Naren berjalan menuju rungan dengan wajah sedikit kusut. Naren merasa bersalah terhadap Kanaya dengan apa yang telah diucapkannya saat bertemu dengan Leo. Apalagi Kanaya sama sekali tidak mengirim pesan atau apapun sejak semalam setelah Naren dan Karena bertemu Leo. Mungkin bukan salah Kanaya tidak menghubungi Naren karena Kanaya bukan tipikal orang yang akan menghubungi orang lain jika tidak terlalu penting.
Naren juga merasa ragu ketika akan menghubungi Kanaya. Naren takut jika Kanaya tidak akan mengangkat teleponya dan tidak membalas pesan darinya. Naren menghempaskan tubuhnya dengan kasar dikursi kebesaranya. Sejenak Naren memejamkan mata mencoba menenangkan hati yang tengah dilanda gundah gulana. Belum ada satu minggu Naren tidak bertemu Kanaya rasanya sudah seperti satu bulan. Rindu. Kangen. Tapi Naren ragu mengutarakan nya. Naren tahu masa lalu masih menjadi penghalang besar bagi Naren untuk menjalin kembali hubungan dengan Kanaya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com