webnovel

Infinite dendrogram

Di tahun 2043, Infinite Dendrogram, full-dive VRMMO sukses pertama di dunia dirilis. Selain kemampuannya untuk menyimulasikan kelima indera dengan sempurna, bersama dengan banyak fitur menakjubkan lainnya, game itu berjanji akan memberikan sebuah dunia yang penuh dengan kemungkinan tak terbatas kepada para player. Hampir dua tahun kemudian, calon mahasiswa baru, Reiji Mukudori, akhirnya bisa membeli game itu dan mulai bermain. Dengan sedikit bantuan dari kakaknya yang sudah berpengalaman, Shu, dan rekan Embryo-nya, Reiji memulai petualangan di dunia Infinite Dendrogram. Apa yang akan dia temukan dan hadapi di dunia game yang terkenal akan kerealistisan dan kemungkinan tak terbatasnya itu?

Tang · Spiele
Zu wenig Bewertungen
30 Chs

Bab 1 - Pagi di Gideon

Paladin Ray Starling

Sebagian besar kota besar di Kerajaan Altar—termasuk ibukota kerajaan—dikelilingi oleh sebuah tembok besar. Struktur itu tidak hanya dibutuhkan untuk melindungi diri dari monster dan serangan dari negara lain, tembok itu juga memisahkan dunia luar dan dalam.

Duel City Gideon, dimana kami baru saja sampai, juga tidak berbeda.

"Whoa…" Aku hanya bisa mengungkapkan kekagumanku. Di balik dinding itu—yang mirip dengan yang ada di ibukota—menunggu sebuah pemandangan yang benar-benar berbeda.

Hal itu mengingatkanku dengan bagaimana perasaanku saat aku pertama kali memasuki Altea. Suasana kota fantasi super realistis itu menggerakkan hatiku, dan Gideon membuatku kembali mengalaminya.

Udara disini kental dengan semangat milik orang-orang. Aku merasa bahwa sebagian besar dari hal itu berasal dari pusat kota ini—Great Central Arena di duel city, yang menjulang tinggi di depan mataku. Colosseum milik Romawi Kuno memiliki diameter 200 m dan tinggi 50 m, tapi kebanggaan Gideon itu kelihatannya memiliki ukuran dua kali lebih besar dari tempat itu.

Berdasarkan penanda yang tergantung di gerbang Gideon, ada juga 12 arena kecil yang tersebar di sekitar kota, dan setiap tempat itu sangat ramai. Penanda itu juga mengatakan bahwa Great Central Arena sering digunakan untuk mengadakan berbagai macam acara.

Dengan semua hiruk-pikuk yang ada di Gideon itu, aku sulit mempercayai bahwa kota ini adalah bagian dari sebuah kerajaan yang baru saja mengalami kekalahan dalam perang dan berada di ambang kekalahan.

Aku menatap sekeliling dan melihat banyak ras humanoid yang tidak banyak kutemui di ibukota. Beberapa dari mereka memiliki telinga mirip hewan, yang lainnya memiliki tanduk mirip naga… Disini bahkan ada beberapa peri, yang begitu kecil dan hanya setinggi lutut. Kelihatannya mereka adalah Demi-human di dunia ini—sebuah hal yang wajib di setiap karya fantasi.

Saat aku melihat mereka, aku menyadari bahwa disini terdapat turis dan orang yang benar-benar tinggal disini dan bekerja disini. Figaro tidak berbohong saat dia mengatakan bahwa tempat ini ramai.

"Sungguh kota yang ramai," kata Rook.

"Itu wajar, karena area ini jauh dari perbatasan kerajaan dengan Dryfe, yang terletak di utara," kata Marie. Dia mulai menjelaskan alasannya. "Negara-negara yang dekat dengan Gideon adalah Caldina dan Legendaria. Yang pertama telah menandatangani perjanjian dagang dengan Alter, sementara yang terakhir adalah sekutu, jadi kota ini mendapatkan banyak turis dari kedua negara itu.

Dia menunjukkan sebuah peta pada kami untuk menggambarkan apa yang baru saja dia jelaskan. Di tengah-tengah peta itu adalah Gideon; di bagian timur, terdapat mountain belt, di ikuti oleh Caldina; dan di selatan, terdapat Legendaria. Di sebelah barat, terdapat sebuah wilayah kecil di ikuti oleh laut terbuka, sementara di sebelah utara, terdapat ibukota kerajaan.

"Bukan hanya Gideon terletak di tempat yang aman—kalian juga dapat menganggap semua gladiator yang bertarung di kota ini sebagai prajurit," lanjut Marie. "Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Gideon adalah kota terkuat di kerajaan."

Begitu, pikirku. Hal itu menjadikan tempat ini sebagai kota teraman di Kerajaan Altar.

Aku bisa berpendapat bahwa ada banyak orang yang melarikan diri dari ibukota memilih tempat ini sebagai tujuan mereka. Bagaimanapun, didalam katalog guild ibukota, ada banyak permintaan pengawalan dari orang-orang yang mencari tempat aman.

Namun, masih ada para pedagang seperti Alejandro, yang tetap akan pergi ke ibukota untuk membeli stok barang. Kami dan pedagang itu telah berpisah di pintu masuk Gideon, tapi karena dia ingin berterima kasih kepada kami dengan benar, dia mengundang kami untuk datang ke tokonya di saat kami punya kesempatan.

"Sekarang, ayo pergi ke Adventurer Guild," kata Marie. "Kita harus menyelesaikan questnya dan melaporkan bahwa Gardranda telah dikalahkan."

Aku dan Rook segera setuju, dan kami semua berjalan menuju Adventurer Guild Gideon.

Langit-langit bangunan guild itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan guild yang ada di ibukota. Pintu masuknya juga lebih besar. Designer-nya mungkin telah mempertimbangkan banyaknya ras yang tinggal dan mengunjungi kota ini.

Bagaimanapun, kami menyelesaikan quest pengiriman itu tanpa satupun masalah. Hadiahnya adalah 30,000 lirs. Kami membaginya sama rata masing-masing 10,000 lirs. Itu adalah jumlah yang lumayan, tidak diragukan lagi. Namun, kami mendapat masalah saat mengklaim hadiah yang seharusnya kami dapat setelah berhasil menangani Gardranda.

Membuktikan bahwa kami benar-benar telah melakukannya tidaklah sulit. Kami hanya perlu pergi ke counter khusus dan menunjukkan hadiah khusus MVP kepada mereka: Miasmaflame Bracers, Gardranda.

Item seperti ini selalu dinamai berdasarkan nama UBM yang dikalahkan, memiliki kualitas yang sesuai dengan MVP, dan tidak dapat ditransfer dengan cara apapun. Oleh karenanya, fakta bahwa aku memiliki item dengan nama Gardranda padanya hanya dapat berarti bahwa aku adalah most valuable player dalam pertarungan dengan Great Miasmic Demon, Gardranda.

Tentu saja, kami juga dapat membuktikan hal itu dengan melakukan pemeriksaan mendalam. Itu wajar. Mengingat bahwa tidak semua bounty adalah UBM.

Dan dengan itu, meskipun kami mendapatkan hadiah uang tanpa satupun masalah, kami merasa bahwa jumlah uang tersebut agak merepotkan.

Uang itu berjumlah 1,000,000 lir. Yang setara dengan 10,000,000 yen, yang bisa dianggap sebagai sebuah keberuntungan. Hal itu membuat kami duduk di sekeliling meja yang ada di guild dan berdebat keras tentang bagaimana kami akan membaginya.

"Oh, ayolah!" Aku meninggikan suaraku. "Masing-masing dari kita akan mengambil sepertiga dan semuanya akan selesai!"

"Tidak!" kata Marie. "Aku sudah mengambil yang untuk potion yang telah kugunakan dalam pertarungan itu, jadi tidak ada alasan bagiku untuk mendapatkan lebih banyak uang! Aku sama sekali tidak berpartisipasi dalam pertarungan itu! Seharusnya kalian hanya harus membagi dua uang itu!"

"Aku juga tidak bertarung dengan Gardranda!" Teriak Rook. "Aku tidak akan pernah menerima jumlah yang sama dengan Ray! Sejujurnya, dia hanya harus mengambil semua uang itu!"

Kami bertiga berdebat hebat agar dapat mengurangi jumlah uang yang akan kami dapatkan.

Pertama, Marie telah diberikan 100,000 lirs dari hadiah itu untuk mengganti Elixir yang dia lemparkan kepadaku dan obat-obat lain yang telah dia gunakan pada orang-orang yang ada di kereta. Dia sebenarnya enggan menerima uang itu, dan mengatakan bahwa dia memutuskan untuk menggunakan item-item itu karena kemauannya sendiri, tapi aku bersikeras, dan dia akhirnya menyerah. Dengan itu sudah ditetapkan bahwa kami masih memiliki 900,000 lirs tersisa, dan saat itulah semuanya menjadi memanas.

Aku berpendapat bahwa itu adalah hasil yang kami dapat sebagai sebuah party, dan bersikeras bahwa kami harus membaginya secara rata.

Marie bersikeras bahwa dia tidak layak atau membutuhkan lebih banyak dari uang yang dia dapat untuk mengganti rugi obat-obatannya.

Rook menyatakan bahwa dia tidak layak mendapatkan sedikitpun uang karena dia tidak berpartisipasi dalam pertarungan melawan Gardranda.

Aku benar-benar percaya bahwa mereka berdua mengambil peran penting dalam pertarungan melawan Gardranda, jadi aku benar-benar ingin agar mereka mengambil apa yang sudah menjadi hak mereka.

"Sejujurnya, aku sudah mendapatkan hadiah khusus MVP, jadi mungkin seharusnya aku tidak menerima sedikitpun dari uang ini," kataku.

"Itu akan membuatmu lebih buruk dari sekedar egois dan segera membuatmu terlihat seperti orang gila yang tidak masuk akal," komentar Nemesis.

Aku sedang benar-benar serius, namun Nemesis melihatku seolah-olah aku adalah orang bodoh. Rook dan Marie juga terlihat sangat bingung mendengar saranku.

"Hei, ini sudah benar-benar gila," kataku. "Aku benar-benar tidak bisa mengizinkan diriku mendapatkan lebih banyak lagi setelah mendapatkan sesuatu yang sebagus ini."

Aku mengangkat tanganku untuk menunjukkan hal itu kepada mereka. Pelindung tangan yang memiliki dua warna berbeda—satu merah, satunya lagi ungu—ini berada didalam inventory-ku setelah kami mengalahkan Gardranda.

Penjelasan yang ada di equipment window adalah seperti ini:

Miasmaflame Bracers, Gardranda

Legendary item

Sebuah legendary item yang mewujudkan konsep seputar iblis api dan miasma berwajah tiga.

Selain sangat keras, juga meningkatkan kekuatan fisik pemakainya.

