di salah satu kamar hotel,
maya benar-benar terlihat sangat berantakan,
ia di lumuri oleh cairan putih kental yang membuat dirinya sangat menyedihkan,
tubuhnya yang lemah tidak bisa lagi di gerakkan sedikit pun karena sangat kesakitan
banyak memar ada tubuhnya berkat penyiksaan kazami yang sangat keras,
dari bokongnya yang kecil juga, disana mengeluarkan banyak darah yang membuat maya merintih kesakitan,
ini karena kazami yang tetap memaksa untuk masuk ke area terlarang nya,
maya sudah pingsan beberapa kali,
jika bukan karena kazami yang dalam suasana hati yang baik,
maya pasti akan merasakan bagaimana sakitnya apa yang di alami gadis malang itu,
dan alasan semua ini terjadi di sebabkan oleh kazami yang masih menyimpan dendam terhadap keita,
berani mengumpulkan harem di dalam agensinya sama saja dengan meludah tepat di wajahnya,
terlebih saat ia mencoba menahan diri dari gadis-gadis bakatnya, ternyata pria itu berani bermain di belakangnya,
ini membuat kazami sangat marah, terlebih ia juga sangat marah kepada pastel palettes yang tergoda dengannya,
karena itulah , kapanpun ia melihat pastel palettes, kemarahannya pasti akan memuncak,
sayangnya, seberapa besar pun kemarahannya, ia pasti takkan bisa melakukan apapun terhadap pastel falettes,
karena mereka adalah gadis-gadis yang di sukai katua agensi lama,
ayah sangat menyukai mereka dan bahkan menganggap mereka sebagi putri nya sendiri,
jadi akan sangat bodah jika kazami menunjukkan kebenciannya di depan umum,
namun kebencian ini takkan pernah bisa di hilangkan, kazami adalah seorang yang pendendam,
sehingga ia mulai membuat skema untuk menjatuhkan pastel palettes,
dan semua itu berhasil,
hasil akhirnya maya datang kepadanya untuk memohon atas nama pastel palettes,
kazami tahu ia tidak bisa berbuat terlalu jauh terhadap pastel palettes, sehingga ia pun berhenti mengganggu dan berakting menjadi kakak yang sangat baik bagi mereka,
maya yang tidak tahu sifat asli kazami menyerahkan dirinya,
dan yang menantinya selanjutnya hanyalah siksaan neraka kejam yang memutar balikkan realitas sehingga menjadikan kazami sosok yang penuh cinta di hadapannya,
semakin banyak kazami menyiksanya maka semakin banyak pula rasa cintanya,
maya telah tenggelam dalam neraka ilusi yang penuh dengan cinta,
kazami sedikit menunduk dan menyentuh pipi maya,
merasakan sentuhan lembut di wajahnya,
dengan berat maya membuka matanya dan melihat kazami yang sudah berpakaian rapi dengan senyum bahagia,
kazami juga trersenyum memandang hasil seni nya ini,
kazami : perlahan pastel palettes telah bangkit kembali karena aku berbaik hati padamu,
maya menggangguk lemah, namun tiba-tiba,
kazami langsung menarik rambut maya hingga ia merintih kesakitan,
kazami : namun, jika semua ini terulang kembali,
kazami langsung menekan kepala maya di kasur dengan keras,
maya menegang, kekerasaan ini bukan sesuatu yang bisa ia tanggung,
kekuatan orang dewasa ini benar-benar akan menghancurkannya,
perlahan kazami mendekatkan wajahnya dan berbisik,
kazami : AKU SENDIRI YANG PASTI AKAN MENGHANCURKAN KALIAN.
......[ I AM A VILLAIN ].......
SUNGGUH SAYA SANGAT KESULITAN MENCARI PENUTUP UNTUK ARC INI,
ada yang memiliki ide?
bagaimana caranya arc ini berakhir dengan sedikit DRAMATIS.