Tapi itu hanyalah analogy saja.
"Baiklah, gue jujur. Gue emang suka sama dia." Radit menyerah. Kedua bahunya pun melorot.
Lagi pula, Radit sudah mematikan panggilan telepon dari sang ibu. Jadi tidak ada masalah kalau dia jujur pada Silvi. Walaupun radit tahu, jikalau Silvi memegang rahasianya. Silvi akan menggunakan itu sebagai senjata mutakhir setiap kali dia butuh bantuan Radit di masa yang akan datang.
Silvi menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Radit. Membuat Radit terhenyak karenanya.
"Pas, sekali. Cocok banget sama gue." Silvi kegirangan.
Tapi Radit kebingungan. "Cocok apaan?" tanya Radit.
Radit ingin tahu apa yang dimaksud oleh Silvi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com