webnovel

=14=

Vero itu kesal

Iya, kesal

Banget malahan

Butuh kesabaran untuk menghadapi cobaan yang terjadi padanya hari ini. Hari yang panas, gerah, dan jangan lupakan dia saat ini tengah berjemur secara sukarela ralat! Dipaksa oleh oknum bernama Taniya Andria Anatasya atau singkatnya Nia.

"Heh kuda zebra! Sampai kapan gue dibiarin disini?! " tanya Vero dengan kesal dan menatap tajam Nia.

Saat ini Nia mengajari Vero taekwondo dengan Nia memakai payung sambil menyeruput es kelapa muda. Duh seger!

Vero kini masih bertahan dengan sikap kuda - kuda, yang sengaja di tahan oleh Nia supaya Vero pegal. Balas dendam ceritanya.

"Nih lutut bengkokin sedikit" Nia menendang lutut Vero dari belakang dan mungkin Veronya yang tidak siap atau memang dianya yang loyo. Dia pun jatuh kedepan.

"Lemah bener lu!" ejek Nia.

"Ya lo nya aja nyuruh gue berdiri disini dengan sikap kuda - kuda yang gak berubah - rubah lima jam, mana panas lagi." Vero ngoceh sambil terduduk.

"Heh matahari pagi tuh bagus buat tulang"

"Bagus ndas mu! Ya kalo matahari pagi. Ini udah jam 12 siang, nyet! Bukannya bermanfaat bikin gue sakit kepala"

"Yaudah deh sorry, ayok masuk!"

"Tarik" Nia yang hendak masuk kedalam rumah harus dihentikan oleh rengekan manja dari seorang Vero.

"Yaelah manja bener, bangun sendiri!"

"Gak mau! Kaki gue lemes" Vero merengek sambil menjulurkan kedua tanganya.

Dengan kesal Nia malah menarik kaki kiri Vero yang membuat sang empunya berteriak kesal.

"WOI! lo pikir gue apaan hah? Barang pungut? " Teriak Vero kesal.

"Nyadar juga lu! Dasar orang gila salah alamat yang sialnya muncul dirumah gue" ujar Nia dengan malas.

"Kan lo yang ngundaAANG ADADAHHH! Sakit woi! Pelan - pelan nariknya! Pala gue kejedot kerikil" Teriak Vero kesakitan saat kepalanya terkenal kerikil di tanah.

N

ia melepaskan kaki Vero yang sedari tadi dia tarik, sedangkan korban penarikan hanya mengembuskan nafasnya kasar karena bajunya kotor.

"Lo itu jadi orang gak usah manja! Cowok atau cewek sih lu! "

"Katarak lo! Udah jel–" ucapan Vero terhenti karena kedatangan Erik, kakak Nia yang sedang membawakan minuman.

"Gimana latihannya? Seru gak? " tanya Erik

"Gak seru bang! Gue disiksa fisik dan mental! " adu Vero sambil meminum es yang dibawakan Erik.

"Lo aja lemah! " ujar Nia mengejek.

"Lo liat adek lu bang! Gak ada rasa bersalah nya, bukannya minta maaf malah ngehina" tunjuk Vero pada Nia dengan dagunya.

"Terserah gue dong"

"Udah - udah! Kalian minum ya. Abang mau masuk dulu, mau ngasih kucing abang bayam. Dari kemarin gak mau makan sayur, padahal udah di kasih kangkung kemarin tetap gak mau, mungkin gak suka kangkung. Vero ada saran gak supaya kucing abang mau makan sayur? " tanya Erik.

Vero hanya menggeleng sebagai jawaban dan menatap Erik dengan wajah shock nya.

"Oh iya udah, abang masuk dulu ya" setelah itu Erik pergi kedalam rumah yang menyisahkan Vero dan Nia duduk di teras rumah.

"Abang lo kok bego? " tanya Vero dengan suara dipelankan.

"Tau tuh! Baru pulang dari luar kota jadi gitu otaknya. Bukannya kuliah tambah pintar jadi gitu dia, geser otaknya" Ucap Nia .

"Mungkin strees kali ya"

"Bisa jadi"

~#~#~

"Woi oper sini woi! "

"Kaki gue jangan disleding kampret! Lo kira ini sepak pola"

"HEH BADRUL! oper sini!"

"Bacot bener sih lo Ran! " ujar Benny kesal mendengar bacotan dari Ran.

