webnovel

REUNI

Sesampainya di Caffe Mutiara..

Fadil Langsung keluar dari mobil tanpa menoleh ke arah gadis itu sedikit pun, jika biasanya ia yang selalu memakaikan dan juga melepaskan Seat belt yang di pakai Ara namun kali ini tidak. Saat ini sikap Fadil benar-benar berbeda, Ara pun ikut keluar dari mobil tersebut.

"Ayolah Ra kita udah telat..!!" Fadil menengok sekilas pada gadis itu namun tanpa sedikitpun menghentikan langkahnya, hingga membuat jarak keduanya lumayan jauh.

"Iya Ka sabar..!!" Jawabnya pelan.

"Hay bro apa kabar.. ??" Derry melambaikan tangannya pada Fadil tatkala laki-laki itu sudah masuk kedalam Caffe. Saat ini Derry sudah bersama tiga orang wanita, yaitu Yanti dan Hana yang menghadap ke depan sedangkan wanita yang satunya lagi membelakanginya. Wanita itu langsung membalikkan badan dan berdiri tatkala Derry memanggil nama Fadil.

"Hay Fadil... Kita ketemu lagi, kalo Aku tau tadi kamu mau kesini kenapa kita ga bareng aja.. untung ada Derry, mobil Aku tadi mogok..!!" Wanita itu bersemangat, ia tanpa canggung menghampiri laki-laki itu. Sedang Fadil masih terperangah, ia tidak menyangka akan bertemu Kiara lagi di sini setelah pertemuannya di kantor sejam yang lalu.

"Sorry bro, gue ga bilang ngajak Kiara ke sini.. Soalnya gue tadi ga sengaja ketemu dia di jalan. Gue juga baru tau kalo ternyata dia udah balik dari luar kota.. gue pikir Lo berdua udah jadian, Secara.. Cinta pertama Lo kan emang Kiara..!! Ternyata ga ya ??" Derry nampak canggung seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Masa siihh..??" Hana ikut bertanya.

"Iya... dari kita sekolah dulu kan mereka berdua emang udah kaya gula ama semut.. kemana-mana selalu berdua..heheh Kenapa ga jadian aja siihh!!" Derry terkekeh.

Fadil terlihat shock, ia menengok Ara yang ada di belakangnya.

"Jadi Cewe Lo itu Ara bro..??" Spontan Derry menutup mulutnya terkejut, ia bertanya seperti itu karena tidak ada gadis lagi selain Ara di belakang Fadil sedang sahabatnya itu berjanji akan membawa ceweknya dalam acara tersebut. Ia takut Ara akan marah jika ternyata benar cewe Fadil itu adalah Ara, sedangkan ia secara gamblang sudah membicarakan masa lalu kedua sahabatnya tersebut.

"Oh ya..?? jadi Kamu udah punya Cewe Dil..?? kenapa tadi ga cerita ??" Kiara ikut keppo.

"Itu...." Fadil nampak ragu, entah kenapa nyalinya ciut didepan wanita yang bernama Kiara tersebut yang ternyata merupakan Cinta pertamanya sejak dulu. Padahal ia hanya harus berkata 'Iya' saja, atau setidaknya mengangguk Kek jika tidak ingin bicara.

Melihat keraguan di wajah Fadil yang seperti enggan mengenalkan dirinya sebagai Cewe yang sekarang menjadi milik laki-laki itu, dengan sangat kecewa Ara pun langsung menyangkalnya. Apalagi melihat penampilan Kiara yang memang sangat Anggun dan cantik, jauh berbeda dari penampilan dirinya hingga ia berpikir bahwa mungkin Fadil merasa minder jika harus mengenalkannya pada semua orang.

"Oh Bukan ko.. Mana mungkin Cewe kaya Aku jadi pasangannya..!! Aku hanya mantan pegawainya dulu, saat bekerja di sini..!!" Ara berusaha tegar, ia tidak ingin mempermalukan kekasihnya itu.

"Ra...??" Fadil nampak memelas.

"Maaf pak, Aku ikut ke acara ini karena di undang Yanti..!!" Bohongnya lagi.

"Iya Ra.. Aku udah tau ko, sini gabung..!!" Derry langsung menarik tangan Ara, sedang Fadil langsung melotot.

"Maaf Ka Derry.. Ara bisa jalan sendiri ko..!!" Gadis itu langsung melepas pegangan tangan Derry, ia masih berusaha menjaga perasaan Fadil. Padahal hatinya sendiri sudah ingin menangis..

"Ayo Dil kita gabung juga..!!" Kiara menggandeng tangan Fadil erat, sialnya Fadil tidak sedikitpun menepis tangan wanita itu ia justru seperti menikmati tanpa sedikitpun menghargai perasaan Ara yang ada didepannya. Apa Fadil benar-benar masih mencintai Kiara sang Cinta pertamanya itu.. Kasihan sekali Ara.🥺 Gadis itu pun langsung membuang muka.

"Trus Cowo kamu mana Ra, Katanya kesini mau bawa cowo kamu..??" Yanti bersuara setelah sekian lama terdiam.

"Dia.. dia.. masih belum pulang.. mungkin masih bekerja..!!" Ara nampak gugup.

"Ko mungkin.. ?? jadi kamu belum yakin dia sekarang ada di mana ??" Yanti justru shock, sedang gadis itu hanya terdiam.

"Astaga Ra.. pastiin dong yang bener, Tanyain dia sebenarnya ada di mana ?? Jangan mau di bohongin Ama Cowo. Alasannya kerja, tapi yang ada tar dia malah lagi asyik ngobrol sama cewe lain.."

