setelah menikah dengan lelaki brengsek itu
aku resign dari kantor ku
sudah 2 bulan berlalu aku bersikap dingin padanya dan dia juga selalu mencari sejuta alasan untuk tidak pulang kerumah.
tapi aku tidak perduli, aku bertahan dalam status ini hanya demi janin yang ada dikandungan ku
aku pun menikah terpaksa karena situasi buruk ini dan keadaan yang membuatku harus putus asa dan menerima kenyataan menjadi istri dari lelaki bajingan seperti budi.
"inka si budi udah empat hari dia ga pulang, dia kemana??" tanya mama dengan wajah penasaran
"ga tau ma, dia sih bilangnya lembur kerja" jawab ku dengan nada tenang
"kamu kan istrinya, tanya donk kenapa ga pulang-pulang. nti tetangga jadi pada curiga ko suami kamu ga pernah pulang, trus perut kamu makin menonjol itu" jawab mama dengan nada ketus
"Iya ma, bentar aku telepon dulu" jawabku lalu aku berlalu menuju kamar dan menelpon lelaki brengsek itu
*hari ini pulang ga?* aku mengirim sms padanya, karena aku tidak menyimpan kontak bbm nya dan aku merasa haram untuk menghubungi dia via telepon
15 menit berlalu tiba-tiba budi brengsek menghubungiku via telepon
"Hallo sayang, kamu minta aku pulang? kamu kangen ya sama suami kamu yang ganteng ini" ucapan budi bejat via telepon yang membuatku rasanya ingin teriak dan muntah persis di wajahnya. tapi karena aku mengingat ini permintaan mama aku menjawab singkat
"pulang ya" lalu ku tutup teleponnya tanpa banyak berkata lagi
ku lempar handphone ku di atas kasur lalu ku banting tubuhku diatas kasur, ku tutup wajahku dengan bantal, ku teriak sekeras-kerasnya karena aku merasa muak ada diposisi ini
aku ingin berlari sejauh mungkin
tapi aku bingung harus berlari kemana
aku ingin mengakhiri hidupku tapi jika aku meninggal bagaimana nasib janin yang ada dikandunganku
aku harus memikul dua dosa yang sangat berat
karena hal bejat yang budi lakukan aku harus hamil diluar nikah, lalu jika aku bunuh diri aku akan menambah dosa dengan membunuh janin yang ada dikandunganku.
Astagfirullah...
berat sekali hidupku
buruk sekali nasibku
ya Allah tolong aku, bantu aku hadapi dan jalani semua ini dengan senyuman.
keesokan hari nya lelaki brengsek itu pulang kerumah orang tua ku
lalu dia masuk ke kamarku dan menyapa ku tanpa merasa berdosa sama sekali
"pagi cantik, maaf aku kemarin ga pulang, aku lembur trus bantu mama aku dirumah" ucapnya tanpa merasa bersalah dan berusaha menyentuh tubuhku
aku pun langsung berdiri tanpa menjawab aku keluar dari kamarku
lima bulan berlalu situasi tetap seperti ini tidak ada perubahan
lelaki biadap itu hanya suami dalam statusku, dia pulang kapan dia mau, dia hanya bertanggung jawab dengan kebutuhan janin yang ada dikandunganku. tapi dia tidak pernah bertanggung jawab untuk menafkahi ku, karena dia berfikir aku masih dirumah orang tuaku dan masih menjadi tanggung jawab mereka.
malam hari pukul 20.00 aku mulai merasa mulas dengan jarak 30 menit.
"kyaknya mau lahiran deh, perut gw sakit banget, ayo ke bidan" tanpa berbasa-basi aku langsung meminta budi siap-siap mengantarku menuju bidan
sampai disana akupun diperiksa dan ternyata benar, aku sudah menginjak pembukaan 4
aku mulai merasa sakit dan mulas yang berlebihan
mama datang dan mama yang menemani aku lahiran karena aku tidak mau lahiran ditemani manusia biadap itu
tiga jam berlalu bayi pun lahir sehat dan sempurna
Alhamdulillah ucapku sambil memeluk bayiku yang telah dibersihkan dan di letakan ke dalam pelukan ku.
ya saat ini aku ibu dari anak hasil perbuatan bejat lelaki biadap itu.
dan aku harus mulai menerima dan menjalani hidup sebagai istrinya dan menerima dia sebagai ayah dari anak yang kini sedang berada dipelukanku.
