webnovel

I need love

kisah seorang gadis yang mencari cinta sejati setelah dia menemukan nya ternyata pria itu menghianatinya bagaimanakah kisah cinta gadis itu seterusnya?baca kidah lengkap nya di novel ini

Lita_ · Teenager
Zu wenig Bewertungen
49 Chs

39. Ibadah di pagi hari

Hari sudah cerah.

Tapi dua manusia ini masih bersembunyi didalam selimut.

Rea sudah mulai membuka matanya. Ia melihat jam sudah pukul 06.02

Tapi tuan muda ini masih terlelap.

Rea mencoba membangunkan Alqi.

"Alqi.....Alqi...Alqi" sambil menggoyangkan lembut badan Alqi.

Terlihat Alqi sudah sadar. ia membuka matanya dan melihat Rea di depannya.

"ayo bangun sudah pagi. nanti terlambat" ujar Rea sambil beranjak dari tempat tidur.

bukannya bangun Alqi malah menarik tubuh Rea ke pelukannya.

"Alqi...apa yang kamu lakukan" berusaha melepas pelukan Alqi.

Alqi tidak menjawab. Ia sibuk mengendus-endus rambut dan leher Rea.

"Alqi aku belum mandi" Rea merasa risih.

"diam"

"Alqi"

Alqi tidak menjawab ia malah memindahkan posisi. Ia membalikkan tubuh Rea. Sekarang tubuh kekar Alqi menindih Rea.

Rea diam menelan ludah. Terlihat sudah apa yang akan dilakukan suaminya ini. kilatan matanya sudah tidak tertahan lagi. dan pagi itu mereka melakukan hal yang berbeda dari pagi biasanya.

🌷____________________________________🌷

Sementara dikamar Alexsa. Ia sudah siap dengan pakaian rapinya. Ia akan ke kampus pagi ini.

Ia keluar kamarnya dan menuju dapur. Saat sampai di dapur ia tidak melihat siapa pun.

kemana kakak dan kakak ipar. mungkin masih dikamar.

Alexsa pergi kekamar Alqi untuk pamit. Ia tidak punya banyak waktu untuk sarapan pagi ini. Ia hanya akan pamit lalu pergi. begitu rencananya.

Sesampai di depan kamar Alqi. baru saja ia ingin mengetuk pintu ia mendengar suara.

Ia merapat telinganya ke pintu. mendengar dengan lebih seksama.

Ia membelalakkan matanya.

Itu suara desahan kakak ipar.

Ia tertawa cekikikan di depan pintu.

Kakak dan kakak ipar taat sekali pada tuhan. pagi-pagi sudah beribadah.

Tidak ingin menggangu kakak dan kakak iparnya ia memilih pergi ke dapur. mengeluarkan kertas kecil dan pena. Ia menuliskan pesan dan menaruhnya di meja makan.

Lalu ia pergi ke kampusnya.

🌷______________________________________🌷

"gara-gara kamu kan kita jadi terlambat" omel Rea ketika keluar kamar. Mereka baru saja selesai melakukannya langsung mandi dan bersiap kerja.

Sekarang mereka berdua sudah rapi.

"kenapa salah ku?" tanya Alqi.

"kamu sih pagi-pagi udah mesum" cemberut Rea.

"tapi kamu menikmatinya kan?" goda Alqi.

Rea memandang Alqi dengan cemberut. malu dengan kenyataan bahwa dia juga sangat menikmati permainan tadi.

Sesampai di dapur Rea memanggang roti, membalutnya dengan selai. Satu untuknya dan satu untuk Alqi. ditambah segelas susu hangat.

Saat baru mulai makan Rea melihat secarik kertas di bawah tisu.

Ia mengambilnya dan membaca tulisan di kertas itu.

dear kak Alqi dan kakak ipar.

Aku pergi kampus dulu ya.

selamat beribadah semoga cepat dapat keponakan untuk ku.

bye

salam sayang

Alexsa

Rea terkejut.

Alexsa mendengarkannya. bukankah itu sangat memalukan.

"Alqi, kamu lihat ini" ujar Rea cemberut. Ia mengulurkan kertas itu pada Alqi.

Alqi membaca kertas itu sambil tersenyum.

hah!! lihatlah dia malah tersenyum. dasar tuan muda ini sudah gila ya.

Rea memandang Alqi dengan tatapan tajam.

"kenapa memangnya?" tanya Alqi.

"kenapa? kamu malah tanya kenapa?" Rea menjawab dengan pertanyaan.

"Dia hanya memberi doa agar kita cepat dapat anak" ujar Alqi santai sambil asik makan rotinya.

"ALQI...itu artinya dia mendengarnya dan dia tahu apa yang kita lakukan" jelas Rea.