Item ini tidak dapat ditransfer atau dijual.

Tidak ada batasan level.

Item ini benar-benar memberiku bonus STR 100%, dan memiliki defense lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah defense dari semua armorku. Bukan hanya itu, tapi item itu juga memungkinkanku untuk menggunakan skill "Purgatorial Flame" dan "Hellish Miasma", yang mungkin hampir sama dengan serangan yang digunakan oleh UBM itu sendiri. Ada juga sebuah skill yang tidak bisa kubaca karena suatu alasan, dan hanya bertuliskan "???".

Mereka benar-benar bagus, tak diragukan lagi.

Tidak hanya kelihatan lebih berharga dari pada 300,000 lir—item itu mungkin jauh lebih berharga dari pada seluruh hadiah yang didapatkan setelah mengalahkan Gardranda.

Maksudku, Itu adalah sebuah "legendary" item, pikirku.

Kami mungkin akan kalah dalam pertarungan melawan Gardranda jika Marie tidak memberikan dukungan dengan item-itemnya. Rook, juga, telah melakukan kerja bagus setelah menahan Audrey—yang awalnya adalah mount milik iblis itu.

Kami tidak akan mendapatkan kemenangan jika bukan karena mereka, jadi menurutku sudah adil jika aku bersikeras bahwa kontribusiku hanya bernilai sepertiga dari hadiah itu.

"… Aku paham," kata Marie. "Tapi kupikir aku memiliki ide yang lebih bagus." Dia memukul meja dengan ringan. "Pertama, Ray, kau akan menerima 300,000 dan itulah keputusan akhirnya. Jika kau tidak menerima uang itu, tidak ada satupun orang disini yang berhak memilikinya. Selanjutnya, Rook, aku tau kau tidak mau menerima uang dengan jumlah yang sama dengan Ray, jadi mari kita potong separuh dan memberimu setidaknya 150,000. Dan sebelum orang lain berkata apakah aku tidak mengambil apapun, aku sudah puas hanya dengan menerima 50,000 lir, terima kasih banyak."

Aku dan Rook tidak menentang pembagian itu, jadi dengan begitu 500,000 lir sudah di tangani. Namun, masih ada 400,000 lir yang tersisa.

"Kita bisa menggunakan sisanya untuk berpesta," kata Marie.

"Maksudmu…?" Aku mengangkat alisku.

"kalian dapat menyebut ini sebagai sedikit pelajaran untuk referensi masa depan," jawabnya.

Apa yang dia bicarakan? Pikirku.

"Untuk sekarang, serahkan saja semuanya kepadaku," lanjutnya. "Aku ingin agar kalian berkumpul disini, sore hari setelah tiga hari dalam waktu game. Apakah itu tidak masalah bagi kalian berdua?"

Tiga hari dalam waktu game hanya sama dengan satu hari di dunia nyata.

"Tidak masalah," kata Rook.

"Aku juga tidak mempunyai rencana untuk besok, tapi apa yang sedang kau rencanakan?" Tanyaku.

"Mari kita jadikan itu sebagai sebuah rahasia kecil untuk menciptakan kejutan," kata Marie. "Oh, tapi jika kalian tidak suka dengan ideku, katakan saja, aku akan langsung mengembalikan uang kalian."

"Tidak, itu tidak masalah bagiku," kataku. Aku benar-benar tidak memiliki niat untuk mengambil lebih banyak lagi, jadi aku akan membiarkan Marie melakukan idenya.

"Lalu dengan itu, kita telah selesai membagi uangnya," kata Marie. "Kerja bagus karena telah menyelesaikan quest, kalian berdua."

"Ya, terima kasih atas bantuannya." Kataku.

"Terima kasih banyak," kata Rook.

Dan dengan itu quest pertama yang kami ambil sebagai sebuah party telah berakhir.

Kami melakukan sebuah perayaan kecil, dan pada akhirnya, aku begitu lelah dan segera log out.

-

Keesokan harinya, aku segera log in setelah bangun tidur.

Aku tidur cukup lama sampai-sampai satu hari telah terlewat di dalam game. Fitur waktu tiga kali lebih cepat di Infinite Dendrogram ini memang berguna, tapi situasi seperti ini membuatnya tampak membingungkan dan bahkan merepotkan. Waktu di dunia nyata sekarang ini adalah pukul 6 tepat, dan matahari baru saja mulai terbit.

Sesaat setelah aku log in, Nemesis keluar dari lambang yang ada di tangan kiriku dan menyapaku. "Selamat pagi, Master. Kau benar-benar datang awal hari ini."

"… Lucu, mengingat pada dasarnya aku ketiduran jika dilihat dari waktu dunia nyata," kataku.

"Jadi apa yang akan kau lakukan hari ini?" tanya Nemesis. "Ini masih terlalu pagi bagi toko-toko untuk buka."

"Yah, aku berpikir untuk melakukan itu setelah mendapatkan beberapa equipment baru, tapi kurasa aku akan melakukan pengetesan terlebih dahulu," jawabku.

"Pengetesan? Untuk apa?" dia kembali bertanya.

Aku mengangkat kedua tanganku di depannya. "Ini." Tanganku di tutupi oleh dua buah armor. Miasmaflame Bracer milikku.

Sama seperti ibukota kerajaan, sebagian besar kota di kerajaan selalu membuka gerbang mereka. Ada banyak alasan untuk hal itu, tapi salah satunya adalah fakta bahwa ada banyak Master yang aktif di malam hari. Akan menjadi sangat tidak nyaman jika mereka hanya di izinkan masuk di siang hari, dan akan ada banyak orang yang mencoba melewatinya dengan cara memanjat dinding pembatas. Oleh karena itu, gerbang kota buka selama 24 jam per hari. Ada tiga shift penjaga, dan itu mengingatkanku dengan pekerjaan paruh waktu di mini market.

Saat aku melewati gerbang utara dan menyapa para penjaga yang berdiri disana, mereka menyapa balik dengan agak mengantuk.

Segera setelah meninggalkan kota, aku berdiri di Nex Plain, tempat yang sama dengan yang kulewati kemarin.

Aku berkeliaran di sekitar tempat itu untuk mencari monster yang dapat kugunakan sebagai kelinci percobaan, dan tidak butuh waktu lama sampai aku menemukan satu Goblin Warrior. Aku sudah terbiasa dengan monster ini, jadi aku pasti dapat mengalahkannya bahkan jika pengujian ini gagal. Bagaimanapun aku melihatnya, itu adalah sebuah target yang bagus.

"Kau mengatakan bahwa kau ingin menguji sarung tangan pelindung itu, tapi apakah ada hal lebih spesifik yang kau pikirkan?" Tanya Nemesis dalam bentuk pedangnya.

"Yah, Miasmaflame Bracer ini memiliki skill tambahan, kan? Aku ingin tau apakah kita dapat menggunakannya," kataku. "Aku tidak suka dengan ide untuk mencobanya pada sesuatu yang lebih kuat dari diriku."

Aku sudah mendapatkan Vengeance is Mine selama pertarungan melawan Demi-Drag dan Like a Flag Flying the Reversal saat bertarung melawan Gardranda, tapi aku tidak bisa terus bergantung pada skill yang belum terbiasa kugunakan untuk mencocokkan dengan situasi yang kualami dan membawaku menuju kemenangan. Pengujian adalah hal yang penting.

Oleh karena itu, aku memutuskan untuk menguji dua skill yang ada pada item ini—Purgatorial Flames dan Hellish Miasma. Aku tidak dapat menggunakan skill yang bernama "???", jadi itu ditunda untuk saat ini.

Yang pertama adalah skill penyembur api, sementara yang kedua adalah skill yang mengeluarkan gas beracun. Jika aku dapat menguasai mereka, aku akhirnya akan memiliki serangan selain serangan standar dan Vengeance is Mine. Bagaimanapun, harus menggunakan Gem hanya untuk mengaktifkan sihir itu cukup boros.

"… Oh, itu mengingatkanku bahwa Gem itu masih tersisa beberapa," gumamku.

Tiba-tiba, Goblin itu menyadari bahwa aku ada disana dan berlari ke arahku sambil mengayunkan senjatanya.

"Baiklah, kalau begitu… Purgatorial Flames." Aku menjulurkan tanganku ke arah Goblin itu dan membuka telapak tanganku ke arahnya.

Sesaat kemudian, mulut iblis yang ada di sarung tangan pelindung itu terbuka…

"Eh?"

… dan mengeluarkan sebuah api crimson besar yang menutupi pandanganku dengan warna merah.

"AAAGHHHH!"

Sial, itu membuat HP ku turun dengan cepat! Pikirku. Ini adalah seranganku sendiri, jadi Paladin Aegis dan skill defense lainnya tidak berpengaruh padanya.! Oh, sial! Aku bahkan mendapatkan debuff "Burn".

"Dasar bodoh! Apakah kau mencoba membunuh dirimu sendiri?! Oh! Goblin itu mendekat!" teriak Nemesis.

"OAAGHH!"

Damage yang disebabkan oleh diriku sendiri telah mengubah itu menjadi sebuah pertarungan yang sangat berbahaya. Aku dengan putus asa mempertahankan diriku dari serangan Goblin itu, menggunakan beberapa skill dan item penyembuh, dan akhirnya bisa memenangkannya dengan tipis.

Pelajaran didapat. Hal yang sama pentingnya dengan pengujian adalah, seseorang harus selalu mengutamakan keselamatan.

*

"… Baiklah, waktunya untuk menenangkan diriku dan menguji Hellish Miasma," kataku.

"Apakah kau yakin kali ini akan berhasil?" tanya Nemesis.

"Pasti," jawabku. "… Kurasa."

Setelah mencari mangsa baru untuk sesaat, aku bertemu dengan seekor monster bipedal mirip tumbuhan. Kalimat yang ada di atas kepalanya mengatakan "Walking Grapevine", dan sama seperti namanya, itu pada dasarnya adalah sebuah pohon anggur berjalan dengan banyak anggur yang menggantung padanya.

"Apakah hal itu bahkan bernafas?" tanya Nemesis. "Bukankah akan lebih baik jika membakarnya?"

"Aku akan menguji Hellish Miasma saat ini. Dan ya, tumbuhan juga bernafas, jadi ini seharusnya berhasil," jawabku. "Hellish Miasma! Release!"

Kali ini, aku memastikan wajah yang ada di punggung tanganku menghadap ke arah musuh dan dengan demikian akan mencegah asap itu mengenai diriku sendiri.

Sama seperti yang kuinginkan, miasma itu mengelilingi Walking Grapevine… dan kemudian sebuah angin kencang berhembus dan membuat asap itu kembali ke arahku.

"GYAAAHHH!"

"Aku tau ini akan terjadi!" teriak Nemesis.

Mencoba untuk menahan nafasku, aku meloloskan diri dari awan beracun itu.

