Wartawan : Apa kalian berdua pernah jatuh cinta dengan seseorang?
Takeru : (tertawa kecil) Ada banyak wanita menawan disekitarku, tapi sayangnya, aku sangat sibuk. Saat ini, pekerjaan adalah kekasihku (tersenyum)
Wartawan : (melihat ke arah Takeru) Begitu, ya. Mengabdi pada karir memang ciri khasmu, Saitama-san (lalu melihat ke arah Shunta) Kalau Kanzaki-san, gimana tentang---
Shunta : Aku punya.
Takeru langsung tersentak kaget saat mendengar jawaban Shunta dan menatapnya dengan horror. Meskipun dari luar tampang Takeru terlihat tenang namun hatinya gelisah dan tidak tenang.
Takeru : (Haa?! Oi, apa yang akan kau katakan? Apa yang ingin kau sampaikan? Kau tidak mungkin mengakui kalau kau seorang gay dan pasangannya itu aku kan?! *sedikit panik*)
Wartawan dengan semangat langsung fokus ke arah Shunta lalu memegang pulpen dan bersiap-siap untuk menulisnya ke dalam buku catatan kecil yang sejak tadi ada digenggamannya.
Wartawan : Wah, a-anu, siapa orangnya?! (semangat)
Shunta melihat ke arah wanita muda itu lalu tersenyum ramah dan perlahan-lahan mengangkat tangan ke atas dan menyentuh dadanya.
Shunta : Orang itu adalah idolaku, orang yang ku temukan. Ketika aku bertemu orang ini, hatiku berdegup kencang untuk pertama kalinya.
Warna duniaku berubah, dan aku menjadi ketagihan seperti yang kau lakukan ketika kau jatuh cinta. Orang itu segalanya bagiku.
Takeru : . . . . (menatap Shunta dengan kaget)
Shunta : Tentu saja, aku senang bahwa banyak sekali penggemar wanita dan berpikir aku adalah "Pria Yang Ingin Kupeluk Tahun Ini". Tapi lebih dari apapun, aku ingin menjadi "Pria Yang Ingin Kupeluk" nomor satu hanya untuk orang itu saja.
Takeru : (pipi merona) *merasa senang*
Shunta melihat ke arah Takeru lalu tersenyum dengan lembut. Takeru tersentak dan langsung memalingkan wajahnya ke samping dan wajahnya langsung memerah. Dia tersipu malu. Takeru merasa jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Meskipun dia merasa senang dengan perkataan Shunta, akan tetapi di dalam hatinya dia tidak mau mengakuinya dan menggerutu.
Takeru : (Apaan "segalanya bagiku"?! Itu berlebihan, bodoh! Kamu mau membuatku malu, hah?!)
Setiap perkataan yang di katakan oleh Shunta, wartawan itu langsung mencatat di buku catatan kecilnya.
Wartawan : Begitu ya. Boleh saya tahu namanya? Dia dari agensi mana?
Shunta : Itu rahasia. Dan bisakah anda merahasiakan terlebih dahulu sampai saya sendiri yang mengumumkannya secara resmi? (tersenyum)
Wartawan : Begitu, sayang sekali ya. Baikkah, saya akan menunggu dan menulis info terbarunya pada saat diizinkan. Kalau begitu terima kasih atas wawancaranya (tersenyum)
****************************
Usai wawancara bersama wartawan majalah "aniani" tadi pagi. Takeru dan Shunta kembali ke tempat lokasi syuting di rumah sakit ternama. Di lantai paling atas (rooftop) rumah sakit, Takeru dan Shunta beserta artis/aktor lainnya menerima sebuket bunga dari para staff dan sutradara sebagai tanda terima kasih atas selesainya syuting drama film "Bintang di Siang hari" dengan sukses besar.
Sutradara : Dan itulah bingkisan dan sebuket bunga untuk kalian aktor/artis yang luar biasa dalam drama film "Bintang di Siang hari" !
Takeru dan Shunta beserta artis/aktor lainnya membungkukkan badan sekali memberi hormat dan berterima kasih kepada semua yang ada di rooftop rumah sakit itu. Mereka semua bertepuk tangan ria dan bersorak-sorak bahagia. Semua orang tertawa dan ada juga yang menangis dengan terharu. Perasaan senang dan lega karena syuting drama akhirnya selesai dan juga perasaan sedih karena berpisah dengan yang lainnya bercampur menjadi satu di dalamnya.
