webnovel

After Bulan Gosong

Jeha mengatur nafasnya, ia merasa sangat panas, dan lelah. Dengan posisi seperti ini, Jeha bisa merasakan detak jantung Ry. Sama seperti Jeha, jantung Ry berdetak dengan cepat.

Beberapa menit dalam posisi seperti itu. Jeha bagai anak kecil yang sedang berbaring di atas ibunya.

"Sayang, jangan tidur." Pipi Jeha ditepuk pelan. Hampir saja Jeha masuk ke alam mimpi.

"Heem." Hanya gumaman yang Jeha berikan pada Ry sebagai balasan.

"Capek." Keluh Jeha. Ia memeluk Ry dengan tangannya yang mungil.

Ry berdesis kala telapak tangan Jeha justru bergerilya di sekitar perutnya. Naik turun, mengusap di atas roti sobeknya.

"Yang, jangan dimain in gitu. Nanti bangun!" Ucap Ry memperingatkan Jeha.

Miliknya sudah ia keluarkan dari serabi lempit Jeha karena sebentar lagi azan subuh berkumandang. Bahaya jika burung Ry bangun lagi.

"Hem." Jeha asyik dengan kegiatannya. Tangannya juga semakin ke bawah menuju burung Ry.

"Yang!" Ry menggeram pelan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com