Kesedihan sudah tidak dapat dibendung lagi, langit sore yang semakin gelap bukan menandakan hari akan berganti menjadi malam. Akan tetapi menandakan hujan yang akan turun, dan Jane sudah kembali duduk pada halte bus sendiri saja.
Ia menundukkan pandangannya, untuk menutupi rasa sedihnya. Air mata Jane sudah mengalir dengan begitu deras, bersamaan dengan hujan yang turun. Suara Isak tangis yang pecah, beradu dengan suara hujan yang besar.
Perasaan lega bercampur dengan rasa sakit yang mendalam, terus saja ia menumpahkan rasa sedihnya. Meskipun tidak baca satupun yang peduli dengan Jane, meskipun saat ini Jane sudah tidak memiliki siapapun sebagai tempat untuk dia mengadukan kesedihan.
***
Beberapa saat sebelumnya, didalam kamar rawat Henry.
Tangan Jane masih menggenggam tangan Henry, dengan kedua tatapan yang masih bertemu. Jane mencoba untuk meresapi setiap ingatan Henry, kilasan balik akan kenangan manis bersama dengan pria yang ia cintai melintas pada benaknya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com