Saat ini Ran, Vero, Riky, Benny, dan Angga tengah bermain basket bersama murid yang lain, mumpung Pak Deri selaku guru penjas sedang pergi mendadak tadi tidak tau kenapa.

"Hehehe sorry sorry" Jawab Ran sambil nyengir.

Mereka yang tengah asik bermain basket berbeda dengan Nia, Aya, Sandy, dan Rafa yang kini tengah ngegosip di pinggir lapangan basket. Nia dan Aya lagi mager sedangkan Sandy dan Rafa adalah anggota footsall, cuman sama lagi mager.

"Lo semua pada tau gak? " tanya Rafa yang memulai acara mari bergosip.

"Apaan? " tanya Aya antusias.

"Itu–..."

"Weh weh weh lagi ngapain nih? Gibah ya? " itu suara Angga yang datang bersama Vero, Riky, Ran, dan Benny. Karena mereka telah selesai bermain basket dan kini ikut bergabung bersama Rafa.

"Ganggu aja monyet satu ini" ujar Aya kesal karena acara mari bergosipnya terganggu.

"Ada apa ini? ikut dong! " Vero kini ikut duduk bersama Rafa dan yang lainnya dengan duduk melingkar.

"Lo semua pada tau Pendi gak? Kemarin gue liat dia di Coffee Shop" ucap Rafa dengan serius.

"Pendi wakil ketua osis? " tanya Vero

"Yang pacarnya kakel Dewi itu? " kali ini Aya yang bertanya.

"Iya ya bener!" seru Rafa

"Emang kenapa?" tanya Sandy

"Gue liat dia di Coffee Shop bareng Wanda, sambil pegangan tangan" seru Rafa membuat mereka semua kaget.

"ANJIR GILA!! " teriak mereka serempak kecuali Nia dan Riky yang menatap datar mereka. Anak kalem mah beda.

"Udah gue tebak dia itu selingkuh" Ucap Ran

"Emang bener Raf? " tanya Sandy memastikan

"Ho'oh gue liat dengan mata kepala gue sendiri"

"GIBAH TROSS!!! " teriak Nia dan Riky bersamaan

"Idih sirik aja lo berdua" seru Benny.

"Eh eh eh lo tau penjual basok di depan sekolah kita? " Rafa kembali memulai acara gosipnya.

"Apaan apaan? " tanya mereka antusias kecuali Nia dan Riky yang merotasikan mata mereka malas.

~#~#~

Aya dan Nia tengah membeli bakso di perempatan deket rumah Aya, selagi menunggu mereka tengah asik memainkan ponsel nya sambil berbincang ringan, Aya sesekali melirik tukang baksonya.

Dia ingin bertanya perihal apa tukang bakso yang selalu nongkrong di depan sekolahnya ini punya istri lima, yang diberi tau oleh Rafa saat disekolah tadi. Masalah nya itu dia takut entar dia buka privasi orang, kan gak enak.

Tapi Rafa tau dari mana ya? Dasar biang gosip gak jelas asal usulnya. Batin Aya.

"Nia menurut lo Angga itu gimana? " tanya Aya tiba - tiba membuat Nia yang disampingnya kaget.

"Tumben nanya si Bekicot, adapaan emang?"

"iih gue nanya, lu malah balik nanya"

"Ya lo nya aja aneh, tiba - tiba nanya si Angga. Emang kenapa? "

"Tau ah gelap" ujar Aya kesal

"Kenapa lo suka ya?" goda Nia

"Idih gak ya" elak Aya langsung berdiri dari duduknya. "Bang lama amat baksonya jadi! Cepetan elah! " ujar Aya tak sabaran.

"Sabar atuh neng" tukang baksonya kini sibuk membungkus bakso punya Aya dan memberinya pada Aya.

"Nih bang" Aya memberikan uang lima puluh ribu pada tukang baksonya.

"Makasih neng"

"Nia gue diluan ya" ucap Aya setelah itu dia pergi meninggalkan Nia sendiri.

"Lah gue ditinggal sendiri, dasar sayton Aya!" Nia hanya kesal karena ditinggal Aya padahal yang mengajak adalah Aya.

"Bang! Bakso saya mana! Dari tadi kok belum jadi, padahal saya pesannya cuman enam" ujar Nia

"Sabar atuh neng, saya bukan cumi - cumi tangan saya cuman dua ini loh"

Nia hanya menghembuskan nafasnya kesal, ini semua gara - gara Aya, pake ditinggalin lagi. Batin Nia.