webnovel

KEBETULAN

"Maaf Ra nunggu lama.. udah dari tadi ya..??" Diqi datang sekitar 10 menit setelah Ara duduk di kursi panjang bangku Taman, hari ini keduanya sepakat untuk bertemu. Bukan bermaksud mencari kesempatan Ara bertemu dengan Diqi tepat disaat Fadil sedang diluar kota, hanya saja ia tidak ingin kekasihnya itu salah paham lagi jika mengetahui dirinya bertemu dengan Diqi seperti kemarin.

"Ga juga ko.. baru sekitar 10 menit aja..!!"

"Kopi latte dan camilan sore..!!" Diqi menyerahkan kotak berisi satu cup kopi dan beberapa Camilan. 'Caffe Mutiara'... label yang tercetak pada kotak itu. Ara langsung mendongak, ia terperangah melihat kotak tersebut hingga lupa mengambilnya dari tangan Diqi yang sedari tadi sudah diulurkan ke arahnya. Apalagi isinya sama persis dengan kesukaannya.

Melihat reaksi Ara seperti itu, Diqi langsung menaruh kotak itu di samping kursi yang diduduki Ara dan ia pun ikut duduk di samping kotak tersebut.

"Kenapa.. ga suka ??"

"Ga ko.. bukan begitu, hanya heran aja.. darimana Kakak tau Ara suka kopi dan Camilan sore itu..??"

"Karena Aku kemarin mengikuti mu Ra..!!" Diqi bergumam dalam hati.

Saat itu, tepatnya kemarin..

Ketika Fadil datang dan kemudian Ara menghampiri laki-laki itu sebenarnya Diqi belum pulang, ia sengaja bersembunyi di belakang pohon besar dan mengamati keduanya. Ia tidak ingin membuat Fadil salah paham lagi kepada Ara karena kehadirannya, untuk saat itu mungkin menghindar lebih baik baginya daripada harus memperkeruh suasana.

Diqi pun mengikuti keduanya ketika Fadil melajukan kendaraannya sampai ke sebuah Caffe, semula Diqi biasa saja melihat nama Caffe tersebut yang sepertinya Fadil memang hanya mampir saja untuk memberikan Ara kopi dan camilan sore. Namun Diqi langsung shock ketika mengetahui cerita yang sebenarnya, saat ia memesan apa yang saat itu Fadil pesan pada pegawainya.

"Mba pesan yang seperti orang tadi ya..??"

"Maksud Bapak Pak Fadil.. ??" Pelayan Caffe itu bertanya.

"Oh tadi namanya Fadil..!!" Diqi berpura-pura tidak tahu.

"Iya pak.. beliau adalah pemilik Caffe Mutiara..!!"

"Oh.. apa tadi yang di bawah pak Fadil itu menu Andalan di Caffe ini ??" Selidiknya lagi.

"Bukan Pak.. ini menu andalan kami disini !!" Pelayan itu menyerahkan buku menu.

"Kalo yang tadi di pesan pak Fadil hanya favorit mba Ara saja..!!"

"Mba Ara.. ?? siapa itu..?? heemm..!!" Fadil kembali berpura-pura tidak mengenal keduanya seraya membalik-balik buku menu dengan sesekali berdehem untuk mengurangi ketegangan hatinya yang sudah merasa tidak nyaman.

"Beliau adalah pacarnya pak Fadil, dulu Beliau kerja disini sebagai Sekretarisnya namun kemudian resign karena suatu hal."

"Apa mereka sudah lama berpacaran.. ??kenapa tidak langsung menikah saja, bukankah pak Fadil itu sudah mapan..!!" Pancing Diqi lagi.

"Mereka baru bulan kemarin meresmikan Hubungannya pak..!! Apa Bapak tahu.. ternyata Mba Ara itu bukan cewek gampangan lho pak.. buktinya sampe Caffe ini diberi nama Mutiara aja beliau tidak berkesan, padahal kan pak Fadil sengaja menamai Caffe ini sesuai namanya. So sweet banget kan pak..!!" Beruntung sekali Diqi menemui pelayan seperti itu, yang dengan suka hati mau menggosipkan bosnya sendiri hingga Diqi pun harus meradang karena kepanasan. Padahal kan setiap pegawai di manapun berada, pasti dilarang membuka urusan pribadi atasannya sendiri kan ya..🤔

"Setelah sekian lama mengejar Cinta Mba Ara, Pak Fadil baru bisa menaklukkannya. Lalu mereka pun jadian.. TAMMAT." Lanjutnya lagi.

"Oh.. baiklah.. Aku pesan yang seperti pak Fadil saja..!!" Demi apa Diqi berkata seperti itu, pastinya demi tidak mendengar ocehan pelayan itu lagi.

"Ok pak.. tunggu sebentar..!!"

Dan saat ini...

"Oh ya.. kebetulan sekali !! Padahal Kakak hanya asal pesan lho Ra..!!" Kilahnya membual.

"Masa siihh ??" Ara masih tidak percaya.

"Ngomong-ngomong.. apa yang ingin Ara bahas hari ini..??" laki-laki itu mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya.. sampe lupa !!" Ara mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

"Maksud Kakak apa ya ngasih ini ke Ara..??" gadis itu menunjukkan sekuntum mawar pink yang sudah layu.

"Buat Ara... emang kenapa..??"

"Tujuan nya ??"

"Maksud Ara..??"

"Maksud Kak Diqi ngasih ini ke Ara tujuannya untuk apa..??"

Sebenarnya Diqi bingung harus berkata apa, namun ia hanya asal menjawab.

"Untuk persahabatan..!!"