Njir, itu tadi hampir saja, pikirku. Aku hampir dihancurkan oleh skill-ku sendiri.

"Sekarang, mari lihat apa yang terjadi pada monster setelah menerima hal itu." kataku. Aku melihat saat angin menghilangkan miasma itu dan menunjukkan Walking Grapevine, yang jelas sedang menderita karena menerima debuff.

"Kelihatannya itu efektif," kata Nemesis. "Namun, sulit untuk menggunakannya di hari yang berangin, dan mencoba menggunakannya di ruang tertutup bahkan bukanlah sebuah pilihan."

"Ya, aku tidak bisa menyangkal bahwa ini adalah skill yang sulit digunakan," kataku.

Saat kami sedang membicarakan hal itu, sesuatu terbang dan masuk tepat ke mulutku.

"Hghuh?!" Aku tanpa sengaja menggigit dan menelannya. Apa yang kurasakan—manis dan masam—adalah rasa dari buah anggur.

Sebuah anggur, berarti.

Ya, Walking Grapevine itu benar-benar menyerangku menggunakan anggur.

"Seranghan macham apha ithu?!" Aku berseru kebingungan.

"Master, jangan berbicara saat mulutmu penuh," kata Nemesis.

Serius, apa yang harus kukatakan tentang serangan ini? Pikirku. Anggur itu cukup enak, dan bahkan jika mereka mengenai tubuhku, mereka hanya membuatku sedikit kotor dan sama sekali tidak terasa sakit—

"Guh…" Ekspresiku tiba-tiba berubah.

"Master, ada apa?! Apakah serangan itu beracun?!" tanya Nemesis dengan bingung.

Racun? Pikirku. Ya, itu beracun.

Stat-ku jelas-jelas menunjukkan bahwa aku telah menerima debuff. Nama debuff itu adalah Poison, Intoxication, dan Weakness.

"Mereka adalah debuff yang sama dengan yang kuberikan kepadanya…!" kataku. Tampaknya, buah itu terpapar racun milik miasma itu dan aku malah ikutan mendapatkannya karena memakannya. Aku benar-benar tidak tau bahwa debuff bisa berjalan-jalan seperti itu.

"M-Master!" seru Nemesis. "Ada beberapa monster yang datang kemari!"

Aku berbalik dan melihat beberapa Goblin dan monster tipe hewan disana-sini. Mereka semua kemari karena diriku—atau lebih tepatnya, jus buah yang ada di tubuhku.

"Begitu, jadi inilah tujuan dari serangan itu…" gumamku.

Lalu, dengan masih berada dalam efek debuff, aku diserang oleh sekelompok monster yang berjumlah lebih dari sepuluh.

*

"Kita bertemu dengan masalah yang tak terduga, tapi kupikir sekarang aku sudah tau cara kerja skill-skill ini," kataku.

Meskipun terjadi kegagalan besar dalam penggunaan pertama, aku segera mengetahui bahwa Purgatorial Flames adalah skill yang sangat efektif.

Pertama, itu sangat kuat. Itu benar-benar memberikan damage yang lebih besar dari pada serangan standar-ku. Aku juga bisa terus mengeluarkannya selama aku memiliki MP, ditambah lagi itu juga bisa memberikan debuff Burn atau tingkat yang lebih atas—Charring. Sama seperti namanya, itu adalah debuff yang bisa mengubah lengan milik Goblin yang sudah terbakar menjadi arang.

Itu memang kuat, tetapi selain pada musuh, Purgatorial Flames juga akan mengenai kawan.

Sial, bahkan itu juga mengenaiku, jadi aku harus benar-benar berhati-hati saat menggunakannya, pikirku.

Dan juga, kekuatannya lebih rendah daripada api milik Gardranda. Jika kekuatannya sama, kegagalan pertama tadi mungkin sudah menerbangkan kepalaku. Aku hanya bisa berpendapat bahwa Purgatorial Flames lebih lemah dari pada aslinya entah karena efeknya dikurangi setelah menjadi equipment, atau hanya karena aku adalah makhluk yang lebih lemah. Karena fakta bahwa ada skill yang masih belum terbuka, sepertinya sudah jelas bahwa aku belum bisa menguasai Miasmaflame Bracer saat ini.

Dan meskipun itu menyebabkan diriku masuk kedalam masalah tak terduga dengan diserang oleh lebih dari sepuluh monster, pengujian Hellish Miasma juga bisa dianggap berhasil.

Njir, itu tadi berbahaya, pikirku. Jika aku tidak mengaktifkan Reversal, aku pasti sudah mati sekarang.

Satu-satunya alasan kenapa aku bisa bertahan adalah karena aku bertarung melawan para monster itu sambil diperkuat oleh debuff yang sudah diputar-balikkan.

Pada saat pertarungan itu berakhir, Walking Grapevine itu telah menyerah pada Poison dan mati. Aku beruntung karena menemukan bahwa memberikan debuff kepada monster dan kemudian mendapatkan debuff itu kembali dengan cara memakan bagian tubuh monster itu akan dihitung sebagai debuff yang berasal dari monster itu.

Meskipun aku tidak tau apakah itu akan berguna dalam pertarungan, pikirku. Bagaimanapun, aku tidak memakan monster saat sedang bertarung.

Apapun itu, aku harus extra hati-hati saat menggunakan Hellish Miasma.

Oh, aku hampir lupa menyebutkannya. Karena Walking Grapevine itu telah mati, Reversal tidak lagi efektif. Oleh karena itu, saat ini aku sedang disiksa oleh debuff.

"Uoghh…" Aku mengerang. "First Heal."

Sambil terbaring di atas tanah karena Intoxication dan Weakness, aku menggunakan sihir penyembuh untuk memulihkan HP-ku, yang dikuras oleh Poison.

Karena Purgatorial Flames itu lebih lemah, aku berharap agar hal itu juga berlaku pada Hellish Miasma, tapi sudah jelas itu tidak terjadi. Ini hampir sama buruknya dengan saat Gardranda memberikan debuff ini kepadaku.

"Mungkin ini menjadi kurang efektif pada makhluk yang lebih kuat," renung Nemesis. "Levelmu masih rendah, jadi kelihatannya pengaruhnya terhadap dirimu masih terlalu kuat."

"K-Kau mungkin benar…" gumamku.

Saat mempelajari cara debuff itu diberikan dan hubungan antara Burn dan Charring, aku mulai percaya bahwa beberapa debuff dapat berubah tergantung pada seberapa besar penyebabnya. Katakanlah seseorang diserang oleh sesuatu yang mengandung debuff, dan menyebabkan "tingkat" debuff milik orang tersebut meningkat dan membuat sebuah debuff muncul. Apakah akan benar-benar aneh untuk menggunakan serangan seperti itu secara terus menerus untuk mengumpulkan tingkat debuff dan membuat efeknya menjadi lebih besar?

Dengan kata lain, menghirup miasma itu dalam waktu lama mungkin akan menyebabkan munculnya beberapa debuff baru, pikirku. … Bukan berarti aku mau mencobanya.

"Tapi njir, ini buruk, " kataku. "Aku mungkin harus kembali ke kota sambil merangkak."

"Itu akan terlihat sangat buruk," kata Nemesis. "Oh…?"

Saat aku melihat ke arah Gideon—sambil masih terbaring di atas tanah—sebuah bayangan mendekatiku.

Aku menyadari bahwa seseorang sedang berdiri di belakangku, jadi aku bangun dengan perlahan dan melihat siapa itu. Aku sedang tidak terburu-buru karena aku masih berada dalam efek debuff dan merasakan bahwa kehadiran itu tidak memiliki aura permusuhan, tidak seperti Goblin dan sejenisnya.

"… Eh?" kataku, tercengang.

Pemikiranku itu telah berubah menjadi benar dan salah. Hal itu sudah pasti bukan seekor monster. Namun, itu sudah pasti adalah makhluk yang akan membuat seseorang merasa waspada.

"…"

Itu adalah seekor Penguin. Sebuah kostum penguin sebesar beruang sedang menatap ke bawah ke arahku.

"Huh?!" Aku segera mencoba untuk mundur, tapi debuff itu membuatku tidak bisa bergerak seperti yang kuinginkan. Bahkan saat aku mulai panik, penguin itu tidak melakukan apapun selain terus menatapku, sama sekali tidak bergerak.

"… Apakah Kakak Beruang membeli kostum baru?" tanya Nemesis.

"Tidak, itu bukan kakakku," jawabku.

Namun, dia juga tidak terlihat seperti monster atau PK.

Kelihatannya apa yang dia lakukan hanya mengamatiku.

"Apa kau ini?" tanyaku.

"Apa aku ini, tanyamu? Heh heh heh heh… Oops!" Menanggapi pertanyaanku, penguin itu—suaranya terdengar seperti laki-laki—benar-benar menghancurkan sikap diam dan tidak bergeraknya dan melompat ke atas.

Setelah melakukan beberapa kali melakukan putaran di udara, dia mendarat dan melakukan pose V.

"Namaku adalah Fla… MINGO! Jika kau mau, kau bisa memanggilku Dr. Flamingo."

… Sungguh orang aneh. Pikirku.

"Apakah kau akan mengatakan bahwa kostum-kostum itu adalah sebuah tanda grup lawak?" tanya Nemesis.

Sampai saat ini kita baru melihat dua, pikirku. Jika kita menemukan yang orang aneh berkostum yang ketiga, aku akan menerima pemikiranmu itu.

Tapi, kesampingkan hal itu…

"Flamingo?" Aku mengangkat alisku. "Itu sebuah kostum penguin, kan?"

Itu mengingatkanku pada Penguin Adelie, yang ada di banyak kebun binatang. Warna utamanya adalah hitam dan putih, dan tidak ada orang yang mungkin salah mengenalinya dengan burung mencolok berwarna pink yang merupakan nama orang ini.

"Siapa yang peduli dengan hal itu?! Yang jadi masalah disini adalah kelihatannya kau sedang berada dalam situasi terjepit! Minumlah ini!" Penguin itu merogoh sakunya—yang terletak di daerah perutnya—dan mengeluarkan sebuah botol obat yang berisi cairan di dalamnya.

"Apa ini?" tanyaku.

"Sebuah obat yang dapat menghilangkan semua debuff!" jawabnya. "Itu akan langsung menghilangkan semua status effect berbentuk penyakit!"

Aku tidak tau bagaimana harus menanggapinya. Jika dia tidak berbohong, aku akan dengan senang hati meminumnya, tapi pada dasarnya aku tidak memiliki alasan untuk mempercayai seekor penguin yang tampak mencurigakan seperti ini.

"Bukankah ini adalah jebakan?" tanya Nemesis.

