Flashback:
"Aargggghhhhhh"
Mariana menatap Putri yang menjerit kecil, dan benar saja dugaannya. Putri sudah membuat sayatan kecil di jarinya.
"Mama sudah bilang kan, biar mama saja yang potong rotinya." Ucap Mariana dan mulai melihat luka sayatan di tangan anaknya.
"Tidak begitu parah kok. Sudah mama saja yang siapin, duduk saja dengan manis. Jam berapa Andi akan jemput kamu?" Mariana menatap tegas kerah Putri.
"Sebentar lagi Ma, Yahh kalau dia telat palingan Putri bareng sama Ka Rian, iya kan Ka?" Putri melirik ke arah Rian yang langsung merubah raut wajahya dan mengatakan "TIDAK."
Sarapan pagi itu sudah kembali menjadi ramai, putra-putra Soedarmo sudah memulai memenuhi ruang makan. Anak-anaknya masih saja berkelakar dan saling menggoda.
Marina memberikan segelas kopi hangat kepada suaminya, dan kembali ia memberikan isntruksi kepada Bi Lastri untuk segera mencuci buah dan meletakkannya ke dalam kulkas.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com