"Syukurlah.. karena kemarin Kak Fadil itu sudah salah paham hanya karena masalah sekuntum mawar ini aja !! Ia pikir Kakak suka sama Ara. Hahaha.. ya ga mungkin kan kak.. ??" Ujarnya dengan begitu bahagia, ia seperti sudah melepas beban berat yang sedari tadi menumpuk di pundaknya. Sikapnya Berbeda dari ketika Diqi baru datang menghampiri gadis itu.

Diqi langsung memegang kedua tangan Ara dan kemudian berlutut dibawahnya, sedang Ara masih terkesima melihat kelakuan laki-laki itu.

"Ara... Kakak mencintaimu..!! Maukah kamu menikah dengan ku..!! kita pacarannya nanti setelah menikah bagaimana..??" Wajah laki-laki itu begitu serius dan nampak memelas. Ia pandangi mata itu, sama persis ketika Fadil menyatakan cinta padanya bulan kemarin. Sejujurnya hati Ara hampir saja oleng, ia harus kuatkan iman supaya tidak tergoda. Namun tiba-tiba Diqi melepas genggamannya kepada Ara dan kemudian tertawa dengan terbahak-bahak, ia kembali duduk di samping gadis itu.

"Ara serius sekali.. Kakak hanya bercanda tau !! kenapa mukanya Ampe tegang kaya gitu..!!" Diqi mengacak rambut Ara karena gemas.

"Tsk.. Ka Diqi jahat banget siihh.. kirain Ara Kakak itu serius..!!" Ara langsung memukul bahu Diqi.

"Emang kalo Kakak serius kenapa ??"

"Ya ga mungkinlah.. Kakak itu pasti cuma becanda..!!"

"Beneran Ra.. Kalo Kakak Serius Bagaimana.. ??" Diqi kembali menatap mata Ara, mimik wajahnya kembali serius. Ara langsung membuang muka, kali ini perasaan nya tidak ingin oleng lagi seperti tadi.

"Ara ga akan mau berteman dengan Kak Diqi lagi..!!" Laki-laki itu nampak shock.

"Emang kenapa...?? Kan bukan Ara yang Cinta sama kakak tapi Kakak yang cinta sama Ara..!!"

"Stop berpura-pura nya kak.. ga lucu..!!" Gadis itu merengut.

"Iya kasih alasan dulu kenapa..??"

"Karena ada dua hati yang harus Ara jaga Kak.. Ara ga mau ka Fadil cemburu dan Ara juga ga mau Ka Diqi sakit hati..!!"

"Ohh... untung Kakak cuma becanda ya tadi... !!" Diqi tersenyum dengan penuh keterpaksaan padahal hatinya sangat sakit.

"Kakak serius mencintaimu Ra, bahkan mawar pink itu sengaja Kakak berikan sebagai ungkapan rasa cinta itu. Tapi.. dari pada kamu harus menjauhi Kakak, lebih baik kakak pendam rasa cinta ini supaya bisa selalu dekat denganmu..!!" Laki-laki itu membatin.

"Iya.. coba kalo serius, Pokonya saat ini juga Ara pergi dari hadapan Kakak !!"

"Iya deehhh..!! nih minum kopinya.. sudah hampir dingin." Ara hanya mengangguk, Keduanya pun kembali berbincang seperti sedia kala.

Di sebuah Caffe..

"Kamu janji ga balik lagi ke perantauan..??" Derry Tengah bertanya kepada gadis yang sedari tadi memakan camilan tanpa henti.

"Iya bawel..!!"

"Udah deh Yan.. kamu itu kebiasaan kalo lagi bete pasti larinya ke makanan..!!" Derry mencoba mengambil Camilan di tangan gadis itu.

"Apaan siihh Derr... kesiniin ga...!!"

"Ga... kamu janji dulu kalo kamu ga bakal balik lagi ke sana..!!"

"Iya... kan tadi Aku udah ngomong..!!"

"Ngomong doank tapi ga mau janji..!!"

"Oke Derry.. demi persahabatan kita Aku janji ga bakal balik lagi ke sana, puas ??"

"Gitu dong.. nih..!!"

"Udah ga selera.." Gadis itu bangkit dan hendak pergi namun tiba-tiba tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

"Aahhh...!!" Pekiknya seraya memegangi bahunya yang sakit, sedang orang yang menabraknya itu seperti emosi ingin memarahinya.

"Yanti kamu tidak apa-apa..??" Derry menghampiri keduanya, Gadis itu hanya menggelengkan kepala.

"Derry... ??" Lenyap sudah Amarah orang itu ketika melihat Derry.

"Astaga Alfan..?? Apa kabar..??"

"Baik bro...!!" keduanya berjabat tangan ala laki-laki sejati.

"Kemana aja nih baru nongol..?? Lo masih sering kontekan dengan Fadil.. ??"

"Biasalah sibuk kerjaan.. Fadil juga begitu, apalagi sekarang dia lagi buka cabang properti dan Caffe baru di luar kota..!!" Meski semenjak peristiwa itu keduanya sudah jarang bertemu namun Alfan tidak harus menjelek-jelekkan sahabatnya itu kan.

"Ini...??" Alfan menunjuk Yanti yang sedari tadi di kacangin Derry.

"Anggep aja Aku ga ada.. Aku kan cuma kupu-kupu yang berterbangan..Di antara kalian!!" Yanti bersedekap tangan.

"Oh iya kenal kan.. ini temen Aku Yanti.. Yanti ini temen SMA Aku Alfan."

"Yanti..!!" ucapnya lirih seraya menjabat tangan Alfan.

"Alfan..!!" Laki-laki itu masih memandangi Yanti seperti mengingat sesuatu, ia merasa pernah melihat gadis itu namun lupa dimana.