Di ruangnnya, Adnan mengercjakan pekerjaannya. Pria itu menghela napas panjang kemudian menghembuskannya secara perlahan.
Kertas yang diberikan oleh Gladys masih ada di atas mejanya, bahkan ia belum menyentuhnya sama sekali. Ia berpikir gadis itu sangat licik, ketika dirinya berada di dalam kesusahan dia menawarkan bantuan dan menjaminnya, tapi ketika dirinya menyetujuinya dia bertindak sesuka hati.
"Tadi aja gue gak tanda tangani kontrak itu," kesal Adnan dengan pilihannya. Gladys sangat pintar mencari moment, dia memanfaatkan keadaan perusahaan Adnan yang diambang bangkrut. Sekarang, gadis itu menjadikannya boneka yang harus menuruti apa pun yang ia mau. Adnan sudah terjebak dalam permainannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com