Aku telah menjalani pelatihan dari Lei-Lei dengan alkohol palsu itu dan tau seberapa bahayanya hal itu, tapi jika penguin ini memiliki niat untuk menyakitiku, dia akan melakukannya saat aku sedang menggeliat kesana-kemari karena debuff ini. Dia tidak memiliki alasan untuk mempersiapkan jebakan bagiku.

"Terima kasih." Aku mengambil obat itu dari tangan penguin itu, mengaktifkan Reversal hanya untuk jaga-jaga, dan perlahan meminumnya.

… Hei, ini cukup enak, pikirku. Itu memiliki rasa seperti jus buah.

Sesaat setelah aku meminumnya, debuff yang menggerogoti tubuhku segera menghilang…

"Habiskan itu, ok?" kata penguin itu.

… dan, disaat bersamaan, aku tiba-tiba diserang oleh sakit kepala yang luar biasa.

"Huh?! Kau…!" erangku.

"Jadi itu adalah sebuah jebakan!" seru Nemesis.

Sakit kepala itu membuatku jatuh berlutut dan memegangi kepalaku.

"Aku telah memperhatikanmu dan berpikir…" kata penguin itu."… Obat seperti apa yang cocok untuknya?" Rasa sakit itu menjadi semakin parah.

"Tidak butuh waktu lama bagiku untuk mencapai sebuah kesimpulan! Aku hanya harus memberikannya prototype ini!" katanya.

Tak lama kemudian, rasa sakit itu menjadi benar-benar tidak tertahankan… dan kemudian itu menghilang seolah-olah rasa sakit itu tidak pernah ada sebelumnya.

"Huh?"

Apa-apaan ini? Pikirku. Sakit kepala itu menghilang dan tidak menyebabkan apapun.

Penguin yang menjebakku anehnya terlihat puas. Bukan berarti aku bisa melihat wajahnya, tapi tetap saja.

"Hei, obat apa yang barusan kau berikan kepada—?!"

"M-Master!" Nemesis menyela perkataanku. "Telinga! Telingamu!"

Menanggapi perkataannya, aku meraih telingaku, tapi tidak merasakan sedikitpun keanehan pada mereka.

"Bukan telinga yang itu! Telinga yang ada di atas!" dia berseru.

Telinga atas? Pikirku. Tapi aku hanya memiliki sepasang teling—

Tiba-tiba, aku merasakan sesuatu yang lembut.

"Hm…?"

Apa-apaan sensasi yang aneh ini? Aku sekali lagi meraih tempat yang baru saja kusentuh—area diantara daerah temporal dan calvaria. Dan sekali lagi, aku merasakan sesuatu yang lembut. Itu sebenarnya perasaan yang cukup nyaman. Itu mengingatkanku dengan telinga anjing Siberia yang pernah kumiliki…

"YA! Aku tau bahwa telinga itu akan terlihat cocok untukmu!" Dari suatu tempat, penguin itu mengeluarkan sebuah cermin besar. Di balik cermin itu, aku melihat diriku…

… dengan telinga anjing—yang berwarna emas sama seperti rambutku—muncul di atas kepalaku.

"…" … Ap— "APA-APAAN INI?!"

-

"Aku kebetulan adalah seorang Peneliti biasa, dan aku hanya ingin menguji Obat Telinga Binatang buatanku sendiri," jelas penguin itu. "Saat aku berkeliling untuk mencari kelinci percobaan yang cocok, aku melihatmu sedang terbaring disini. Tidak menyia-nyiakan berkat dari surga ini, aku mencampur sebuah obat yang dapat menghilangkan semua debuff mu dengan obat yang ingin ku uji. Penilaianku ternyata tidak salah! Obat Telinga Binatang itu berhasil, dan telinga anjing itu terlihat sangat cocok denganmu! … Maaf, aku benar-benar minta maaf! Aku menyesal dan minta maaf, jadi bisa tolong kau tarik pedangmu? Kau akan merobek kostumku! Tolong hentikan! Itu akan mencapai leherku!"

Aku mendorong Nemesis ke leher ilmuwan penguin gila itu saat aku mengetahui bahwa aku telah digunakan sebagai kelinci percobaan.

Maafkan aku Lei-Lei, pikirku, Aku mengalami hal ini karena tidak mengikuti nasihatmu. Tapi njir, bukankah ini sedikit terlalu berlebihan?

"Aku bukan penggemar fashion, tapi ada tiga hal yang tidak akan pernah kupakai dalam keadaan apapun," kataku.

"D-Dan apa itu?" tanya Nemesis.

"Kacamata, pakaian wanita, dan ikat kepala berbentuk telinga binatang."

Sebenarnya, kejadian ini benar-benar membuatku kesal.

"Master," kata Nemesis, "kau lebih tidak suka memakai kacamata dari pada pakaian wanita?"

"Kacamata itu bagus," kata penguin itu. "Contohnya, kacamata ini memberimu berbagai macam skill dan—"

"Bacot!" aku memotong perkataannya.

"K-Kau terdengar seperti ingin membunuhnya," komentar Nemesis.

"Ampun, gan!" tangis penguin itu.

Jangan kacamata, jangan pernah, pikirku.

"Nah… apa yang harus kulakukan sekarang?" aku mencoba menyembunyikan telinga binatang itu menggunakan penutup kepala, tapi aku tidak dapat memakai apapun. Mereka semua ditolak seperti magnet dari kutub yang sama. Aku membuka equipment window-ku, dan disana tertulis bahwa aku telah memakai "Dog Ears" dikepalaku. Kelihatannya, seperti yang ada pada kebanyakan game, kau hanya bisa memakai sebuah equipment pada setiap slot.

Ngomong-ngomong, Dog Ears ini tidak memberikan bonus stats maupun skill. Ini hanyalah sebuah equipment yang hanya mengubah penampilanku. Namun, sama seperti barang kutukan yang sering muncul pada game RPG, telinga ini tidak dapat dilepaskan melalui equipment window.

Benda ini juga tidak memberikan status effect, dan Reversal juga tidak dapat melakukan apapun pada hal itu.

"Itu tumbuh langsung dari kepalamu, jadi kau tidak bisa melepasnya begitu saja," kata penguin itu. "Itu sama seperti sebuah gaya rambut khusus."

Njir, itu menjengkelkan, pikirku.

"Oh, tapi itu akan menghilang setelah beberapa saat," lanjutnya. "Kurasa, itu akan terjadi sekitar sore nanti."

"Menggunakan standar waktu yang mana?" tanyaku.

"Tentu saja, dunia ini."

Itu sama dengan sepuluh jam disini atau tiga jam di dunia nyata.

"Kalau begitu kurasa aku hanya harus log out sampai waktunya tiba," kataku. Aku tidak ingin orang lain melihatku seperti ini.

"Oh jangan, waktu saat kau log out tidak akan dihitung," kata penguin itu. "Akan membosankan jika seperti itu."

… Penguin ini baru saja mengatakan kata "membosankan", bukan?

"Hhaah… baiklah," aku menghela nafas, dan menenangkan diri. "Kalau begitu, kurasa aku akan terus bermain seperti ini…"

Harus bermain dengan sesuatu seperti ini dikepalaku memang agak memalukan. Tapi jika dibandingkan dengan harus mengenakan kacamata… hei, kurasa ini tidak terlalu buruk juga, pikirku.

"Apa yang pernah dilakukan kacamata kepadamu?" tanya Nemesis.

No komen.

"Ngomong-ngomong, agan Ray," penguin itu kembali berkata.

"Apa?" tanyaku.

"Aku memiliki sebuah permintaan kecil." Penguin itu menatapku dengan tatapan serius—bukan berarti aku bisa melihatnya, tapi aku merasa seperti itu—dan mengatakan apa yang dia inginkan dariku. "Aku ingin mengambil screenshot, jadi bisakah kau melepaskan bajumu? Bagian atas saja tidak masalah."

Tanpa mengatakan apapun, aku langsung menebas ke arahnya.

"Fwahahahah! Sampai jumpa!"

Penguin itu menghindari seranganku dan segera melarikan diri ke arah kota.

Njir, apakah dia secepat itu, pikirku. Seekor penguin seharusnya tidak bisa berlari seperti itu.

"Kenapa kita harus melakukan lelucon seperti ini…?" tanya Nemesis.

"Tidak tau. Dari fakta bahwa dia menyebutkan screenshot, sudah jelas bahwa dia adalah seorang Master, tapi… Hm?" Aku berhenti berbicara dan menyadari sesuatu.

Aku menyadari bahwa penguin itu telah memanggilku menggunakan namaku sebelum dia pergi. Dan aku sudah jelas belum memperkenalkan diriku kepadanya…

Setelah penguin aneh itu memberikan obat telinga anjing kepadaku, aku berjalan kembali ke kota.

Karena Gideon adalah tempat dimana demi-human bukanlah hal yang langka, para penjaga tidak membuat satupun komentar tentang perubahan penampilanku.

Aku bisa mendengar salah satu dari mereka berbisik, "Huh? Apakah pria itu memiliki telinga itu saat menyapa kita tadi pagi…? Kurasa aku masih terbawa mimpi," tapi mereka hanya berkomentar sejauh itu.

"Baiklah, selanjutnya apa?" aku bertanya kepada diriku sendiri.

Selain melakukan pengujian, aku berencana untuk mengatakan halo kepada Alejandro, membeli beberapa equipment baru, dan mungkin melakukan leveling bersama Rook dan Marie, saat mereka sudah online. Namun, dengan apa yang barusan terjadi, aku tidak ingin bertemu dengan orang yang kukenal. Akan sangat memalukan jika salah seorang kenalanku melihatku memakai telinga anjing ini.

"Aku tidak paham kenapa itu begitu mengganggumu," kata Nemesis.

Akan lebih aneh jika aku tidak merasa terganggu, pikirku. Bayangkan sebuah skenario dimana seorang kenalan tiba-tiba muncul di depanmu dengan sepasang telinga anjing yang muncul dari kepalanya.

Aku sangat yakin bahwa pemandangan seperti itu akan tertanam di otakku selamanya.

Aku benar-benar ingin menghindari hal itu, jadi aku tidak ingin bertemu dengan seseorang yang ku ken—

"Ah, Ray, Nemesis. Selamat pagi," sebuah suara feminin mencapai telingaku sebelum aku dapat menyelesaikan pikiranku.

Aku tidak bisa mengatakan apapun terhadap situasi ini.

Serius?! Kau melakukan hal ini kepadaku tepat pada saat aku memikirkannya?! Pikirku.

"Nah, bukankah itu Marie," kata Nemesis.

"Benar ini aku," jawab Jurnalis itu.

"Oh, Ray, kenapa kau menunjukkan wajah seperti it…" Marie berhenti berbicara dan mengarahkan tatapannya ke arah benda yang ada di atas kepalaku.

Sial, dia menatapnya, Aku diam-diam merasa panik. Dia benar-benar mengamatinya.