Takeru : (Setelah syuting film selesai, pekerjaan aktor/artis pun sudah selesai)
Takeru melirik ke arah Shunta, dilihatnya Shunta tersenyum lebar kepada staff dan lainnya.
Takeru : (Hari-hariku yang menakutkan dengannya juga sudah berakhir. Tapi kenapa aku merasa ada sesuatu yang aneh dalam hatiku ini)
****************************
Masih di dalam rumah sakit. Di sebuah ruangan, kamar 316 tertulis nama Takeru Saitama pada dinding sebelah pintu yang ada di tempat lokasi syuting. Takeru duduk diam dengan tenang di sofa seperti sedang menunggu seseorang dengan melipatkan kedua tangan di depan dada dan menyandarkan kepalanya di dinding. Dia melamun dan memikirkan sesuatu.
Takeru : (Sekarang aku akan mendapatkan kembali kehidupan yang tenang)
TOK TOK. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, seseorang datang menggetuk pintu kamar Takeru.
Shunta : Takeru-san!
Takeru tersadar dari lamunannya karena terdengar Shunta memanggil namanya.
Takeru : (menoleh ke arah pintu) Ada apa? Buka saja.
Pintu terbuka, Shunta masuk ke dalam. Takeru bangkit dari sofa lalu berjalan ke arah pintu datang menghampiri Shunta dan sedikit tersentak dengan tindakan Shunta yang tiba-tiba membungkukkan badan 90° di hadapannya.
Shunta : Takeru-san, terima kasih banyak! (membungkukkan badan 90°)
Takeru : Ah! (kaget) K-kenapa kau berterima kasih padaku? (bingung)
Shunta : (membangkitkan tubuhnya kembali dan menatap Takeru) Bersama denganmu, sangat menyenangkan bagiku (sedikit menundukkan kepala ke arah bawah) Namun, bukan hanya itu.
Takeru menatap Shunta dan mendengarkan semua ucapan Shunta dengan hati-hati.
Shunta : Aku berterima kasih kepadamu, Takeru-san. Berkat dirimu, sekarang aku merasa seperti sudah benar-benar menjadi seorang aktor (kembali menatap Takeru) Idolaku, atau mau apapun itu, akan tetap Takeru Saitama (tersenyum dengan lembut)
Takeru tersentak kaget dan merasa senang dengan perkataan yang dilontarkan Shunta. Dia merasa malu dan untuk menutupi rasa malunya, dia memalingkan wajahnya ke samping lalu menutup matanya.
Takeru : (pipi merona) Jangan puas dengan hal ini dulu. Meski kau sudah menjadi aktor selama tiga tahun. Kau masih kurang berpengalaman.
Shunta : Ya (menyeringai)
Takeru : Aktor tidak memiliki tujuan. Setiap pekerjaan yang kau ambil itu merupakan tantangan buatmu.
Shunta : Ya! (menyeringai) *senang*
Takeru : Dan juga... (pipi masih merona)
Takeru menghentikan perkataannya, dia merasa malu sehingga ragu untuk mengatakannya.
Shunta : Hm? (tersenyum)
Takeru : (perlahan-lahan melirik ke arah Shunta) Aku tidak keberatan jika kau duluan meneleponku sesekali.
Shunta merasa sangat senang dengan perkataan Takeru.
Shunta : Uwaah!! Ya! (senang)
Takeru : Hmph! (memalingkan wajahnya ke samping kembali)
Shunta : Tapi aku gak akan meneleponmu. Hehe..
Takeru : (Haa?!) *tersentak langsung melihat ke arah Shunta*
Shunta : Aku akan langsung datang menemuimu SETIAP HARI (tersenyum senang)
Takeru : Eh?!
Takeru terdiam, tidak bisa berkata apa-apa. Dia menatap Shunta dengan takut dan juga bingung lalu mengedip-ngedipkan matanya. Dia berpikir keras. Lalu bertanya dengan polosnya.
Takeru : Dengan apa? Cara...nya?
