webnovel

Pergi

Jeha terbangun pukul tiga dini hari. Ia melihat tempat tidur di sampingnya. Novi tidur dengan pulas di sana. Jeha tersenyum melihat itu, ia beranjak daru tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi.

Ia akan melaksanakan salat tahajud. Dua rakaat salat malam yang mempunyai nilai pahala yang tinggi telah Jeha laksanakan. Selesai salat, Jeha berdzikir.

Tak lupa bedoa, mendoakan sang papa terutama. Semoga papa berada di tempat yang terbaik. Jeha juga mengaji, surat yasin tak lupa Jeha bacakan.

Hati Jeha jauh lebih tenang. Ia meraih tas selempangnya. Tangan Jeha merogoh isi tas itu, mengambil dompet kecil yang biasa ia gunakan untuk meletakkan uang.

"Pa?" Lirih Jeha.

Foto ini diambil saat Jeha masih duduk di taman kanak-kanak. Ia sedang digendong oleh papa saat itu.

Jeha mengelus foto usang itu. Mungkin orang lain dapat dengan mudah mengambil gambar bersama orabg tuanya tapi Jeha tidak. Ia hanya memiliki foto ini sebagai foto bersama sang ayah.

"Papaku ganteng banget."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com