BRRMMM

Spontan Fadil langsung menyemburkan minumannya yang sedang ia tenggak.

"Uhuk uhuk uhuk..!!" Laki-laki itu terbatuk.

"Astaga Dil.. hati-hati dong, kenapa ga pelan-pelan sih minumnya..!!" Kiara langsung mengambil tisu, ia mengelap mulut dan jas Fadil yang lumayan basah. Sedangkan Ara hanya meremas tisu yang sudah ia ambil untuk di berikan kepada laki-laki tersebut di bawah meja.

"Biar Aku aja Ki.. maaf merepotkan..!!" Fadil nampak salah tingkah, Matanya masih sesekali menatap wajah Ara.

"Sepertinya hanya Alfan nih yang belum Dateng.. kenapa dia lama sekali..!!" Tiba-tiba Derry berkata seraya melihat jam tangannya.

"A..A.. Alfan.. ?? Ka Alfan juga Dateng..??" Ara langsung shock, ia tidak tahu sama sekali tentang hal itu. Sementara Fadil juga ikut tegang, ia lupa memberitahu Ara bahwa Alfan juga akan hadir dalam acara reuni tersebut.

Semenjak bertemu dengan Kiara pikiran Fadil seperti Amnesia terhadap Ara sang kekasih, padahal tujuan ia menyuruh Ara tetap menunggunya di taman karena ia ingin memberitahukan perihal Alfan tersebut. Fadil juga akan memberikan Ara pengertian pelan-pelan supaya gadis itu bisa lebih tenang ketika bertemu dengan Laki-laki yang hampir saja merenggut kehormatannya itu. Selain itu Fadil juga tidak ingin Alfan menemui Ara terlebih dahulu, Siapa tahu Alfan akan kembali nekat menjemput Ara di rumahnya setelah tahu gadis itu juga di undang oleh Derry.

"Iya.. Alfando Dwi Satya Kusuma !! Kamu juga kenal Ra..!!" Suara Derry menyadarkan keduanya.

"A.. Ar.. !!" gadis itu masih tergagap.

"Hallo guys... sorry gue telat.. !!" Pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya yang di cari datang juga. Alfan memberanikan diri menghampiri teman-temannya..

"Wah parah Lo bro, kenapa baru Dateng..??" Derry langsung menjabat tangan Alfan dan mereka bersalaman layaknya teman sejati. Begitu juga dengan Fadil, meski canggung keduanya tetap melakukan hal yang sama. Ga lucu kan kalo di depan temen-temennya mereka berdua harus menunjukkan sikap bermusuhannya.

"Hay Ki... Ki..??" Alfan seperti mengingat-ingat.

"Kiara.. !!" Wanita itu melanjutkan.

"Yah Kiara.. ternyata kamu datang juga..?? Apa kabar girl..??"

"Ya.. Aku baik, hanya kebetulan aja Aku lagi tugas di sini.. ga sengaja tadi ketemu Derry di jalan dan langsung ngajak kemari..!! Kamu sendiri apa kabar..??"

"Aku juga baik..!!" Alfan kemudian menyapa teman-temannya yang lain seraya menyalaminya.

"Hallo Yan.." Gadis itu mengangguk dan menyambut uluran tangan Alfan.

"Hallo ini...."

"Ini Hana Al, yang kemarin ingin Aku kenalin ke kamu..!!" Yanti menjawab kebingungan Alfan.

"Oh iya... Aku Alfan Salam kenal aja." Hana ikut mengangguk dan juga menyambut uluran tangan laki-laki tersebut.

"Dan ini Ara..!!" tatapan matanya yang terakhir jatuh pada Ara yang nampak begitu tegang.

"Ra..." Panggilnya pelan Seraya mengulurkan tangan.

"A.. A.. Ara akan ke kamar kecil, maaf..!!" Gadis itu langsung pergi. Saking gugupnya Ara sampai salah jalan, ia lupa arah menuju kamar kecil. Untungnya ia langsung teringat, hingga dengan tergesa-gesa ia melangkahkan kakinya lagi. Sementara itu Alfan yang merasa canggung, kembali menarik tangannya yang masih terulur dan memilih untuk duduk.

"Maafin Ara ya Al... Dari dulu Dia emang selalu jaga jarak ama cowok. Makanya Aku juga sedikit ga percaya pas dia bilang sekarang udah punya pacar..!! takutnya Ara cuma di manfaatin aja..!!" Yanti seperti ikut merasakan kecanggungan Alfan, sedang Fadil langsung melotot pada gadis itu. Lagi-lagi ia merasa terdzolimi oleh sahabat Ara yang satu ini.

"Ara udah punya cowok..??" Alfan nampak terkejut, ia langsung menatap wajah Fadil. Sedang sahabatnya yang sekarang menjadi Rivalnya itu hanya membuang muka.

"Baiklah.. Sebagai pemilik Caffe ini Aku langsung yang akan mempersiapkan makanan yang enak untuk kalian..!!" Fadil langsung bangkit menuju pantry.

"Aku ikut Dil.." Lagi-lagi Kiara menempel pada Laki-laki itu.

"Mereka berdua emang masih seperti dulu.. kaya perangko.. pengennya nempel terus, bukankah begitu bro ??" Derry terkekeh seraya menggelengkan kepalanya. Namun Alfan tidak merespon, ia masih terlihat melamun seperti memikirkan sesuatu.

"Oh ya..?? Apa mereka emang dulu sedekat itu.. ??" Justru Yanti yang merespon perkataan Derry.