Di hari itu, pikirannya berkelana dengan apa yang baru saja terjadi. Di satu sisi, buku yang ada di genggamannya seketika terlempar ke depan kaca. Buku itu terbuka dan menampilkan beberapa lembaran buku yang mengarah ke sebuah jam.
"Oh tidak," ucapnya pelan. Jam yang ada di sana seketika meloncat keluar dari buku itu. Selang beberapa saat, jam itu berubah bentuk. Karena jam itu memiliki sepasang kaki dan juga tangan. Freislor yang melihatnya seketika ketakutan. Namun, ia memilih untuk membungkam mulutnya sendiri agar sang adik tak mendengarnya. Selang beberapa saat, Freislor turun dari kasurnya. Ia bersembunyi di bawah kasur dan mengurung dirinya sendiri.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com