webnovel

Demam Tinggi

Senyuman di wajah Raditya seketika membeku. Dia tidak menyangka Petra akan mengatakannya dengan begitu gamblang.

Arman, sementara itu, hanya tersenyum dan menepukkan tangannya, seolah tidak melihat masalah apapun antara kedua orang tersebut. Dia berkata, "Nantinya, kalian bisa berinteraksi lebih banyak…. Baik Radit dengan Mia, atau denganmu, sebagai kakaknya…."

"Kakak?" sahut Petra dengan dingin. Dia menatap Arman dengan wajah datar.

Begitu Petra menyela, bukan hanya Raditya, namun wajah Arman pun berubah.

"Mia sendirian di rumah. Meskipun Om Arman bisa bersantai, aku tidak bisa," lanjut Petra dengan tak acuh. Tanpa menoleh ke arah Raditya, dia berbalik dan berjalan pergi.

Raditya tampak merasa bersalah, namun ketika Petra sudah pergi, dia mengertakkan giginya dan berkata, "Sejak kapan dia merasa boleh bersikap arogan?"

Arman menenangkan diri dan meliriknya. "Orang-orang yang menginginkan hal besar harus bisa bersikap tegar.

Raditya mengatupkan mulutnya rapat-rapat.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com