"Marie, asal kau tau, ini bukan seper—"

"Jangan katakan apapun, Ray!" dia memotong perkataanku.

"Maaf?!" Semangat yang ada pada kalimatnya membuatku menjadi kaku dan tidak dapat melanjutkan apa yang ingin kukatakan. Dengan tatapan masih tertuju kepadaku, Marie merogoh inventory berbentuk gelang miliknya dan mengeluarkan sesuatu. Itu adalah…

"Sebuah buku gambar dan… pena?" aku menatap benda itu dengan bingung.

Sama seperti saat dia menjelaskan tentang minion capacity, Marie mulai menggambar sesuatu dengan kecepatan yang luar biasa. Aku tidak terlalu paham dengan urusan menggambar, tapi aku tidak punya pilihan lain selain bertanya apakah mungkin sebuah gambar yang masuk akal bisa dibuat dengan pergerakan secepat itu. Dengan gesit, dia menggambar outline, rambut, detail wajah dan—tentu saja—telinga anjing.

"Fiuh," dia menghela nafas. Dua menit kemudian, Marie akhirnya menjauhkan pena-nya dari buku gambar dan menunjukkan ekspresi puas. Dibuku gambar yang ada di tangannya, terdapat sebuah gambar seorang pemuda berambut pirang dengan telinga anjing dan tidak memakai pakaian atas.

… Huh? Apakah itu aku? Tapi aku masih memakai pakaianku, pikirku.

"Menakjubkan," kata Nemesis.

"Yah, ok, itu bagus, tapi… itu bagus, tapi aku, uh…" aku tergagap.

Itu memang sebuah gambar berkualitas tinggi, tapi aku tidak tau bagaimana harus bereaksi setelah melihat gambarku yang tidak memakai pakaian atas dan memiliki telinga anjing. Gaya gambarnya sangat mirip dengan manga yang ada di majalah bulanan yang ditujukan kepada para remaja pria, tapi malah menarik banyak pembaca wanita, dan hal itu semakin membuatku sulit untuk mengomentarinya.

"Apakah disini ada Drawing Skill atau sejenisnya?" tanyaku.

"Ya, itu termasuk dalam sense skill, tapi ini adalah bakat asliku," jawab Marie.

Oh, jadi dia juga pandai menggambar di dunia nyata, pikirku.

"Jadi, Ray, bagaimana kau bisa berakhir dengan telinga anjing yang menakjubkan itu?" tanya Marie.

"… Seekor penguin meracuniku." Aku menceritakan detail pertemuanku dengan Mister Flamingo.

"Aku harus mengatakan bahwa penguin itu memiliki selera yang bagus," kata Marie. "Aku pasti akan membeli Obat Telinga Binatang itu jika sudah beredar di pasaran."

"Bukan berarti aku mau menghentikanmu, tapi… apakah kau serius?" tanyaku.

"Sangat," jawabnya. "Ngomong-ngomong, Ray. Telinga anjing memang terlihat cocok untukmu, tapi menurutku telinga macan atau serigala aka—"

"Whoa, stop! Jangan berencana menggunakannya padaku!" Aku memotong perkataannya.

"… Tcih."

Apakah jurnalis licik ini baru saja mendecakkan lidahnya?! Pikirku dengan kaget.

"Bagaimanapun, kau mengatakan bahwa efeknya akan hilang nanti sore," kata Marie untuk mengubah subjek pembicaraan. "Apa yang akan kau lakukan sampai saat itu?"

"Aku berencana mengunjungi toko Alejandro, tapi aku benar-benar tidak bisa melakukannya dengan hal yang muncul di kepalaku ini," jawabku. Aku tidak ingin orang lain melihatnya.

Meskipun mungkin itu sudah tidak berlaku lagi karena mereka sudah dilihat oleh seseorang yang kukenal, pikirku.

"Hmm, aku benar-benar berpikir bahwa itu bukanlah hal yang terlalu besar," kata Marie. "Kau seharusnya tidak terlalu memikirkannya."

"Tapi—"

"Kau akan sulit menemukan tian yang akan terkejut melihat seorang Master yang tiba-tiba memiliki telinga binatang," dia memotong perkataanku dan menjelaskannya. "Bagi sebagian besar tian, kita para Master adalah makhluk yang ada diluar akal sehat."

Begitukah? Aku bertanya pada diriku sendiri. Yah, kalau dipikir-pikir, King of Destruction telah menghancurkan seluruh hutan dalam satu malam, jadi cukup masuk akal jika para tian berpikir seperti itu.

"Kalau begitu, kurasa aku akan pergi ke toko Alejandro," aku menghela nafas.

"Aku masih sibuk dengan suatu hal, jadi aku tidak bisa bergabung denganmu," kata Marie.

"Sibuk?" tanyaku.

"Berbagai macam persiapan dan sejenisnya," dia menjawab, tetapi tetap tidak membuat semuanya menjadi jelas. "Ngomong-ngomong, jangan lupa untuk menemuiku besok siang."

"Ya, aku mengingatnya," kataku. "Lagipula, apa yang kau persiapkan?"

"Itu rahasia," jawabnya. "Sampai jumpa besok!"

Setelah mengatakan hal itu, Marie berlari ke arah tertentu. Aku hanya bisa penasaran dengan kejutan seperti apa yang dia persiapkan untuk kami.

Setelah berpisah dengan Marie, Aku dan Nemesis berjalan menuju alamat toko yang kemarin telah diberikan oleh Alejandro kepada kami, yang terletak di distrik keempat Gideon.

Gideon adalah kota melingkar yang terbagi menjadi 12 distrik—membuatnya terlihat seperti potongan kue—dan distrik keempat adalah area yang berfokus pada perdagangan. Aku berjalan melewati pasar sambil mencoba untuk tidak tersesat diantara orang dan hal lainnya, dan akhirnya aku sampai di toko Alejandro.

Bangunan besar itu memiliki penanda yang bertuliskan "Perusahan Alejandro." Aku mengintip kedalam dan melihat berbagai macam barang dijual disana. Tentu saja, disana ada senjata, armor, dan item penyembuh, tapi aku juga melihat hasil seni seperti lukisan dan patung. Disana juga ada buah-buahan dan makanan lainnya, dan mereka menciptakan pemandangan yang cukup kontras dengan jajaran permata yang ada disampingnya. Tempat ini lebih terlihat seperti sebuah supermarket.

"Selamat pagi," kataku sambil masuk kedalam. Sesaat kemudian, seorang gadis muda—yang sudah jelas merupakan seorang pegawai—bergegas menghampiriku.

"Apakah Alejandro ada?" tanyaku.

"Oh! Anda adalah Master yang kemarin lusa!" dia berseru. "Terima kasih banyak atas apa yang sudah anda lakukan pada saat itu! Saya akan segera memanggil tuan pemilik!" gadis itu berlari kebagian dalam toko.

Dari perkataannya, sudah jelas bahwa dia merupakan salah satu tian yang menaiki kereta saat Gardranda menyerang. Aku tidak ingat apakah dia ada disana pada saat itu, sih. Bagaimanapun, keadaan disana benar-benar kacau.

"Sungguh gadis muda yang canggung," kata Nemesis. "Dari aura yang ada di sekitarnya, aku berpendapat bahwa dia berbakat menjadi orang 'ceroboh'."

Aku tidak yakin bagaimana rasanya mendeskripsikan seseorang dengan satu kata, pikirku. Kata apa yang cocok untuk mendeskripsikan dirimu sendiri, Nemesis?

"Dewi," dia menjawab tanpa ragu.

Yah, kau memang memiliki nama seorang dewi, ya, tapi menurutku kau lebih cocok dideskripsikan sebagai 'loli tua bangk—" pikirku dengan sengaja.

"Hei! Apa yang hendak kau pikirkan barusan?!" Nemesis berseru.

"Ha ha ha, jangan terlalu keras," kataku. "Kau akan mengganggu pelanggan lain."

"Tawa itu terlalu dipaksakan!" teriaknya, menebak apa yang kupikirkan.

Saat kami sedang bercanda, Alejandro berjalan keluar dari bagian dalam toko.

"Nah, bukankah itu adalah Mr. Ray," katanya. "Anda sangat diterima disini."

"Halo," aku menyapanya. "Karena kau bersikeras bahwa aku harus berkunjung, maka aku datang untuk melihat barang daganganmu."

"Oh, silahkan," katanya. "Lihat mereka selama yang anda mau. Anda akan mendapatkan diskon pada apapun yang anda beli."

"Terima kasih," kataku.

Aku harus mendapatkan banyak perlengkapan yang sesuai dengan levelku saat ini, jadi diskon adalah hal yang sangat aku syukuri.

Juga, ada sesuatu yang mau tidak mau kusadari. Pegawai wanita yang tadi dan Alejandro tidak mengatakan apapun tentang telinga anjingku. Memang, gadis tadi memberikan beberapa lirikan, tapi dia sama sekali tidak mengatakan apapun. Alejandro, disisi lain, bertingkah seolah-olah telinga itu tidak pernah ada. Seperti yang diharapkan dari seorang pro.

Mungkin Marie benar tentang tian yang tidak terlalu memikirkan hal-hal yang terjadi pada Master.

Aku bersyukur pada hal itu. Harus menjelaskan telinga anjing ini kepada setiap orang yang kutemui akan menjadi benar-benar menjengkelkan.

Sekarang, aku hanya bisa berharap telinga ini menghilang sebelum aku bertemu dengan Rook lagi, pikirku.

"Oh, lihat, itu Ray dan Nemesis," kata seseorang yang ada di dalam toko. "Selamat pagi. Senang melihat kau sudah login."

"Halloo," diikuti sebuah suara feminin. "Oh? Kenapa kau memiliki telinga itu, Ray?"

Aku berbalik dan melihat Rook dan Baby, yang—kelihatannya—sudah datang ke toko ini lebih dulu dari kami.

Aku kehabisan kata-kata. Ini kedua kalinya untuk hari ini dimana harapanku langsung mati tepat pada saat aku memikirkannya, pikirku. Apakah telinga anjing ini dikutuk atau sejenisnya?

"Jika kau mempertimbangkan semua yang terjadi sejak kau login pagi ini, item yang dikutuk mungkin adalah Miasmaflame Bracers, bukan telinga itu," kata Nemesis.

… Kau benar, pikirku.

"Ray, bagaimana kau bisa berakhir dengan telinga yang bagus itu?" tanya Rook.

"Ini adalah hasil dari ini dan itu yang terjadi karena hal ini dan hal itu," kataku.

"Tentunya kau tidak berharap dia memahami hal itu," komentar Nemesis.

"Begitu," kata Rook. "Kau berakhir seperti itu karena ada orang licik yang menjebakmu untuk meminum semacam obat, kan?"

"Dia benar-benar bisa memahaminya?!" Aku dan Nemesis tidak bisa menyembunyikan keterkejutan kami.

