"Mbak Aurel, dipanggil Nyonya katanya disuruh masuk," ucap Marni. Dia sengaja tidak memanggil Aurel seperti yang diperintahkan Melisa padanya lantaran Marni ingin menghargai Aurel.
"Seriusan, Bi? Saya boleh masuk sekarang?" tanya Aurel tersentuh.
Aurel memang wanita polos dan selalu berpikir positif. Lihat saja, meskipun dia selalu disakiti, dia tetap menganggap Melisa dan semua anggota keluarganya itu baik.
Aurel masuk tidak melalui pintu utama melainkan pintu samping, dikarenakan baju Aurel yang masih basah.
"Bi, maaf jika Aurel lancang, tapi baju saya kan basah, apa boleh saya meminjam baju Bibi?"
"Tentu saja boleh Mbak Aurel, eh maaf maksud saya Non Aurel." Marni bingung memanggil Aurel.
Kalau dilihat dari status Aurel, tentu saja Marni harus memanggil Aurel dengan sebutan Non Aurel karena Aurel merupakan majikannya. Namun, jika menurut perintah Melisa, Marni diharuskan memanggil dengan sebutan selayaknya teman sejawat.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com