"itu salah kamulah" ujar Alqi tanpa dosa.

"kok aku sih?"

"kamu yang suaranya keras, jadi Alexsa dengar"

"kamu juga kenapa melakukan hal begituan di pagi hari" cemberut. tidak mau disalahkan.

Alqi hanya mengangkat bahunya. Ia tidak benar-benar menyalahkan Rea. Ia hanya mencoba menggoda Rea. perdebatan karena hal-hal kecil selalu saja terjadi. sebentar marahan sebentar lagi baikan. itulah hubungan unik mereka.

Rea kesal. ia pergi begitu saja meninggalkan Alqi. Alqi mengejarnya. Rea keluar apartemen.

Vino sudah menunggu mereka sedari tadi. Rea menuju Vino. Ia tersenyum.

"buka" ujarnya pada Vino. Vino dengan segera membuka menyalakan mobil.

Alqi sudah sampai di situ. Rea cemberut melihat Alqi. Ia memilih duduk di depan. Ia sudah siap-siap membuka pintu mobil depan.

"kamu mau kemana sayang?" tanya Alqi lembut campur marah. tidak senang melihat Rea akan duduk di sebelah Vino.

Rea tidak menjawab, ia malah sudah membuka pintu.

"sayang" panggil Alqi masih dengan nada lembut.

Lagi-lagi Rea tidak menghiraukan. sementara Vino hanya menyaksikan saja dua orang ini.

"sayang" panggilnya lagi. kali ini suaranya sudah meninggi. menandakan bahwa ia sudah marah.

Rea mengalah. tapi ia masih marah. hanya memandang Alqi.

"iya" ucapnya.

"duduk di kursi belakang" ujar Alqi dingin.

"aku tidak mau" Rea membantah.

"baiklah kalau tidak mau" Alqi sudah menyeringai. menandakan bahwa ia punya rencana jahat.

Benar saja. ia menarik tangan Rea dan memeluknya erat sedikit menjauh dari mobil.

"Vino"

"iya tuan muda"

"jemput kami dua jam lagi"

Rea membelalakkan mata. Ia paham maksud Alqi dua jam lagi. Itu tandanya.....

tidak tidak. lebih baik dengarkan kemauannya saja.

"tidak" ucap Rea lantang sambil melepaskan pelukan Alqi.

"aku akan duduk dibelakang tapi kita pergi sekarang" sambung Rea lagi.

"aku sudah tidak mood" jawab Alqi malas.

"sayang....ku mohon, kita pergi sekarang ya" Rea memohon. lebih baik pergi sekarang dari pada dua jam lagi pikirnya. akan berbahaya.

"kau panggil aku apa tadi?" tanya Alqi senang. ia hanya menangkap kata 'sayang' dari mulut Rea.

Rea baru sadar bahwa ia mengucapkan sayang.

opss. keceplosan. tapi lihatlah wajahnya begitu senang. tidak masalah yang penting tidak pergi dua jam lagi.

"sayang" ujar Rea dengan senyum. membuat wajah Alqi semakin cerah.

"baiklah, kalau begitu kita bisa pergi sekarang" ujar Alqi.

Akhirnya Rea bernapas lega.

Vino lalu menjalankan mobil.

"baiklah, mulai sekarang kamu harus panggil aku dengan panggilan sayang" ujar Alqi di separuh perjalanan. Ia memeluk erat pinggang Rea dan sesekali mencium rambut Rea.

Rea memandangnya dengan tatapan aneh

"kenapa? kamu tidak mau sayang?" tanya Alqi lagi.

"baiklah kalau tidak mau...." nadanya sudah sangat mengancam.

sebelum Alqi mengucapkan ancaman Rea sudah menyahut lebih dulu

"iya aku mau, aku akan panggil kamu sayang" senyum kaku muncul di bibirnya.

Alqi tertawa puas.

puas kamu kan. dasar. tuan muda gila.

Sesampainya dikantor. Rea ingin masuk keruangan nya tapi di cegah Alqi. Alqi menyuruh Rea duduk di ruangan presdir.

Terjadi lagi perdebatan kecil. Vino geleng-geleng kepala melihat tingkah tuan muda dan istrinya ini. sudah seperti anak kecil.

Dan akhirnya Alqi yang mengalah. Rea boleh ke ruangannya dengan syarat Alqi yang mengantarkannya. Rea setuju.

Alqi mengantarkan Rea keruangan nya. Di ikuti Vino dari belakang. Sesampainya di depan pintu Vino yang membukakan pintu.

Betapa kagetnya mereka bertiga ketika pintu ruangan terbuka. terlihat seseorang di sana.

MIA!!!