Baru kemudian Yoga menyadari bahwa Sean bisa melihatnya!
Mata Sean seperti obor yang menyala, dengan api dan kemarahan di matanya yang tidak pernah padam. Sekali lihat, itu pasti bukan pandangan mata orang yang buta.
Sean teringat akan Yoga yang sudah meracuninya dan setelahnya berpura-pura tidak bersalah, bahkan memanggilnya Kakak dan mencoba merebut Maureen. Sebelumnya, dia memberi Yoga kesempatan untuk melanjutkan hidupnya, tapi hari ini Yoga tidak akan mendapatkan kesempatan itu lagi.
Bak!
Sean meninju sebelah mata Yoga.
"Ahhh!"
Yoga menjerit kesakitan dan memegangi matanya. Pukulan Sean sangat kejam, jadi beberapa saat lagi, matanya pasti akan membengkak.
Sean murka, "Yoga, tentu saja kamu berharap aku buta! Kamu ingin balas dendam padaku, kan? Kamu ingin merebut istriku lagi, kan? Tapi, biar aku beri tahu! Maureen bukan Giana! Jangankan aku tidak buta. Meski aku benar-benar buta, kamu juga tidak akan pernah bisa merebutnya dariku!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com