webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Teenager
Zu wenig Bewertungen
521 Chs

Anak Kay yang lain

"Ini anak kamu."

"Hah?!." Jay kaget. Mana mungkin dia punya anak dari wanita lain. Dia tak pernah tidur dengan wanita lain selain Tiara.

"Mba, kayanya mba salah orang.." Jay mengabaikannya dan pergi sambil menggaruk-garuk kepalanya. Wanita itu mengejarnya lagi namun satpam segera menghalaunya.

"Kay...ini anak kamu." Suara itu langsung menghentikan langkah Jay. Nama itu jelas dikenalnya. Itu Kembarannya.

"Kay?." Jay kembali melangkah kebelakang.

"Dari tadi di nyari bapak Kay pak.." Sang Satpam mulai berbicara. Jay menatap anak lelaki itu lagi. Jangan-jangan itu...anak Kay.

"Bilangin sama Kay, ini anaknya nyariin." Wanita itu terus meminta pengakuan.

"Mba ngomong apa sih? Kay ga punya anak selain Keyla."

"Dia punya anak laki-laki yang ga dia tahu." Wanita itu ngotot. Jay bingung. Kini dia meraih Handphonenya.

- Halo, kenapa? ada yang ketinggalan?.

- Aku masih di kantor, ini dibawah ada perempuan yang bawa anak Kay.

- Keyla? bukannya dia ada dirumah?.

- Bukan kak, perempuan lain.

- Siapa?.

"Siapa nama mba nya?."

"Sachi." Perempuan itu dengan jelas memberitahu namanya.

- Sachi kak.

- Sa.. Sachi?.

Ara terbata, jelas dia tahu wanita itu.

- Kakak kenal?.

- Ya udah ajak keatas, keruangan kakak sekarang.

- Iya kak..

Jay mengakhiri panggilannya.

"Ya udah pak biarin aja. Mba nya ikut saya aja ke atas." Jay membuat Sachi melepaskan genggaman sang satpam yang terus menahannya agar tak masuk. Kini Sachi berjalan disamping Jay dengan anaknya. Dia membawanya ke ruangan Ara. Chandra sempat menyapanya lagi sebelum akhirnya membukakan pintu untuk Jay dan Sachi. Disana sudah ada Ara menunggu dengan gelisah. Matanya benar-benar dibuat tak percaya dengan sosok yang dilihatnya sekarang. Ya..benar itu dia. Sachi. Wanita yang sempat bermasalah dengan Kay yang juga mantan dari mantan kekasihnya dulu.

"Duduk." Ara mempersilahkan tanpa sapaan apapun. Dia memandang kearah anak laki-laki yang Jay sebut sebagai anak Kay.

"Udah lama ga ketemu Ra.." Sachi sambil tersenyum sinis.

"Jadi sebenernya ada apa?."

"Perempuan ini bilang, anak ini anaknya Kay kak.." Jay menjelaskan.

"Kamu ga salah Sa?."

"Ini emang anaknya Kay."

"Kalian kan ga pernah ketemu dan udah lama banget aku ga denger Kay punya hubungan sama kamu."

"Anak aku udah ga bayi Ra, jelas ini perbuatan dia dulu."

"Dulu?, Kay ga senakal itu Sa.."

"Lupa sama insiden hotel itu."

"Adik aku dijebak sama kamu dan temen kamu itu."

"Ga peduli dijebak atau apa tapi ini hasil perbuatan dia."

"Kamu jangan ngarang ya. Hari itu dia cuman mabok doang."

"Apa dia ga cerita kalo aku sama dia saat itu lagi sama-sama.."

"Oke, aku tahu itu.." Ara segera menghentikan ucapan Sachi. Dia tak ingin mendengarkan kelanjutannya. Ara cukup geli mendengarnya.

"Pokoknya, hari ini aku pingin Kay tanggung jawab."

"Setelah selama ini dan kamu baru minta tanggung jawab sekarang?."

"Aku punya alasan Ra. Aku pingin ketemu sama Kay."

"Jangan rusak rumah tangga orang deh Sa.."

"Rumah tangga? kamu sendiri apa dulu? kamu ambil David dari aku."

"Ambil? aku ga pernah rebut dia dari kamu. Dia yang kejar aku, tolong ya garis bawahi." Ara kesal sementara Jay celingak-celinguk bingung dengan pembicaraan dua wanita dihadapannya.

"Aku bakalan temuin Kay."

"Oke sabar. Aku bakalan urus soal ini."

"Aku pingin Kay yang urus."

"Oke-oke. Aku bakalan kasih tahu Kay, aku bakalan atur pertemuan kalian tapi ga sekarang."

"Kenapa?kalian takut orang-orang tahu kalo anak pewaris SC hamilin anak orang?."