Apakah kau adalah Esper atau sejenisnya? Pikirku.

"Tidak, ini bukanlah kekuatan super atau sejenisnya," dia menjawab apa yang kupikirkan. "'Membaca pikiran' seperti ini sebenarnya mudah jika kau sudah terbiasa."

"Bagaimana kau bisa mengatakannya mudah saat kau berbicara dengan pikiranku dengan mudahnya sama seperti yang dilakukan Nemesis?!" tanyaku, masih tercengang.

"Ohh… sungguh pukulan keras pada identitasku." Kaget karena suatu alasan, Nemesis jatuh berlutut.

"Itu sangat menakjubkan, Rook." Kataku. "Kau tidak akan terkalahkan saat bermain old maid."

"Old maid, huh…" katanya. "Aku tidak yakin jika kemampuanku ini bisa kupakai dengan sempurna pada orang yang tidak kukenal, sih. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan pada orang asing adalah mengatakan apa yang mereka rasakan dan menyadari jika mereka memiliki niat tersembunyi."

Tetap saja itu menakjubkan, pikirku.

Setelah Rook mengejutkan kami dengan kemampuannya, kami mulai melihat-lihat barang yang ada di toko ini.

"Lagipula, kenapa kau ada disini?" aku bertanya kepadanya. "Untuk mengatakan hai dan membeli beberapa perlengkapan, kurasa?"

"Ya," jawabnya. "Bukan hanya untukku dan Baby. Aku baru saja mengetahui bahwa aku juga bisa membelikan senjata untuk Marilyn dan Audrey. Juga, kami pergi leveling kemarin, jadi aku memiliki beberapa drop yang bisa dijual."

Jadi disini juga ada perlengkapan untuk monster, huh? Pikirku. Toko ini benar-benar memiliki item yang sangat bervariasi.

"Leveling, eh? Kataku. "Level berapa kau saat ini?"

"48," jawabnya.

… D-Dia sudah hampir mencapai level maksimal yang bisa dicapai job tingkat rendah, pikirku. Itu hampir dua kali lipat dari levelku saat ini. Bagaimana aku harus menanggapi hal ini?

"Sepertinya ada orang yang benar-benar sibuk selama aku offline…" gumamku.

Aku hanya bisa berpendapat bahwa memiliki Marilyn dan Audrey telah membuat proses levelingnya menjadi lebih efektif. Sial, Rook dan Baby benar-benar sudah menjadi mimpi buruk dalam pertarungan berskala besar hanya dengan mereka berdua.

"Aku hampir mencapai level 50, jadi aku harus mulai bekerja untuk segera berganti ke job tingkat atas," kata Rook.

"Apakah kau memiliki rencana?" tanyaku.

"Ya, aku melakukan penelitian dan menemukan bahwa job tingkat tinggi milik Pimp disebut 'Lost Heart'," jawabnya.

Lost Heart, eh? Pikirku. Hal itu berdasarkan kata dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang telah kehilangan delapan kebajikan seperti yang disebutkan dalam The Eight Dog Chronicles. Istilah itu juga mengacu pada orang-orang yang mengelola tempat hiburan. Penamaan yang cukup unik.

"Ini adalah persyaratannya." Rook mengeluarkan sebuah Katalog dan menunjukkan halaman Lost Heart kepadaku.

 

Persyaratan no. 1: Mencapai level 50 sebagai Pimp.

Persyaratan no. 2: Total stats semua monster bawahan dan budak perempuan telah mencapai batas tertentu.

Persyaratan no. 3: Total uang yang dihasilkan oleh monster bawahan dan budak perempuan harus berada diatas 1,000,000 lir.

 

"Begitu," kataku. Tidak seperti Paladin, itu tidak memiliki satupun persyaratan yang melibatkan hubungan dengan manusia lain atau beberapa kemenangan khusus. Faktanya, semuanya bisa dicapai hanya dengan bermain sebagai Pimp dalam jangka waktu tertentu. Persyaratan itu mungkin menjadi salah satu alasan kenapa job itu tidak diklasifikasikan sebagai job yang fokus pada pertarungan.

"Aku hampir mencapai level 50, dan persyaratan kedua sudah terpenuhi," kata Rook. "Persyaratan ketiga akan butuh waktu agak lama, sih."

"Ya, kelihatannya itu memerlukan kerja keras," kataku.

Apakah Pimp bahkan bisa menghasilkan uang menggunakan makhluk seperti Marilyn dan Audrey? Pikirku.

"Kurasa mereka akan sangat membantu dalam pekerjaan bangunan," kata Rook.

Aku berkata, "Kupikir salah satu game retro yang dimiliki kakakku memiliki beberapa monster peliharaan yang bekerja di sekitar lokasi pembangunan… Hm?"

Aku baru menyadari bahwa Rook mengenakan pakaian yang berbeda dengan yang dia pakai kemarin. Itu adalah sebuah mantel yang kelihatan memancarkan cahaya perak yang aneh.

Yah, itu tampak baru, pikirku.

"Itu adalah mantel yang tampak menakjubkan, Rook," kataku. Detail hiasan yang rumit, dan kilau logam itu benar-benar keren.

Lengan mantelnya memiliki panjang yang berbeda, yang membuatnya terlihat sangat stylish, dan Rook—yang merupakan orang tampan—membuatnya terlihat semakin bagus. Dia tidak mengenakan hal itu kemarin, jadi aku hanya bisa berpendapat bahwa dia mendapatkannya saat aku sedang offline.

"Oh, ya. Aku sangat menyukai Liz," katanya.

Kau bahkan memberinya nama? Aku mengangkat satu alisku.

Tiba-tiba, mantel itu bergerak dengan cara aneh. Aku tidak tau kenapa, tapi pergerakan itu tampak seolah-olah menunjukkan kegembiraan.

Sambil melakukan ini dan itu, aku selesai memilih semua yang kubutuhkan. Karena aku ingin memakai Miasmaflame bracer tidak peduli bagaimanapun caranya, aku tidak membeli set armor seperti item Riot series.

Dalam kasusku, salah satu equipment terpenting adalah armor dada, dan karena Rook terlihat benar-benar keren dalam mantelnya, aku juga memutuskan untuk membeli mantel. Mantel itu memiliki nama "Blaze Metal Scale Coat."

Itu terbuat dari kulit berwarna merah milik monster sejenis serigala dan diperkuat dengan banyak sisik logam. Mantel itu memiliki dua skill—"Fire Affinity" dan "Fire Resistance." Yang pertama meningkatkan damage berbasis api milikku sebesar 10%, sementara yang kedua mengurangi damage yang kuterima dari serangan berbasis api dengan jumlah yang sama, membuatnya cocok dengan Purgatorial Flame. Tentu, ini adalah sebuah item mewah yang berharga 80,000 lir, tapi aku tidak menyesal karena telah memilihnya.

Aku membawa equipment lain yang kupilih dan berjalan menuju kasir untuk melakukan pembayaran.

"Eh?" Tepat di samping kasir, terdapat sebuah mesin yang sering kau lihat di dunia nyata.

Itu adalah sebuah kotak persegi panjang dengan banyak kapsul berbentuk bulat di dalamnya. Dengan memasukan uang kedalam mesin, kau dapat menarik tuas dan membuat sebuah kapsul keluar.

Pada dasarnya itu adalah sebuah mesin penjual gacha otomatis.

-

Mesin penjual gacha otomatis sudah ada sejak lama bahkan sebelum aku lahir.

Aku bisa mengingat ketika aku pergi ke mesin yang dibuat untuk anime dan game favoritku, memasukkan koin 100 yen, menarik tasnya, dan mendapatkan mainan yang berhubungan dengan seri tersebut. Itu menyenangkan karena kau tidak tau apa yang akan kau dapat, dan karena hal itu, ingatan itu sangat berharga bagiku.

Namun, mesin gacha dalam game benar-benar monster yang berbeda.

Beberapa waktu yang lalu, terdapat sebuah genre game yang disebut 'game sosial'. Mereka dapat dimainkan di perangkat mobile dan browser PC, dan kau dapat mulai memainkannya tanpa mengeluarkan uang sama sekali.

Game sosial memiliki jumlah yang sangat banyak dan beragam. Ada yang merupakan game fantasi dengan sistem equipment, ada juga game yang berhubungan dengan merawat monster, pembuatan pasukan robot, atau game dimana kita bekerja sebagai produser idol. Game-gamer tersebut gratis, tapi jika player menginginkan senjata, armor, monster, robot, atau idol yang bagus, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan.

Metode yang paling populer untuk mendistribusikan harta karun seperti itu adalah menggunakan mesin gacha. Dengan mengeluarkan sekitar 300 yen, player dapat menarik tuas virtual dan mendapatkan random item. Item-item tersebut memiliki tingkat kelangkaan, dan item paling langka memiliki kesempatan muncul yang paling kecil.

Kelangkaan juga sering dihubungkan dengan kualitas. Apakah untuk menang di dalam game, atau untuk pamer kepada plater lain, ataupun hanya untuk menikmati idol mereka, para player akan menarik tuas itu. Mereka akan melakukannya lagi dan lagi sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Namun, semua itu hanyalah data. Perusahaan tidak akan pernah kehilangan apapun, tidak peduli seberapa tinggi kualitas maupun kelangkaan item yang didapatkan oleh player. Banyak player yang ingin mendapatkan barang bagus tetapi malah semakin banyak mendapatkan barang yang buruk, dan hal itu membuat mereka mengeluarkan semakin banyak uang pada game itu.

Akibatnya, ada para player yang bahkan harus menghabiskan 100,000 yen pada game tersebut setiap bulannya. Beberapa bahkan menghabiskan lebih banyak lagi dan menembus batas 1,000,000 yen.

Itu memang masa-masa yang sangat gelap…

*

Berdasarkan hal itu, gacha yang ada di depanku tidak menggunakan uang asli melainkan lir, sehingga tidak masalah jika aku sekali atau dua kali memainkannya, kan? Pikirku.

"… Aku tau bahwa pemikiran yang barusan hanyalah alasan untuk melakukan hal itu," kata Nemesis.

"Nah, yah, bagaimanapun, aku ingin memainkannya," kataku. Aku benar-benar menikmati kegembiraan saat membeli gacha dan random pack card.

Baiklah, kembali pada apa yang ada di depanku… Pikirku dan melihat ke arah mesin itu. Meskipun bentuknya mirip, ada beberapa perbedaan antara hal ini dan gacha yang aku tau.

Pertama, kau bisa menentukan jumlah uang yang ingin kau gunakan. Ada lubang tipis di depannya, dan aku menyadari bahwa kita bisa memasukkan satu koin 100 lir sampai 10,000 lir.

Menurut penjelasan yang ada pada mesin itu, item yang akan muncul memiliki kelangkaan dari S sampai F.

