webnovel

Sudah Biasa

Jam enam lebih lima menit, Jeha selesai mencuci piring dan perabotan masak yang tadi digunakan bibi untuk memasak sarapan.

Hari ini ia akan berjalan kaki menuju ke sekolah seperti biasa. Ia juga telah masuk kerja setelah kemarin meliburkan diri. Huh, ia terlalu malu pada bu Sari, dan kedua temannya.

Baru beberapa bulan bergabung tapi sudah sering absen. Apa lagi absennya karena Ry, bahkan lelaki itu terkadang yang meminta izin pada bu Sari.

Jeha mengelap tangannya. Ia mengambil tas selempang yang masih berada di dalam kamar. Lalu berjalan dengan pelan ke arah dapur lagi untuk berpamitan pada bibi.

"Bibi, Jeha berangkat dulu ya!"

Jeha mencium tangan bibi dengan khidmat. Rasanya, tak ada yang kurang. Meski bukan mama yang sedang Jeha cium tangannya tetapi Bibi sudah cukup mewakili.

Apa lagi usapan pelan bibi pada pundaknya. Seakan itu adalah gerakan mandra guna untuk menguatkan Jeha. Intinya, kehadiran bibi menjadi sangat berarti apa lagi untuk Jeha.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com