Gu Qingjiu melepaskan genggaman tangan Yu Bao'er, lalu melihat ke arah pandangan Yu Bao'er. Barulah ia mengerti, mengapa Yu Bao'er bersikap seperti itu. Di ujung lapangan, terlihat seorang pria berseragam militer sedang berjalan perlahan. Walaupun langit sudah gelap, namun jelas terlihat ada aura dingin dan misterius yang terasa.
Setelah berjalan semakin dekat, terlihat jelas wajah pria itu yang bagaikan mampu membuat orang yang melihatnya terpana. Wajahnya yang blasteran, menunjukkan darah campuran yang mengalir pada tubuhnya.
Alisnya yang tebal dan tegas melengkung dengan sempurna, hidungnya mancung dengan kokohnya. Bibirnya yang tipis dan indah, lalu tulang wajah yang tegas semakin menambah ketampanannya. Postur tubuhnya tinggi dan tegap, kira-kira 190 cm tingginya. Ketika berbicara dengan orang lain, entah kenapa terasa sangat mengintimidasi lawan bicaranya.
Postur tubuhnya yang sempurna sungguh seperti seorang super model. Di bawah sinar lampu, wajah pria itu kini terlihat jelas. Ekspresi wajahnya yang begitu dingin membuatnya semakin terlihat begitu keren dan misterius. Namun bagaimanapun juga, tubuhnya yang terbalut seragam militer membuatnya menunjukkan sisi kejam dan tegas dari dirinya.
Benar-benar ketampanan yang luar biasa, membuat para taruna-taruna perempuan hampir saja tidak dapat menahan jeritan-jeritan yang ada di dalam hati mereka. Untung saja mereka masih dapat berpikir jernih. Kalau tidak, bisa-bisa malam ini mereka tidak akan dapat kembali ke asrama karena telah membuat kegaduhan. Bahkan para taruna laki-laki termasuk Chen Haoyang, juga terkejut ketika melihat kehadiran sosok yang ada di depan mereka sekarang.
Sedangkan Gu Qingjiu, tidak disangka kalau ia juga sedikit terkejut ketika melihat pria yang ada di depan matanya ini. Pria itu ternyata adalah pria yang bersama dengan pengemudi mobil jeep, yang pernah ia temui di pinggir jalan waktu lalu. Tidak disangka ia juga berada di pelatihan militer ini.
"Kepala instruktur regimen 79 pelatihan militer. Komandan bintang 2, He Niancheng." kata pria tampan itu. Suaranya tidak kencang namun terdengar tegas, suara yang agak serak-serak basah namun terdengar sangat berwibawa ini, sungguh membuat hati para taruna perempuan ingin menjerit lebih kencang lagi. Setiap kata yang terdengar, seolah dapat menyihir dan membuat setiap lutut para gadis itu melemah ketika mendengarnya, seakan ingin terbang ke langit ketujuh.
Ternyata pria itu adalah kepala instruktur! Batin mereka. Para gadis itu hampir saja meneriakkan isi hati mereka saking girangnya. Karena nantinya, mereka akan dilatih oleh pria seperti ini, mau berapa lama pun, mereka seolah-olah rela untuk menjalaninya.
Mendengar bahwa pria itu adalah instruktur kepala, Chen Haoyang segera dengan tegap memberi hormat dan berkata, "Instruktur regimen 79 pelatihan militer, Kapten Chen Haoyang! Kepada Komandan He Niancheng, memberi hormat!" Ternyata masih bintang 2. Padahal kalau naik satu kali lagi, dia akan bisa langsung jadi yang tertinggi di regimen 79. Walaupun begitu, tetap saja tingkatannya sudah termasuk tinggi. Batinnya dalam hati.
He Niancheng tampak menganggukkan kepalanya, ekspresi wajahnya sama sekali tidak ada perubahan. Kemudian, ia menatap satu persatu wajah-wajah taruna baru yang akan berada di bawah pengawasannya kelak. Ketika dilihat satu persatu oleh pria seperti ini, rasanya begitu bahagia. Namun lain halnya, kalau tatapan matanya begitu dingin, hal itu malah membuat orang merasa gugup. Setiap taruna yang ditatapnya satu per satu, masing-masing langsung merasa gugup dan takut.
Namun lain halnya dengan Gu Qingjiu, karena ia tidak merasa takut sama sekali,ia terlihat begitu tenang dan datar. Mungkin karena di kehidupannya yang lalu, ia sudah pernah melewati hal-hal yang jauh lebih menakutkan dari sekedar ditatap seperti ini. Sebab, ia telah melewati asam garam, dan pahitnya hidup melebihi dari taruna-taruna yang lainnya. Saat ini hatinya begitu tenang, dari matanya tidak terpancar rasa gugup sedikitpun.
Entah itu hanya perasaan Gu Qinjiu saja, namun rasanya Komandan He menatapnya lebih lama sepersekian detik dibandingkan dari yang lainnya. Namun pria itu dengan cepat menoleh ke taruna selanjutnya, sehingga ia merasa kalau mungkin, itu hanya perasaannya saja.
"Mereka baru saja sampai hari ini?" Tanya He Niancheng, lalu tampak Chen Haoyang menganggukkan kepalanya, "Benar, komandan. Mereka adalah anggota dari kelas 3-7." jawabnya.
"Oke kalau begitu. Besok bersama dengan taruna baru yang lainnya, jam 5.30 pagi harus sudah berkumpul di tempat ini." kata He Niancheng. Ketika ia melontarkan kalimat tersebut, terdengar begitu tegas dan berwibawa...