Tidak peduli seberapa sabar Xuanyuan Pofan mengungkapkan ketidaksenangan dan juga kemarahannya yang sangat beralasan itu. Namun Liuli Guoguo tetap saja tidak mendengarkannya sama sekali.
Sebab, di dalam pikiran Liuli Guoguo hanya terpatri dan terobsesi pada dirinya yang dipermalukan, dan juga tersudut karena tadi dipukul pantatnya. Dia mengerutkan keningnya, kepalanya semakin memiring dan hanya menyisakan belakang kepala serta rambut hitamnya saja untuk diperlihatkan ke Xuanyuan Pofan. Lalu, air matanya terus saja mengalir dari mata anggurnya yang besar.
Xuanyuan Pofan benar-benar sudah menyerah ketika melihat situasi ini. Dia tiba-tiba merasa dirinya sangat bodoh sekali tadi, karena berusaha berdebat dengan gadis kecilnya yang kekanak-kanakan ini. Karena harus tahu saja, ketika seorang wanita mulai ngambek, semua alasan dan logika itu hanya sia-sia.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com