webnovel

Jeni Asaskia

Gini gini gue butuh yang namanya cinta sejati, gue butuh kasih sayang, gue butuh belain. Tapi dengan cara yang berbeda, gue muak dengan cara biasa yang ngucapin "I LOVE YOU," " Aku tidak bisa hidup tampa mu," ujung ujungnya ditingalin tampa sebab tampa jejak, dan ngunci diri dikamar berminggu minggu, berakhir bunuh diri. Au ah, gak elit banget. Gue Ikhlas, sabar. Gue ikhlas menjomlo sampai sekarang, kenapa? karena gue benar benar serius menantikan kehadiran cinta sejati gue, Karena gue tahu Sebenarnya kehadiran jodoh itu sangat sederhana. Jika sampai saat ini jodoh gue belum juga datang maka itu artinya saat itu gue belum benar siap dan membutuhkannya.

Sumi_Ati_5947 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
2 Chs

Chapter 1

 

                            0 1

Seketika hati ini kecewa pada kenyataan yang ada,

papa jahat!,

kata Itu yang pantas untuk papanya saat ini,

papa gak pernah bilang jika dia sudah menikah dengan wanita lain, sedangkan ibundanya baru saja meninggal 1 bulan yang lalu, tiba tiba saat ia pulang sekolah ada wanita lain masuk bersama dengan papah membawa koper besar,

Papah kau tega, kau jahat!

" Assalamualaikum,"  sapanya malas dan langsung masuk tampa melihat keberadaan dua orang yang sedang asyik mengobrol di ruang keluarga,

" Jenn, kau sudah pulang?," namun, gadis yang mengenakan pakaian putih abu abu itu tidak menghiraukannya,

" Jennn!,"

Gadis itu terus melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya disertai isakan kecil kekecewaannya, sedangkan papanya melihat anaknya ia tahu benar, pasti anaknya ini tidak terima dengan kehadiran wanita itu, ia menyusul menaiki anak tangga

Tok tok

Ceklekk

Pintu tidak dikunci, " jen, maaf papah tidak bilang karena papah sudah menikah. Papah cuma ingin mengembalikan keadaan meski tampa kehadiran almarhumah mamahmu, papah cuma ingin melihat kamu seceria sebelumnya,"

Jeni mengeleng, " Papah jahat!," kata itu terus menguasai otaknya,

bagaimana bisa papahnya melupakan almarhumah mamah dengan sekejap mata dengan mengantikannya dengan wanita lain, apalagi keliatannya wanita itu masih muda sekitaran dua puluhan tahun. Nggak,papah bener bener!

" Jenn-" ucapan papahnya terpotong dengan teriakan jeni,

" Pergii paa!, pergiii! Papa jahattttt!,"

" Pergiiiiii!," teriak jeni memenuhi ruangan, papahnya terdiam.

Ia mengerti, mungkin langkah yang ia anggap bisa merubah keadaan saat ini memang salah, sejujurnya ia hanya ingin melihat jeni bahagia. Ia tidak mau jeni kesusahan mencuci pakaian, beres beres rumah dan memasak, sedangkan pembantu sudah pulang kampung karena suaminya struk.

" Oke, papah pergi. Papah bener bener minta maaf sayang, jika benar semua ini membuat kamu semakin sedih," ujarnya kemudian mencium pucuk kepala putri sulung kesayangannya dengan lembut,

sedangkan jeni diam, merasakan hangatnya deru nafas papah  di rambutnya.

Ckleek

Pintu ditutup.

Jeni tidak tahan membendung air matanya, dadanya sesak, sesekali ia memukul dadanya karena sulit bernafas,  disertai memori memori tentang mamah kembali berputar, sosok itu kembali dalam ingatannya pada kejadian itu,

" Mamahhh!," gumam nya, dengan airmata yang terus membanjiri wajahnya.

_________________________________