webnovel

Hari Pertama

Malam ini terasa berbeda bagi Jeha. Hatinya sejak tadi terus berbunga-bunga.

"Duh, Je. Jan senyum mulu napa!" Jeha berbicara dengan dirinya sendiri. Ia menepuk pipi karena rasa pegal di area itu, bayangkan saja setiap menit tak Jeha lewatkan untuk tersenyum.

"Aku bisa gila kalau kayak gini terus!"

Jeha bergiling di atas kasur. Beruntung sejak kecil, ia tak pernah diberi ranjang oleh orang tuanya. Hanya kasur lipat yang menjadi alas tidur Jeha. Tak apalah, ini juga sangat membantu Jeha, apa lagi gaya tidurnya yang berputar seperti jarum jam.

Jeha bangun dari posisi tidur. Ia tersenyum cerah begitu terlintas pikiran cemerlang di otaknya. Ia segera berdiri dan berjalan keluar kamar. Ia harus melewati dapur untuk sampai ke tangga.

Tok! Tok! Tok!

Dengan pelan, Jeha mengetuk pintu kamar kak Mira. Masih pukul delapan, semoga kakaknya belum tidur. Obat yang biasa sang kakak konsumsi menimbulkan efek kantuk.

Ceklek!

"Ada apa, Je?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com