Shunta : Dengan mobil (tersenyum senang)
*tiba-tiba seolah-olah sepasang sayap putih kecil miliknya muncul di belakang punggungnya*
Takeru : Uwaaaaaa!! (kaget) *wajah Takeru langsung berubah menjadi merah*
Shunta : Kenapa kaget? Kau kan pacarku. Masa aku tega membiarkan pacarku pulang sendirian? Aku akan datang menjemputmu SETIAP HARI ya (menekankan kata setiap hari)
Takeru : Eh?! (kaget) Tu-tunggu!! Pa-pacar katamu?! (malu, wajah memerah seperti tomat)
Shunta : Bukankah? (bertanya polos) *menunjukkan ekspresi sedih*
Takeru : Ugh... (menutupi wajahnya dengan satu tangannya) *merasa malu tapi senang*
Shunta : Tolong izinkan aku datang menjemputmu setelah bekerja ya, sayang (tersenyum)
Takeru : Tunggu sebentar! Jadi waktu itu yang kau terlihat sedih karena syuting hampir berakhir, itu apa, hah?!
Shunta : Ah, itu? Hmm... Aku hanya merasa sedih karena aku jadi gak bisa menunjukkan ke orang-orang kalau aku tidak bisa menyentuhmu saat di tempat lokasi syuting lagi. Hehehe.. Tapi...
Shunta tiba-tiba maju ke depan untuk mendekati Takeru. Spontan Takeru mundur perlahan-lahan ke belakang.
Shunta : Tapi aku akan menebusnya dengan menyentuhmu banyak diluar pekerjaan. Seperti sekarang ini
Shunta langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Takeru dan memeluk Takeru dari belakang. Takeru merasa tidak nyaman dan mencoba melepaskan tangan Shunta yang memegangi pinggangnya. Akan tetapi, Shunta semakin erat memeluknya.
Takeru : (pipi merona) Oi, dimana kau akan menyentuhku? Kau memelukku terlalu erat.
Shunta : Ah, maaf (melonggarkan pelukannya)
Takeru : Chun..ta. I-itu... (ragu-ragu)
Shunta : Hm? (mencium leher Takeru)
Takeru : Ta-tadi kau bilang aku pa-pacarmu. Itu benaran? (pipi merona)
Shunta : Iya (tersenyum)
Takeru : Sejak kapan? Aku gak pernah mendengar kamu menembakku.
Shunta : Apa kamu lupa?
Takeru terdiam dan berpikir keras. Shunta melepaskan pelukannya lalu berjongkok di hadapan Takeru seperti seorang pangeran.
Shunta : *memegangi sebelah tangan Takeru* Baiklah, aku akan menembakmu sekali lagi. Takeru-san, aku mencintaimu. Jadilah pacarku, ya? (tersenyum)
Takeru : Ugh... (senang dan pipi merona) Kalau aku menolak?
Shunta : Baiklah (mengambil sesuatu dari saku celana) Ini aku bayar 1000 yen (menyerahkan uang 1000 yen ke Takeru) *tersenyum*
Takeru : K-kau... (menahan amarah) Su-sudah hentikan, dasar kau malaikat burhan sangean!! (berteriak)
Shunta tertawa senang melihat reaksi Takeru yang menurutnya itu sangat menggemaskan. Dan mereka pun berciuman di ruangan itu. Setelah itu Shunta mengantar Takeru pulang kerumahnya.
Takeru : (Rupanya hari-hariku yang menakutkan dan akan dilecehkan olehnya akan terus berlanjut untuk sementara waktu. Tapi aku naik level. Sekarang statusku berbeda, aku bukanlah teman atau maupun rekan kerjanya lagi, melainkan aku adalah pacarnya)
-Bersambung-
Author : Ciieeee selamat ya, Takeru dan Shunta. Semoga langgeng sampai pelaminan (menebarkan bunga)
Shunta : Terima kasih, Thor (senang)
Takeru : Ti-tidakkk!! Beluummm!!!! (malu)
Author : Apanya yang belum? (polos)
Takeru : Aku belum menerimanya jadi pacarnya!!! (pipi memerah)
Shunta : Jangan malu-malu gitu sayang (memegangi tangan Takeru) Aku tahu kau sudah jadi pacarku (tersenyum)
Takeru : Hmph!! (memalingkan wajah ke samping)
Author : Dasar tsundere! Yang sabar ya Shunta. Buat readers, jangan lupa LIKE/FAVORITE. Terima kasih dan sampai jumpa di next episode. Bye... (^_^)//