Gadis itu menangis pelan, hal itu juga yang membuat dirinya memutuskan untuk kembali beranjak di kasur. Jemarinya dengan asal mengeluarkan kalung milik sang ayah. Ia mengingat kembali memori tentang dirinya yang berubah menjadi seorang pimpinan di pulau yang Ayahnya tinggali.
"Ayah, andai dirimu ada di sini. Sudah pasti aku akan memelukmu. Aku benar-benar membutuhkanmu," ucapnya pelan. Gadis itu menangis lagi, ia mencium liontin kalung itu dan memeluk guling yang ada di sampingnya dengan erat. Bebeapa saat kemudian, ia tertidur dengan lelap. Ketika Freislor tidur, Kreysa dan sang ibu kembali berbincang. Mereka berdua saling membicarakan hal yang penting.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com