Selamat membaca
.
.
"Kamu ngapain di sini" gadis yang di sapa secara tiba tiba itu pun melompat kaget. Secara spontan sarah melompat mundur dan berbalik melihat siapa pelaku yang telah mengangetkannya. "hah? Akira? Kok lo di sini?!" tanya Sarah dengan wajah kaget luar biasa saat mendapti ternyata Akira adalah pelaku yang sudah membuat nya kaget bukan main. Ia fikir Akira ada di dalam sana, maka ia fokus untuk mengintip ke dalam kelas, dan tidak terfikir olehnya bahwa mungkin saja Akira berbelok sebelum nya ke tempat lain makanya ia tidak bisa menemukan Akira di mana pun ia mencari. Dan benar saja, Akira tidak di kelas.
"Yang harusnya nanya itu aku, kamu ngapain di sini?!" tanya Akira dengan wajah tak senang ya g kentara.
"Cari lo lah! emangnya apalagi? Memangnya aku punya kepentingan apa di kelas 12 ipa 4 selain nyariin lo?" cerca Sarah melipat tanganya di dada memasang wajah ngambek dan pura pura kesal.
"serah!" Jawaban yang tidak Sarah harapkan pun keluar dari mulut seksi Akira, ia fikir Akira akan menjawab dengan kata kata lain, tapi siapa sangka dia akan menjawab dengan kalimat sakral yang biasa di ucapkan oleh kaum wanita yang tidak konsisten dan menyebalkan. Seperti megang contoh nya, kata terserah paling sering muncul dalam percakapan antara sahabat nya dan kekasih megan. Sarah yang melihat hal itu sering mengamuk melihat tingkah Megan, yang membuat pusing dengan jawaban terserah tersebut.
Tapi nampaknya terserah Akira adalah terserah dengan kata lain 'I don't care'. Ya sejenis usiran halus ala ala anak gak enakan, tapi gak apa apa, ia suka yang menantang dan menyenangkan seperti ini, Akira dan yang pendiam dan cenderung introvert, bertemu dengan nya dalam satu siklus. Motivasi terbesar sarah adalah 'seret Akira keluar dari zona introvert nya'. Kejam memang jika mengunakan kata seret, namun itu lebih baik dari pada membiarkan nya di dalam lingkaran yang bisa mempengaruhi masa depannya. Ia tidak mengatakan anak introvert tidak punya masa depan, hanya saja Akira punya bakat untuk tampil di muka umum, dari segi fisik dan lainya. Setidaknya untuk kebaikan Akira dan kesenangan nya juga.
"kok judes banget sih sama gue?!" Seru sarah menghalangi Akira yang hendak meninggalkan nya, is merentang kan tanganya menghalangi Akira yang hendak melangkah meninggalkan nya. Bukan sarah nama nya jika ia pasrah dengan keadaan yang ada.
Akira yang di halang halangi jalan nya, Iya hanya bisa menghembuskan nafasnya nya dengan sedikit kasar, menandakan bahwa ia ya tidak ingin terpancing emosi. "kalo aku jelas kan kamu ngak akan ngerti!" Akira mengulang beberapa kata apa yang di kata kan Sarah pada nya tadi saat di depan kelas gadis itu. Entah kenapa rasanya ia ingin marah, entah karena apa, tidak ada alasan yang bisa di jelas kan saat ini, namun yang pasti kini satu satu yang ia rasakan hanya rasa kesal dan marah, ia ingin marah, tapi ia tak bisa marah, hingga akhirnya ia menyampaikan rasa marah nya lewat sindiran.
sayang sekali, orang yang di sindir oleh Akira dengan sangat keras itu justru tersenyum manis kepadanya. Memasang wajah tak berdosanya dengan senyum lebar tergambar di wajahnya. Cantik, memang, tapi kenyataannya, sarah seperti warna hitam, yang bisa merangkul semua warna, namun di satu sisi justru tidak bisa ditebak dan penuh misteri. Sarah benar benar mengambarkan warna hitam yang sesungguhnya. Natural, namun penuh misteri.
"kamu kenapa senyum?" Akira cemas melihat senyum Sarah kian mengembang hingga mata nya menyipit lalu memamerkan lesung pipi kecil di sebelah kiri pipi. Tidak begitu jelas karena di bawah garis pipi, namun itu menambah kesan manis sarah di antara rasa merinding Akira melihat senyum sarah yang terlalu lebar, bahkan di saat suasana di mana tidak ada sesuatu hal yang harus di senyum kan selebar itu. "kira marah sama aku ya?" Sarah berkata dengan sedikit nada bertanya yang lembut dan bersahabat kepada Akir, Sebenarnya Sarah sudah cukup tau jawaban nya, dari kalimat sindiran yang di katakan Akira tadi jelas memberitahu apa yang sebenarnya yang di maksud Akira. Bahkan orang bodoh sekali pun akan mengerti akan sindiran yang di berikan oleh Akira kepadanya barusan, hanya ia masih ingin mengoda Akira lebih jauh lagi.
Akira mengerut kan kening nya bingung melihat tingkah luar binasa dari seorang Sarah, dalam sekejab tata bahasa serta logat dan intonasi yang di gunakan Sarah seketika berubah drastis, dari awalnya barbar, seketika berubah menjadi soft and seweet. Jangan lupakan ekspresi wajah Sarah juga ikut berubah menjadi lebih lembut dan terlihat tidak berdaya, meski kenyataannya Akira tahu Sarah hanya ingin mengujinya saja. Tapi entah kenapania merasa agak aneh dengan dirinya sendiri.
"kata orang, marah itu tanda nya sayang!" kata Sarah secara tiba-tiba memberi tahu kepada Akira masih dengan ekspresi yang sama dan logat yang sama. "heh?" keterkejutan Akira semakin menjadi mendengar penuturan tak biasa. Dimana seorang gadis mengatakan hal itu dengan lancar dan mudah nya? Terlebih mereka tidak memiliki hubungan apapun. Mereka tidak sedekat itu untuk bisa saling melemparkan gombalan seperti bersama sahabat atau teman dekat, mereka hanya dua orang berbeda jenis dan segalanya, yang tidak sengaja di pertemukan setiap hari karena berada di sekolah yang sama. Menurut beberpa orang itu hal yang wajar tapi tidak bagi Akira, bagi Akira hanya sarah yang mampu mengatakan hal itu dengan enteng untuk pertama kali ia temui di kehidupan nyata,berbeda dengan di FTV, disana mungkin kejadian sarah ini sudah menjadi hal lumrahbdan makanan sehari hari. Benar benar sarah punya banyak kejutan yang entah siap atau tidak ia temukan.
Kenyataan nya, Sarah memang bukan orang pertama yang menyukai nya di sekolah ini. Hanya saja dia yang paling unik.
Benar benar unik.
.
.
TBC