Rank C memiliki nilai yang sama dengan uang yang kau masukkan.

Rank F—rank terendah—merupakan item yang memiliki nilai 1% dari jumlah uang yang kau masukkan.

Rank S—rank tertinggi—merupakan item yang memiliki nilai 100 kali lipat dari jumlah uang yang kau masukkan.

Jumlah uang minimal yang bisa kau masukkan adalah 100 lir, sementara jumlah maksimalnya adalah 100,000 lir.

Seperti biasa, resiko yang renda memiliki hadiah yang rendah dan resiko yang tinggi memiliki hadiah yang tinggi.

"Tapi bukankah itu akan menyulitkan dalam memantau item yang ada di dalamnya dan mengelola kualitas item yang keluar?" aku bertanya kepada seorang pegawai, dan jawaban yang kudapat benar-benar tak terduga.

"Itu tidak bekerja seperti yang anda pikirkan," katanya. "Memang benar bahwa kami lah yang mengelola item sihir itu, tetapi kami tidak berurusan dengan hadiah yang ada di dalamnya maupun uang yang masuk ke dalamnya."

Menurutnya, mesin gacha ini awalnya adalah sebuah item langka yang ditemukan di Tomb Labyrinth.

Itu juga bukan merupakan penemuan satu-satunya. Ada catatan yang mengatakan bahwa ada orang lain yang mendapatkannya, dan beberapa dari mereka telah mencoba untuk menghancurkannya dan mengambil hadiah yang ada di dalamnya. Kelihatannya, mereka harus berusaha sangat keras, tapi mereka yang berhasil melakukannya menemukan bahwa bagian dalam mesin tersebut benar-benar kosong.

Oleh karenanya, semua orang mulai berpendapat bahwa uang yang dipersembahkan kepada mesin tersebut akan secara ajaib memanggil item yang sesuai. Dan karena uang yang dimasukkan kedalam mesin itu tidak bisa diambil, sudah jelas bahwa gacha ini bukanlah bagian dari model bisnis yang sukses.

"Namun, pemilik toko percaya bahwa ini dapat digunakan untuk menarik pelanggan, jadi kami menyimpannya disini demi kenyamanan semua orang," kata pegawai itu. "Kami juga membuat peraturan bahwa hanya pembeli lah yang dapat menggunakannya."

Itu sebuah keputusan yang bijak. Memang, itu diperlukan untuk menciptakan aliran uang dari mereka yang datang kemari hanya untuk menggunakan mesin itu. Aku sekarang yakin bahwa Alejandro memiliki kemampuan yang sangat tinggi sebagai manajer.

"Lagi pula, bagaimana dia bisa mendapatkan benda ini?" tanyaku.

"Saat pemilik sebelumnya kehabisan uang, dia harus menjual banyak barang," kata pegawai itu. "Ini adalah salah satu barang-barang itu, dan pemilik toko membelinya."

"… Dan alasan pemilik sebelumnya bangkrut adalah…?"

"… Sama seperti yang anda bayangkan," kata pegawai itu.

Jadi dia bangkrut karena dia terlalu banyak menggunakan mesin itu, huh? Pikirku. Itu mungkin salah satu alasan kenapa Alejandro hanya menggunakan benda ini untuk menarik pelanggan.

Bagaimanapun, aku mulai tertarik dengan mesin gacha ini, jadi aku berterima kasih kepada pegawai yang memberitahuku tentang hal itu dan mulai mengantre di barisan paling belakang.

"Jadi, berapa banyak yang akan kau keluarkan?" tanya Nemesis.

"100,000 li—GUH!"

Pada saat aku menjawabnya, dia meninju perutku. Tinjuan itu berasal dari sudut yang sangat bagus, jadi itu benar-benar membuatku membungkuk ke depan.

"Bagaimana bisa kau membiarkan dirimu menggunakan uang sebanyak itu tepat setelah kau mendengar bahwa seseorang telah bangkrut karena hal ini?!" serunya.

"A-Aku tau bahwa 100,000 lir itu merupakan jumlah yang banyak, tapi aku mungkin akan mendapatkan sesuatu yang benar-benar bagus jika aku beruntung…" kataku.

"Jika kau bertanya kepadaku, aku mencium skenario dimana kau mendapatkan sesuatu yang tak berharga."

Nah, jika sesuatu seperti itu benar-benar terjadi, kita memiliki sesuatu untuk diingat dan menertawakannya di kemudian hari, pikirku.

Nemesis menghela nafas. "Kuharap kau tidak menyesali hal ini."

"Aku yakin aku tidak akan melakukannya," kataku.

Tak lama kemudian, giliranku tiba, jadi aku memasukkan sepuluh koin 10,000 lir kedalam gacha. Setelah melakukan hal itu, aku menarik tuas, dan membuat mesin itu mengeluarkan sebuah kapsul. Benda itu memiliki huruf C di atasnya. Menurut penjelasan yang ada, benda yang ada di dalamnya memiliki nilai yang sama dengan jumlah uang yang kumasukkan, jadi aku tidak rugi.

Aku membuka kapsul itu dengan bersemangat dan membuat item yang ada di dalamnya muncul.

Tomb Labyrinth Exploration Permit.

Melihat item yang familiar itu membuatku jatuh berlutut.

"Ohh… tidaaaaaak…" Aku mengerang. Aku hampir dapat mendengar benda itu menyapaku "Halo gan, lama tak jumpa!" dengan nada sombong.

"Ya ampun, barang yang sama," kata Nemesis.

Yah, itu bernilai 100,000 lir, tapi… tapi aku… aku mengerang dalam diam.

"Rook… ambil ini," kataku, memberikan kertas itu kepadanya.

"Apakah kau yakin? Bukankah ini hadiah yang lumayan?" tanyanya.

"Memang, tapi aku sudah punya satu, dan aku tidak membutuhkannya lebih dari satu…"

Njir, karena menjadi seorang Paladin, bahkan aku sama sekali tidak membutuhkannya… pikirku.

"Te-Terima kasih," kata Rook dengan penuh syukur. "Umm, mungkin kapan-kapan kita bisa menjelajahinya?"

"Itu ide yang bagus…" aku menjawabnya dengan sedikit bersemangat. Itu benar-benar ide yang bagus, sih, karena aku baru menjelajahi lantai pertama disana.

Baiklah, waktunya menyemangati diriku, dan…

"Sekali lagi," kataku.

"Apakah kau tidak kapok?!" Seru Nemesis.

"Ayolah! Tidak mungkin aku akan mendapatkan Permit itu lagi! Aku yakin bahwa aku akan mendapatkan sesuatu yang bagus kali ini!" kataku.

"Itulah yang dikatakan para penjudi sebelum mereka bangkrut!"

Meskipun Nemesis tidak setuju, aku kembali berdiri di antrian dan bersiap untuk percobaan kedua.

Sama seperti sebelumnya, aku memasukkan 100,000 lir. Mengingat jumlah harga dari equipment yang kubeli, ini adalah kesempatan terakhirku.

Aku menarik tuas sambil berdua kepada Dewa, Budha, atau apapun yang mendengarkanku.

Dan hasilnya adalah…

"… Apa?" aku mengangkat alisku.

Kapsul itu keluar seperti biasa, tapi kelangkaan yang tertulis diatasnya bahkan tidak berada diantara S sampai F.

Kapsul itu hanya bertuliskan huruf "X".

Apakah ini di atas S? Atau apakah X sebenarnya adalah tanda silang yang membuatnya jauh lebih buruk dari F? Aku benar-benar kebingungan. Ada peringatan kecil di atasnya, yang mengatakan, "Bukalah ditempat yang luas". Aku bertanya kepada pegawai tentang hal ini, dan dia berkata bahwa peringatan itu muncul pada setiap kapsul yang memiliki sesuatu yang besar, seperti kereta, di dalamnya. Itu berarti bahwa kapsul ini memiliki sesuatu yang cukup besar di dalamnya.

Dan juga, pegawai itu mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya dia melihat kapsul dengan kelangkaan X.

Aku tidak tau bagaimana harus menanggapi hal itu, pikirku.

Apapun itu, karena aku hanya bisa membukanya ditempat yang luas, aku memutuskan untuk tidak membukanya di dalam toko. Aku tetap membuatnya berada dalam bentuk kapsul dan memasukkannya kedalam inventory-ku.

Baiklah, sekarang setelah aku menenang, ada sesuatu yang harus kuperhitungkan, pikirku.

Sekali tarik membuatku menghabiskan 100,000 lir.

Equipment baruku memiliki harga total 110,000 lir.

… Perbandingan itu membuatku sadar seberapa mahalnya tarikan yang kulakukan. Dalam hal kelangkaan, aku tidak benar-benar menderita kerugian, tapi aku hanya bisa merasa murung.

"Itulah yang kau dapatkan setelah menjudikan uang 200,000 lir," kata Nemesis.

Aku tidak berada pada posisi untuk membantah hal itu.

Setelah aku selesai membayar equipment-ku, Rook mencoba keberuntungannya pada gacha itu.

Sepertinya, melihatku mencobanya juga membuat Rook menjadi tertarik.

"… Kau tidak harus memasukkan jumlah uang yang sama denganku, sih," gumamku. Berharap agar 100,000 lir itu tidak terbuang sia-sia, aku melihat apa yang dia dapatkan, dan…

Dan, uh… huh?

Kesunyian memenuhi seluruh toko. Keterkejutan itu dirasakan oleh semua orang yang ada di dalamnya, kecuali Rook.

Aku, Nemesis, pegawai, dan pelanggan lainnya benar-benar kehilangan kata-kata.

Kapsul yang ada di tangan Rook memiliki pola pelangi.

Kelihatannya itu terbuat dari mineral yang sangat indah sampai-sampai kapsul itu sendiri terlihat seperti item langka.

Dipermukaannya tertulis huruf S berukuran besar.

Rook benar-benar menarik sesuatu yang sangat bagus hanya dengan sekali coba.

"Ah, Ray! Kurasa aku mendapatkan sesuatu yang bagus!" kata Rook.

"S-Selamat!" Keterkejutanku membuatku mengatakan hal itu secara tak sadar.

"Rook, ayo cepat dan buka hal itu!" teriak Baby.

"Y-Ya! Ayo kita lihat apa yang kau dapatkan!" kata Nemesis.

Karena dia menggunakan 100,000 lir, dan nilai dari hadiah dengan kelangkaan S adalah 100 kali lipat lebih besar dari jumlah uang yang digunakan, item yang ada di dalamnya seharusnya senilai dengan 100,000,000 lir.

Sudah sewajarnya, sesuatu semenakjubkan itu tidak hanya menarik perhatian kami, tetapi juga pegawai dan pelanggan toko yang lain.

Kapsul milik Rook tidak memiliki satupun peringatan di atasnya, jadi dia langsung membukanya ditempat.

