webnovel

Di Rumah Jeha

Jeha langsung menarik kepalanya. Jantungnya berdegub dengan kencang karena baru saja melihat Ry.

Hua! Bagaimana ini.

Padahal mati-matian, Jeha menghindar dari Ry di sekolah tapi kenapa dengan mudahnya Tuhan membuat orang itu berada di dekatnya, bukan maen langsung di rumah.

"Eh? Tapi kan, foto aku enggak ada."

Jeha mendesah lega menyadari hal itu. Foto dirinya tak pernah ada di rumah ini. Jangankan ada, Jeha saja tak memiliki foto khusus dirinya sendiri. Tak ada yang bisa Jeha banggakan seperti kedua kakak kembarnya yang super jenius, dan kak Mira yang kerap memenangkan perlombaan melukis.

Ternyata, Jeha sedang mengkhawatirkan hal yang tidak perlu. Huh!

Jeha berjalan santai menjauh dari dekat tembok. Ia masuk ke kamar dan segera bersiap untuk mandi.

"Mandi-mandi sendiri, makan-makan sendiri, cuci baju sendiri. Itulah nasibku."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com