Tiba di kampus, kedatanganku dengan Setya sudah di sambut oleh wajah Alex yang tampak glowing pagi ini meski dia adalah seorang laki-laki.
"Selamat pagi…" sapa Alex.
"Pagi juga, Kak." Setya menyambutnya.
Aku turun dari motor, tapi tidak dengan Setya. Aku bahkan tidak menyadari jika Setya mengenakan seragam sekolah nya.
"Aku akan pergi ke sekolah, kau akan di temani oleh kak Alex."
"A-aku?" tanyaku terbata-bata pada Setya.
"Hem, aku harus ke sekolah. Kau tenang saja, dia tidak akan menjual mu."
"Cih, kau…" aku melotot pada Setya. Hal itu tentu membuat Alex tertawa dan mengejekku.
Tanpa berkata apapun lagi Setya pergi menuju sekolah nya yang tak jauh dari arah kampus. Aku hendak melangkah, dan Alex menurutiku bwerjalan di belakangku. Aku tidak berani menoleh dan mengajak nya bicara lebih dulu, sampai akhirnya suatu kebiasaan ini membuatku harus menyapanya.
"Aku…" ucapanku terhenti saat menatapnya yang berdiri di belakangku.
"Ya? Katakan saja." Alex terlihat menungguku bicara.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com