"Ga sedikitpun."

"Kalo gitu suruh Kay datang sekarang!."

"Enak aja, kamu datang tiba-tiba sekarang minta ini itu. Aku udah ngomong pake cara baik-baik. Sekarang pilihannya tinggal dua. Kamu tinggalin nomer kamu disini dan aku bakalan atur pertemuan kalian atau kamu pergi darisini tanpa apapun."

"Oke aku bakalan pergi darisini, aku tahu dimana rumah Kay." Sachi langsung berdiri dan menggandeng lagi tangan anaknya. Ara membiarkannya karena kesal. Dia gelisah sekarang.

"Kay dimana?."

"Di rumah ada lagi nginep sama Ran, sama Keyla."

"Bilang jangan pulang.."

"Tapi kak, hari ini rencananya mereka mau pulang."

"Ya udah kakak ikut kamu pulang."

"Aku jemput Tiara dulu dirumahnya."

"Kakak ikut." Ara langsung membereskan barang-barangnya.

"Duh.. ada-ada aja, kalo Daddy sampe tahu gimana." Ara bingung. Dia masih belum percaya jika anak yang dibawa Sachi anaknya. Kejadian itukan sudah berlangsung lama jadi kenapa baru sekarang?. Itu alasan Ara yang tak mempercayai perkataan Sachi tadi.

***

"Ayo cerita kenapa?." Jesica benar-benar ingin tahu yang terjadi sampai membawa Ara datang sendiri.

"Mommy sama Daddy jangan kaget..."

"Kenapa sih?."

"Ada Sachi ke kantor tadi, dia..dia ngaku punya anak dari Kay."

"Apa!!." Kenan, Jesica, dan Kay secara bersamaan.

"Anak laki-laki. Dia bilang mau minta pertanggungjawaban Kay."

"Gila kamu Kay."

"Dad..dad..aku ga pernah ketemu dia lagi dad.." Kay mencoba menjelaskan.

"Terus kenapa bisa begitu, ga mikir kamu?."

"Dad..Sachi bilang itu gara-gara insiden dulu yang di hotel itu. Anaknya juga udah gede kok dad." Ara semakin membuat Kenan menganga begitu tahu anaknya sudah besar sementara Jesica tak hanya terpaku diam mencoba memahami situasi yang terjadi.

"Tapikan Kay ga pernah kedapetan lagi gitu dan kenapa baru sekarang dia ngaku punya anak dari Kay."

"Katanya dia punya alasan, dia bakalan kerumah kamu Kay."

"Dad, mom, aku berani sumpah aku ga ngelakuin apapun waktu itu. Aku cuman..."

"Cuman apa?."

"Aku nyentuh dia dad tapi cuman sentuhan biasa aja, kaya pegang pinggangnya, itu pun disuruh dia dan aku ga sadar, ini bukan sentuhan fisik yang lain-lain. Waktu itu Daddy nanya sama aku kan?. Aku udah bilang yang sejujur-jujurnya.." Kay panik sekarang. Dia mencoba mengingat-ingat kejadian 6 tahun lalu itu. Apa benar dia melakukanya?. Tidak mungkin.

"Kacau nih urusan kalau Ran tahu.."

"Aku denger semuanya." Suara Ran di dekat tangga membuat semua menoleh kearahnya. Dia sekarang berlari lagi menuju kamarnya. Kay tentu tak tinggal diam. Dia segera ikut berlari menyusul Ran. Kenan kini berdiri lalu mundar-mandir di depan Jesica dan Ara. Tangannya dia simpan dikepala.

"Tadi kakak bilang dia mau kerumah Kay?."

"Iya dad, tadinya dia ngotot nyuruh Kay datang ke kantor tapi aku tahan dulu. Aku belum percaya dad.."

"Mau ga mau kita harus temuin Mas."

"Kita harus tahan Ran, kalo Arbi tahu udah deh ga tau Daddy mau nyelesain yang mana."

"Lagian tuh bapak-bapak ya sama Kay masih gitu aja. Kalo mau jujur-jujuran ya anaknya juga pasti ada kekurangan tapi kita ga pernah masalahin." Jesica mendadak kesal membayangkan reaksi Arbi.

"Sabar sayang..."

"Aku ya kalo bukan karena Kay gitu ga rela aku nikahin dia, punya mertua kaya gitu, kasian anak aku."

"Hus ga boleh ngomong gitu, kalo Ran denger gimana?, udah-udah daripada melebar kemana-mana Mas cari jalan keluarnya. Satu-satu dulu sayang.." Kenan menenangkan."

"Udah mom...tenang, nanti aku cari tahu soal Sachi." Ara mencoba menenangkan.

***To Be Continue