Pagi hari itu Irfan sudah duduk diruang tengah kediamannya, pada pangkuannya sudah ada laptop yang menemaninya. Dia belum melihat Putri yang sudah keluar dari kamarnya, terbesit kembali ingatan yang mengingatkan kejadian semalam yang tidak bisa ia kendalikan saat bersama dengan Putri.
"Cih.. aku benar-benar seperti pria mesum semalam? Bagaimana mungkin aku tidak bisa mengendalikan diriku, dan memperlakukan istriku seperti itu? Apakah putri akan marah?" Batin Irfan merasa bingung, panik dan cemas bersamaan.
Saat itu Irfan sedang menatap pada lampiran foto pernikahan yang dikirimkan oleh Toro, memperlihatkan antara dia dan juga Putri. Balutan baju pernikahan yang indah, membuat Putri menjadi terlihat sangat cantik. Belum lagi foto kebersamaan lainnya, yang terlihat begitu mesra, bahkan Irfan yakin kalau dia sempat melihat tatapan matanya yang begitu sangat mencintai Putri.
"Aneh sekali, melihat semua foto ini... aku masih tidak bisa mengingat apapun." Keluhnya merasa frustasi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com