Melihat ekspresi di wajah Petra tiba-tiba berubah, Herman mengernyit samar, wajahnya berubah serius. "Soal perlakuan pamanmu… Ayah tidak menyangka."
Wajah Petra tampak semakin masam. Bahkan udara malam yang menyelimuti sosoknya pun terasa mendingin seketika, meski saat itu adalah musim kemarau.
"Petra…."
"Ayah datang untuk membicarakan hal ini denganku?" sela Petra. "Kalau memang begitu, kurasa pembicaraan ini tidak perlu."
Kata-kata yang keluar dari mulutnya agak lambat, namun dipenuhi aura serius. Dia melanjutkan, "Lagipula… sudah bertahun-tahun berlalu."
Herman menatap putranya. Entah kenapa, dia merasa ada yang salah. Dia menghela napas kemudian berkata, "Ayah membawa ibumu pergi lima tahun yang lalu, dan pamanmu ternyata menjebakmu seperti itu. Ayah tidak tahu…. Dan memang benar, sudah lebih dari empat tahun berlalu. Tidak perlu dibicarakan lagi."
Petra menatapnya dengan dalam, memperhatikan keraguan yang rumit berkilat di mata ayahnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com