Di hari itu, ia tertidur dengan lelap. Suasana kala itu hening, tak sama dengan Breckson yang kini berada di ruangan pribadinya. Remaja itu berurusan dengan beberapa dokumen yang ia pancarkan dari tangannya.
"Dokumen ini, huh, aku rasa ini akan memakan waktu yang sangat panjang," ucapnya dengan wajah kelelahan. Ia sempat merenung sejenak, berdiri dan keluar dari ruangan pribadinya. Mengunjungi sang adik yang berad di kamar. Dilihatnya kamar sang adik yang sedikit terbuka. Ruangan itu memperlihatkan bagaimana isi kamarnya sangat tertata rapi. Ada beberapa alat panahan dan juga pedang di sisi kiri dinding.
"Mikhael, apa kau bisa membantu Kakak?" tanya Breckson dengan suara lirih. Mikhael mengangguk pelan, berjalan ke arah kakak sembari membawa sebuah pedang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com