelanjangi lo Alesia dan memperkosa lo" gumam Laura sambil menggidigkan bahu membayangkan cerita Alesia

Setelah berfikir tentang Alesia lalu Laura beranjak mencari pakaian atau dress yang akan di kenakan nanti malam di almari setelah mendapatkannya Laura langsung mencoba dress tersebut setelah memakai pakaian atau dress yang di beli Laura bercermin dan menatap penampilannya sekarang di cermin penampilannya sangat cantik dengan pakaian atau dress yang di beli tadi

"Gue semakin cantik pakai pakaian atau dress ini ngga sia sia gue nanya pelayan mall harga pakaian atau dress yang paling mahal di sana sehingga gue ngga perlu repot repot milihnya karena jujur semua pakaian atau dress yang di sana semua sangat menarik" monolog Laura sambil melihat badannya dari kanan, kiri, atas, dan belakang