1 bulan berlalu
orang tua lelaki biadap itu memohon agar aku tinggal disana karena mereka ingin mengurus cucunya.
karena aku merasa bersalah pada orang tua ku akhirnya aku setujui permintaan mereka.
sudah 3 hari aku tinggal dirumah itu
tapi perlakuan mereka tidak semanis yang aku bayangkan
budi selalu menghinaku
adik-adiknya tidak ada yang sopan padaku
bapaknya selalu menyuruh aku seolah aku adalah pembantu dirumah itu.
hanya mamanya yang berbuat baik dan sering membelikan ku makanan dan susu untuk busui tanpa aku minta.
sudah memasuki usia 3 bulan anakku
suamiku pun meminta untuk mengontrak
selama mengontrak dia berbuat seperti raja
dia berlaku seolah aku adalah pembantunya
tapi aku tidak pernah menuruti ucapannya
aku selalu diam dan sibuk urus anakku yang masih bayi.
karena sering diam-diam aku cek handphonenya, aku selalu menemukan berbagai bukti bahwa dia sedang mendekati perempuan lain.
sampai suatu malam
"budi ini apa??" aku bertanya sambil menyodorkan handphone agar dia bisa menjelaskan apa maksud chat tersebut
dia sama sekali tidak menjawab
dengan nada teriak aku membaca isi chat tersebut agar dia menjawab dan bisa menjelaskan semuanya
"oke aku bilang lembur ke istriku nanti kita ketemu di kostan kamu ya"
"apa maksud chat itu, jawab !!!!"
tanyaku sambil teriak
"jangan mau tau urusan gw, handphone gw itu privasi gw" dia menjawab dengan nada tinggi dan mengangkat sebuah lampu emergency yang besar untuk memukul badanku.
"baaaakkkk" rasanya sakit sekali
aku tidak terima diperlakukan seperti itu
akupun membalas dengan memukul perutnya hanya satu kali tapi ternyata ini benar-benar diluar logika ku
dia terjatuh dan kejang-kejang lalu keluar busa dari mulutnya.
tetangga pun datang dan menolongnya
membawa dia menuju rumah sakit
aku hanya duduk di kasur sambil meminang anakku.
aku termenung dan menangis sendiri dikamar
sejak saat itu aku benar-benar merasa aku masuk kedalam lubang musibah dalam hidupku
suamiku bejat, fikiran dan hatinya seperti iblis
dia pun mengidap penyakit epilepsi
aku rasanya ingin mati.
pagi hari, orang tuanya datang dan menghakimi ku
bahkan bapaknya mengancamku akan melaporkan aku kepolisi karena sudah mencelakakan anaknya.
"kamu tuh istri durhaka, menantu kurang ajar. lihat aja nanti polisi jemput kamu karena kamu udah bikin anak saya masuk rumah sakit"
ancam mertuaku dengan nada membentak
"silahkan pak, nanti polisi juga akan mengecek pinggang aku yang biru dipukul budi, polisi pintar dan mereka akan tau siapa yang salah. justru budi dan bapak yang akhirnya malu"
jawabku dengan nada tenang
ibunya pun memelukku lalu memberiku bubur dan air teh manis hangat
"udah jangan difikirin, kekamar ya makan dulu. sini anaknya biar ibu yang gendong" ucap ibunya berusaha menenangkanku
bapaknya pun pergi tapi ibunya tetap dikontrakan menemaniku
tidak lama kemudian budi datang dan meminta maaf padaku
"maafin aku inka, aku ga ada apa-apa sama perempuan lain, itu cuma salah paham"
aku tidak menjawab aku hanya terus memeluk dan menatap anakku
"udah budi siap-siap kerja, biar disini ibu yang temani inka" jawab mamanya agar budi segera pergi kekantor untuk bekerja
setelah budi pergi, ibu nya sedang keluar karena harus datang ke arisan.
"inka, ibu pergi sebentar ya, kamu gpp kan ibu tinggal" pamit ibu nya sebelum pergi
"iya gpp" jawabku singkat masih dengan posisi tiduran di kamar disebelah bayiku.
saat ibunya pergi
aku bergegas mengunci pintu kontrakan ku
lalu aku telepon mamaku.
"assalamualaikum ma, mama dirumah kan, aku mau pulang" ucapku tanpa berfikir panjang karena aku merasa tidak pantas tetap menjalani hubungan rumah tangga ini.
"walaikumsalam, iya mama dirumah. hati-hati ya"
jawab mama tenang karena mama tidak tau apa yang sedang terjadi pada diriku.
aku bergegas membereskan sedikit baju aku dan keperluan anak ku
aku pun pergi diantar taksi meninggalkan tempat tinggal aku dan lelaki biadap itu menuju rumah orang tuaku.