Apa yang keluar adalah sepasang sarung tangan, yang cukup panjang untuk menutupi siku. Terbuat dari material mirip kulit berwarna biru, mereka dihiasi oleh pola rumit yang terbuat dari logam emas.

"'Touch of the Silencer, Veltboule'?" Gumam Rook sambil memiringkan kepalanya.

Gaya penamaannya mirip dengan satu-satunya hadiah khusus milikku—"Miasmaflame Bracers, Gardranda." Hadiah khusus seperti itu seharusnya tidak mungkin didapatkan tanpa mengalahkan seekor UBM, dan juga tidak mungkin untuk mentransfer hal itu ke pemain lain.

"… Whoa." Kata Rook. Dia melihat deskripsi dari item itu—Touch of the Silencer, Veltboule—dan tidak dapat menyembunyikan ketakjubannya. Wajahnya menjadi benar-benar kaku, dan itu mungkin adalah pertama kalinya aku melihatnya menunjukkan wajah seperti itu.

"Jadi, item macam apa itu, Rook?" tanyaku.

Melihat sekeliling, aku menyadari bahwa beberapa pelanggan—yang sepertinya adalah para master dan tian dengan identification skill level tinggi—terlihat sama terkejutnya dengan Rook.

Ok, sekarang aku benar-benar penasaran dengan hal itu, pikirku.

"Pada dasarnya, ini adalah hadiah khusus MVP setelah mengalahkan UBM," kata Rook.

"Kau serius?" tanyaku tak percaya.

"Ya," jawabnya. "Biarkan aku menjelaskan detailnya di tempat lain."

Setelah dia mengatakan hal itu, aku dan Rook meninggalkan toko Alejandro. Saat aku berjalan, aku melirik kedalam toko dan melihat bahwa antrean gacha itu menjadi semakin panjang dan hampir semua orang mempersiapkan uang 100,000 lir.

Kelihatannya, mereka menjadi bersemangat setelah mengetahui bahwa hadiah khusus UBM bisa didapatkan dari mesin itu.

… Kuharap tidak ada orang yang bangkrut, pikirku.

*

Rook mengajakku ke sebuah kamar yang telah dia sewa di penginapan. Rook sudah jelas telah mengetahui sesuatu yang tidak boleh didengar oleh orang lain.

"Pada dasarnya, ini adalah hadiah khusus yang sudah tidak memiliki pemilik," kata Rook.

"Maksudmu?" tanyaku.

Kemudian dia menjelaskan.

Pertama, biasanya hadiah khusus hanya bisa digunakan oleh sang pemilik dan tidak bisa ditransfer ke pemain lain dengan cara apapun.

Namun, ada satu pengecualian dalam peraturan itu… dan itu terjadi saat pemilik item tersebut yang merupakan seorang tian telah mati.

Dalam kasus seperti itu, hadiah khusus itu akan secara otomatis akan dipisahkan dari tubuh dan entah akan menjadi hadiah super langka di kedalaman dungeon buatan atau—seperti yang baru saja terjadi—menjadi sebuah hadiah gacha beresiko tinggi.

Dari hal itu, aku dapat dengan mudah memahami kenapa dia ingin menyembunyikan hal ini.

"Menurutmu pembunuhan tian akan semakin meningkat jika orang-orang mengetahui hal ini, huh?" tanyaku.

"Ya," jawabnya.

Aku tidak tau ada berapa banyak tian yang memiliki hadiah khusus, tapi aku tidak yakin bahwa tidak akan ada Master yang akan membunuh mereka hanya untuk meningkatkan kesempatan mereka dalam mendapatkan item seperti itu. Setidaknya, kami benar-benar tidak ingin menjadi akar yang menyebabkan adegan pembunuhan seperti itu. Itulah alasan kenapa Rook tidak mengatakannya di depan umum.

"Apakah kau yakin hal ini tidak bocor?" tanyaku. "Bagaimana jika seseorang dengan identification skill level tinggi melihat sebagian dari deskripsi itu?"

"Itu bukan bagian dari deskripsi item, tapi sebuah pesan pribadi," jelasnya. "Aku yakin, tidak ada seorangpun yang mengetahui hal ini."

"Baguslah kalau begitu," kataku.

Meskipun, jika kupikir-pikir, aku ragu akan ada banyak Master yang mau mengambil resiko seperti itu, pikirku. Membunuh tian dapat membuatmu masuk ke daftar pencarian, dan tidak ada jaminan bahwa item tersebut akan jatuh ke tanganmu.

"Ini adalah deskripsi dari item ini." Rook menunjukkan sebuah window yang mendeskripsikan Touch of the Silencer kepadaku.

 

Touch of the Silencer, Veltboule.

Ancient Legendary Item

Sebuah harta yang mengandung konsep dari sphinx yang terkenal sebagai "pembunuh penyihir."

Selain meningkatkan sihir dan kekuatan khusus milik pemakainya, item ini juga memberikan daya tahan yang besar terhadap mental status effect dan serangan.

Sama seperti yang tertulis pada deskripsi itu, sarung tangan ini benar-benar meningkatkan daya tahan pemakainya dari mental debuff dan serangan dan juga memberikan bonus SP dan MP dalam jumlah besar.

"Jadi, apa efek skill yang ada padanya?" tanyaku.

"Itu sangat menarik," kata Rook. "Ada dua buah skill padanya. Saat ini aku tidak membaca satunya, tapi skill yang bisa kubaca saat ini bernama "Silence", dan itu membatalkan semua skill berjenis sihir yang sedang berada dalam tahap persiapan."

"Oh?" tanyaku.

Tahap persiapan? Apa maksud dari hal itu? pikirku.

"Tampaknya, jika seorang musuh sedang melantunkan atau bersiap untuk mengeluarkan mantra sihir, skill ini akan meniadakan hal itu," dia melanjutkan. "Tapi ini tidak akan berpengaruh pada skill instant atau sihir yang telah selesai dikeluarkan."

Jadi itu adalah mimpi buruk bagi semua penyihir, huh? Kelihatannya itu akan berguna pada banyak skenario, pikirku.

Bagaimanapun, skill itu akan membatalkan semua mantra yang belum selesai dilantunkan. Job bertipe sihir akan menjadi tak berdaya jika melawannya secara langsung.

"Jika itu awalnya dimiliki oleh seorang tian, maka… aku paham dengan hal itu," aku mengangguk.

Asal dari Touch of the Silencer ini—UBM bernama Veltboule—sudah jelas merupakan makhluk spesialis pembunuh penyihir. Mungkin dia telah dikalahkan oleh seorang tian yang sudah kuat tanpa harus bergantung pada sihir. Kemudian, tian tersebut mati karena suatu hal, dan hadiah khusus ini berakhir di tangan Rook.

"Aku harus mengatakan ini, Rook," kata Nemesis. "kau benar-benar orang yang beruntung."

Aku hanya bisa menyetujui hal itu.

Pertama Marilyn, kemudian Audrey, sekarang hadiah gacha yang luar biasa ini… Rook benar-benar orang yang sangat beruntung.

Aku penasaran apakah itu ada hubungannya dengan kepribadian baiknya, pikirku.

"Tapi kau juga mendapatkan sesuatu yang bagus, kan, Ray?" kata Rook.

"Oh ya, aku mendapatkan hal ini."

Sambil mengatakan hal itu, aku mengeluarkan kapsul dengan huruf X di atasnya. Aku tidak bisa membukanya disini karena hal yang ada di dalamnya mungkin adalah sebuah kereta atau sejenisnya, jadi aku memutuskan untuk melakukannya setelah berada di luar gerbang utara lagi.

"Aku mau membukanya. Kau mau ikut?" tanyaku kepada Rook.

"Tidak bisa. Aku mendapat pesan bahwa aku harus kembali ke dunia nyata," jawabnya.

"Hm? 'Tamu', kah?" tanyaku.

"Sebenarnya, 'Lapar' dan 'Kurang Tidur'," kata Rook. "Aku sudah online sejak kemarin, berburu monster dan leveling. Aku hanya memakan makanan dalam game, dan aku sama sekali belum tidur."

"Anjay!" seruku. "Cepat makan, mandi, dan pergi tidur sana!"

"Ahaha," dia tertawa dengan canggung. "Aku akan melakukannya. Aku pasti akan bangun tepat waktu untuk rencana Marie."

"Jaga dirimu, gan."

Setelah aku mengatakan hal itu, Rook log out, jadi hanya aku yang tersisa di kamarnya.

Aku tidak menyangka Rook adalah seorang no-lifer sampai-sampai melupakan kebutuhan dasarnya sendiri.

Kurasa dia hanyalah seorang siswa yang menggunakan libur musim semi-nya untuk bermain game dengan berlebihan, pikirku.

Dan kemudian, aku meninggalkan penginapan itu. "Area luas" yang paling kukenal adalah Nex Plain di sebelah utara Gideon, jadi aku berjalan menuju gerbang utara kota.

"Master," kata Nemesis, "Bukankah sekarang saatnya makan siang?"

"Oh ya, kurasa begitu," kataku. "Kalau begitu, aku akan membuka kapsul ini setelah makan siang."

Aku mungkin akan berburu di Nex Plain setelah melihat apa isi dari kapsul ini, jadi makan sebelum melakukan hal itu adalah ide yang bagus.

Karena sekarang siang hari, sebagian besar restoran terdekat sudah penuh, jadi aku memilih sebuah restoran yang terlihat lebih sepi.

"… Huh?" kataku dengan terkejut.

Di dalam restoran yang kupilih, aku melihat penjaga toko sedang di tanyai oleh kelompok tertentu. Mengenakan full plate mail armor dan jubah yang memiliki lambang Kerajaan Altar di atasnya, mereka menanyakan sesuatu kepada penjaga toko sambil menunjukkan objek mirip foto.

Menyadari bahwa itulah sebabnya toko ini terlihat sepi, aku memutuskan untuk mengamati mereka.

Dari suaranya yang tergagap, aku bisa menyimpulkan bahwa orang yang mengajukan pertanyaan itu sedang panik dan itu adalah masalah serius. Namun, terlihat bingung, penjaga toko itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanggapan, membuatnya jelas bahwa dia benar-benar tidak bisa membantu mereka.

Setelah itu, seorang wanita dari kelompok itu mencoba menenangkan rekannya yang panik. Dia adalah orang yang tidak asing.

"Liliana?" tanyaku.

"Oh? Ah, Ray," jawabnya.

Itu adalah Wakil Komandan, Ksatria Royal Guard Kerajaan Altar, Paladin Liliana Grandria. Aku belum pernah melihatnya lagi sejak di ibukota, dan karena semacam takdir, kami kebetulan bertemu lagi disini di city of duel.

Saat aku sedang terkejut dengan pertemuan itu, Nemesis mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan kepadaku melalui telepati.

"Aku merasakan sebuah masalah."