"Hahaha, kau bisa membuktikannya nanti, Poresa. Lebih baik kita keluar dari labirin ini dulu. Apa ada yang punya cara?" tanya Breckson sembari melihat ke arah yang lainnya. Mikhael menggelengkan kepala. "Entahlah, Kak. Aku sudah memikirkan cara buat keluar dari sini. Dan, aku rasa jalan satu-satunya adalah dengan melewati jalur udara. Tapi, aku tidak menyangka sihir kita tidak akan bertahan lama jika berada di sana." Mikhael menjelaskannya secara singkat. Breckson mengangguk pelan. Freislor yang masih bertahan di sana berjalan ke arah dinidng.
"Open it," ucapnya pelan. Salah satu tangan Freislor ia letakkan di dinding. Tangan kanan Freislor penuh dengan luka. Selang beberapa saat, dinding itu terbuka. Ia tersenyum lebar. "Hahaha, aku tahu sekarang. Aku tidak pernah menduga bahwa darah dari monster ini menjadi pembuka untuk kita. Ayo, teman-teman." Freislor mengatakannya sembari tersenyum lebar.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com