webnovel

Trauma

Malam itu berjalan sangat panjang dan dramatis. Lidya sama sekali tidak mau ditinggal. Padahal Arjuna kebelet buang air kecil. Saking Arjuna tidak bisa menahannya, pak dokter ganteng itu lalu mengajak Lidya masuk ke kamar mandi.

Tentu saja hanya sekedar menemani Arjuna untuk buang air, tidak ada istilah berkelanjutan dengan hal-hal yang membuat adrenalin bertambah.

Lagipula saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk melalukan ritual mantap-mantap.

"Kamu gak sekalian pipis?" tanya Arjuna sembari membetulkan celana.

Lidya menggelengkan kepalanya. Dia masih sangat takut. Sejak tadi pandangannya terlihat kosong dan tidak jelas menatap apa.

Mereka lantas kembali ke kamar lagi. Namun, sebelum itu Arjuna mengajak Lidya ke dapur untuk membuatkannya teh hangat. Siapa tahu setelah meminum teh hangat buatan sang suami, hati Lidya bisa membaik dan berangsur tenang.

"Minumlah," saran Arjuna setelah menopang tubuh Lidya naik ke ranjang super empuk dan mahal.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com