Mika mendesis, tatapannya begitu tajam, dipenuhi gairah. Tangan yang semula menangkup kedua wajah Inggrid kini menjalar ke punggungnya, berjalan ke bawah hingga menyentuh material celana yang dipakai Inggrid, menariknya kembali menuju blouse yang digunakannya, menyelinap masuk, membelai perut rata Inggrid perlahan namun hal itu sukses memberikan efek kejang.
"Engh .... berhenti bermain-main di perutku, itu geli!" protes Inggrid namun diindahkan oleh Mika.
Kali ini bukan hanya tangan, bibir hangatnya ikut bergerilya dari mukut ke rahang, dagu sebelum terbenam di perpotongan leher Inggrid, spot favorit Mika.
"Oh, Tuhan ...." Inggrid kembali meracau ketika denyut kehidupannya dihisap kuat seperti biasanya. "Mika ... Aku—" kata-kata yang hendak ia layangkan lenyap bersamaan dengan kedua tangan yang meloloskan blouse miliknya dengan mudah.
Inggrid merasa panas pada kedua pipinya kala ditatap oleh pria itu. "Hentikan tatapan itu, kau membuatku malu!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com